10

121 13 1
                                    

Setelah mengantarkan Chika, Vion langsung bergegas menuju apartemen Aran untuk membahas soal berita yang beredar tentang dirinya dan gengnya.

"Kak Vion." teriak seorang anak lelaki yang baru saja datang dengan motor besarnya.

Vion melambai tangan padanya dan ia pun menghampiri Vion.

"Lo baru dateng?" lelaki itu mengangguk.

"Kakak abis nganterin Chika?" tanyanya, Vion hanya mengangguk.

"Masuk Lan, ada yang mau gua omongin sama lo dan Aran."

Ollan, lelaki itu mengerutkan keningnya.

"Ngomongin apa nih? Kayaknya serius banget." ucapnya.

"Ada pokoknya, btw teman-teman lo yang lain mana?"

"Mereka nyusul katanya kak, lagi pada beli makanan dulu." Vion hanya beroh ria, kemudian mereka pun masuk kedalam apartemen itu.

"Aran suka balik kesini ya kak? Gede banget apart nya." ucap Ollan.

"Apart ini punya dia hadiah dari kakek karena dia banyak nyumbang piala disekolah." Ollah membulatkan matanya.

"M-maksudnya apart gede ini punya Aran?" Vion mengangguk.

"Buset dah, pantes aja nama apart nya Arkha apartemen berarti itu Aran khaulah ya kak?" Vion kembali mengangguk.

Vion memasukkan kartu cadangan miliknya dan dengan otomatis pintu salah satu kamar apartemen terbuka menampilkan kamar yang sudah berantakan.

"Udah gua duga anaknya langsung berantakin apartemen." gumam Vion sambil menggeleng.

Vion dan Ollan pun masuk mencari keberadaan Aran.

"Ran!! Aran khaulah!!" Panggil Vion dengan nada yang cukup membentak.

Aran muncul dari Arah dapur dengan wajah yang cukup segar sambil membawa piring berisi spaghetti.

"Apa sih teriak-teriak bukannya ngucapin salam lo dateng-dateng." ucapnya kesal.

"Kok lo bersih? Sedangkan ni kamar apartemen berantakan banyak barang-barang dibawah lagi." ucap Ollan.

"Oh itu bekas tadi, gua males beresinnya jadi gua mandi aja terus gua masak." jelas Aran.

Ini lah yang Vion suka dari adiknya, saat Aran sudah emosi yang ia lakukan selain merokok adalah mandi lalu kemudian makan.

"Yauda lo makan dulu biar gua yang beresin." ucap Vion, Aran mengangguk dan duduk di meja makan.

Vion dan Ollan membereskan barang-barang yang berserakan bekas Aran. Ada pencukur rambut, lampu tidur, baju sekolah, tas, sepatu, gesper dan botol-botol minuman.

"Jorok banget lo, Ran." ucap Ollan, Aran hanya menggidikkan bahunya acuh.

***

Aran sudah selesai makan dari tadi dan kini ia sedang duduk didepan Vion, disampingnya ada Ollan, Oniel, Flora, dan Gita.

"Gini, gua liat ada nama geng lo termasuk nama lo di koran dan kalian masuk orang dalam pencarian karena kalian diduga biang kerok tawuran." jelas Vion.

Aran, Oniel, Ollan dan Flora terkejut dengan apa yang Vion katakan. Pasalnya mereka berempat tak pernah mengikuti tawuran antar sekolah.

"Sorry nih kak gua izin nyanggah, kita berempat emang bandel tapi kita ga pernah ikut begituan, kalau gua ikut begituan nanti dimarahin bunda." ucap Flora.

"Betul, bisa-bisa gua digantung sama emak gua kak kalau ikut tawuran." lanjut Ollan.

"Gua bersumpah kak ga pernah ikut tawuran, beberapa hari lalu emang ada berita kalau ada salah satu sekolah tawuran, kita juga diajakin buat join sama mereka tapi gua tolak karena kita masih menjaga nama baik sekolah dan mami papi termasuk lo." jelas Aran.

Friendzone (?) [VIKUY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang