Hari ini ulang tahun Mira, Vion sudah siap dengan baju semi formalnya, buket bunga dan hampers yang ia beli kemarin.
Vion menghembuskan nafasnya. "Bismillah ya allah semoga malam ini lacar amin." gumamnya.
Vion keluar dari kamarnya dan menuju lobi hotel.
"Tuan mau saya antar ke cafenya?" tanya seorang supir umum hotel yang biasa mengantarkan keluarga Mahendra atau tamu yang lain.
Vion menggeleng seraya tersenyum tipis. "Ga usah pak, saya sendiri aja. Ohiya saya pinjam mobilnya boleh?" bapak itu mengangguk dan memberikan kunci salah satu mobil milik keluarga Mahendra.
"Itu mobil milik keluarga tuan jadi tuan tidak perlu memakai mobil umum dari hotel takutnya kotor dan bau." Vion mengangguk.
"Makasih ya pak, yauda saya permisi dulu." Vion berjalan menuju mobilnya.
Seharian ini tidak ada notifikasi chat atau telpon dari Chika, jujur ia sangat merindukan gadis itu padahal baru dua hari disini.
Mobil Vion meninggalkan hotel menuju sebuah cafe yang diketahui sudah dipesan oleh Mira.
Jangan salah dimana-mana ada bodyguard Vion yang selalu siap memberikan informasi mengenai Mira ataupun Chika. Bahkan ia mengetahui informasi cafe yang dipesan oleh Mira dan pacar barunya itu dari bodyguardnya.
Vion sengaja saat beberapa bulan ke Jawa Timur mengirim anak buahnya ke Jawa Timur untuk mengawasi Mira, semua foto, berita, keseharian Mira didapat dari anak buahnya yang diam-diam mengikuti, bahkan ia sengaja menyewa salah satu mahasiswa untuk menjadi mata-mata Mira. Bukan Vion jahat tapi ia hanya ingin tahu apa saja yang dilakukan Mira ketika jauh dengannya.
"Malam tuan, ruangannya sudah disiapkan dan target sekitar 10 menit lagi sampai disini." Vion mengangguk dan mengikuti pelayan itu menuju ruangan khusus.
"Tolong awasi terus ya, bayarannya akan saya naikkan tiga kali lipat." pelayan itu mengangguk dan pamit meninggalkan Vion yang kini menatap layar monitor.
Seisi cafe sudah dipasang camera cctv untuk memantau Mira dan pacar barunya. Ia juga sudah bekerja sama dengan manager cafe, para pelayan sampai satpam dan mereka semua setuju.
"Ohh dia yang udah berani rebut kamu dari aku, Mir?" gumamnya.
Vion ini bukan orang sembarangan ia mampu membuat pacar baru Mira bertekuk lutut didepannya bahkan kehilangan segalanya, tetapi Vion tidak sejahat itu ia masih punya hati nurani dan ia ingin melihat Mira bahagia walau bukan dengannya.
Mira sudah masuk kedalam cafe dengan pacar barunya bernama Gery. Keduanya terlihat serasi dengan warna baju yang serasi juga.
"Selamat malam nona, tuan silahkan duduk di tempat yang sudah disediakan." ucap salah satu pelayan mengantarkan mereka berdua untuk duduk di kursi yang sudah dipesan.
"Ditunggu dulu ya, sambil menunggu hidangannya nona dan tuan bisa menikmati persembahan spesial dari kami." ucapnya lagi kemudian ia meninggalkan Mira dan Gery.
"Makasih ya sayang udah ngajak aku dinner malam ini, anw happy birthday cantik semoga tuhan selalu menyertai ya, doa-doa baik dari aku selalu mengiringi kamu." ucap Gery, Mira tersenyum.
Tak ia sangka Gery berdiri kemudian berlutut dihadapannya sambil mencondongkan sebuah kotak cincin berwarna merah bludru.
"Mau kah kamu jadi teman hidup aku selamanya, Mira?" Mira menutup mulutnya tak percaya.
Selama ini ia menjalin hubungan dengan Gery hanya untuk mengusir rasa bosan karena ldr dengan Vion tetapi ini sangat diluar dugaan.
Dari arah belakang muncullah Vion membawa hampers dan buketnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (?) [VIKUY]
Teen FictionKisah tiga manusia yang terjebak cinta segitiga. "maaf, aku ga bisa apa-apa." "pergilah, dia rumahmu yang sebenarnya."