Keduanya sudah sampai ditempat yang dituju, Chika juga sudah bangun tapi ia masih didalam mobil sedangkan Vion sudah keluar untuk menggelar kain.
Tempat yang cocok untuk keduanya menghabiskan waktu seharian ini.
"Sini Chik, duduk disini aja." ucap Vion yang sudah selesai menyiapkan kursi lipat untuk Chika.
Chika pun duduk diikuti oleh Vion.
Vion mengeluarkan sebatang rokok dari saku bajunya dan mulai menghisapnya.
"Ngerokok lagi?" Vion tersenyum dan sedikit mengangkat alisnya.
"Kapan mau berhentinya kak? Mana janji kakak buat berhenti ngerokok? Kakak ingkar janji lagi? Kakak kan tau aku kurang suka cowo perokok."
Vion masih menikmati rokoknya, ia tidak peduli dengan Chika yang melontarkan pertanyaan-pertanyaan.
"Kalau kakak sakit gimana? Nanti paru-parunya item kak."
"Ini yang aku Chika, jangan jauhin aku dari apa yang sudah menjadi kesukaanku." ucap Vion.
"Tapi kan itu-"
"Jangan peduliin aku Chik, aku gapapa kok." Chika menggeleng.
"Gapapa tuh sekarang nanti kenapa-kenapa tuh pasti."
"Udah lah ga usah urusin aku."
"Gimana persiapan buat tunangan kamu?" tanya Vion.
"Hampir selesai." Vion mengangguk.
Tatapannya lurus, rokoknya masih terus ia hisap dengan penuh kenikmatan.
"minggu depan banget ya Chik?" Chika menoleh.
Ia tahu Vion belum bisa menerima ini.
"Maaf kak, aku ga bisa apa-apa sekarang." Vion tersenyum kecut.
"Dia rumah kamu yang baru ya, baik-baik sama dia ya."
Vion dengan sekuat tenaga menahan dirinya agar tidak menangis walaupun dadanya terasa sesak.
"Kakak bakal datang kan nanti?"
"Aku usahain."
Hening, hanya ada angin dan kicauan burung saja.
Chika mengambil snack yang disediakan oleh Vion.
Rambut keduanya dengan sopan tertiup angin. Hari ini cukup terik dan tak sia-sia Vion memakai kacamata hitamnya.
"Kak Vion ga bakal pergi kan setelah aku sama Aran tunangan?"
Vion diam, ia bingung harus menjelaskan darimana.
"Kok diem?" tanya Chika lagi.
"Aku ga janji buat terus ketemu kalian dan tinggal satu rumah sama kalian nantinya, apalagi kita bakal terus ketemu Chik, dengan kamu yang bakal jadi adik ipar aku." jelas Vion.
Ia tidak siap dengan kenyataan yang akan dihadapinya nanti.
"Aku ditawarin buat kuliah di UK, banyak pertimbangan yang harus aku pikirin dan bikin aku bimbang. Tapi aku punya teman-teman yang selalu dukung aku, akhirnya aku berani ambil langkah ini."
"Setelah kamu dan Aran tunangan, aku langsung terbang ke UK buat lanjutin kuliah dan hidup aku disana. Sebenarnya aku juga ga pindah kampus tapi pertukaran antar daerah dan aku terima semata-mata buat lupain kamu, Chik."
"Dan aku harap setelah di UK nanti, hidupku lebih baik dari sekarang. Bahkan aku bermimpi kalau aku ke UK ga sendiri tapi sama kamu."
"Tapi gapapa, mimpiku bisa aku kubur kok. Aku bakal lanjutin pendidikan disana, aku juga rencana akan menetap disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (?) [VIKUY]
Teen FictionKisah tiga manusia yang terjebak cinta segitiga. "maaf, aku ga bisa apa-apa." "pergilah, dia rumahmu yang sebenarnya."