6

126 14 1
                                    

Hari ini Chika disibukkan dengan pendataan nama-nama panitia untuk seminar yang akan diadakan oleh Vion 3 hari lagi, bukan hanya itu ia juga disibukkan dengan persiapan stage, konsep, dan lain sebagainya. Meskipun Vion hanya meminta data panitia tapi ia juga harus ada tanggung jawab untuk membantu Vion menyiapkan acara.

"Ini siapa lagi, Chik?" tanya Amanda yang baru saja datang sambil memperlihatkan nama-nama panitia.

Chika pun mengecek nama-nama panitia, namun saat ia fokus mengecek kertas itu seorang anak lelaki datang menghampirinya.

"Hai kak Chika, hai kak Amanda lagi pada nyari panitia buat acara seminarnya Vion ya?" tanya Aran dengan gaya tengilnya.

"Hai, Ran. Iya nih kita masih kurang dua orang lagi buat jadi panitia acara." jawab Amanda, ingin sekali rasana Chika mengutuk Amanda karena bilang seperti itu.

"Aran boleh masuk ga? Soalnya Aran gabut kalau diem doang." ucapnya sambil memainkan kedua alisnya dan tersenyum menggoda Chika.

"Boleh, Ran tapi lo dibagian peralatan ya biar agak banyakan cowonya." kata Amanda.

"Peralatan ngapain aja?" tanya Aran.

"Ngangkutin sound system, dekor aula, nyapu, rapihin kursi." ucap Chika, Aran mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

"Sebenernya ga mau sih tapi gapapa lah demi ibu ketos akan Aran lakukan sepenuh hati." ucap Aran, Chika memutar bola matanya malas dan memerintahkan Amanda untuk menulis nama Aran di bagian peralatan.

"Mulai gawenya kapan kak?"

"Besok paling ya h-2 udah harus siap semuanya." ucap Amanda, Aran mengangguk.

"Ini kalian udah kan?" tanya Aran.

Amanda menggeleng. "Tinggal satu lagi, Ran."

"Masukin si Ollan aja biar dia ada kerjaan." Amanda mengangguk lalu menuliskan nama Ollan di bawah nama Aran.

"Udah?" Amanda kembali mengangguk. "Kak Chika udah makan belum? Kalau belum mau ga makan sama Aa Aran?" ajak Aran.

"Nah kebetulan Ran, Chika belum sempet makan dari tadi cuman ngurusin panitia nih sama konsepan acara." lagi Chika ingin sekali Amanda dikutuk menjadi batu agar bisa diam.

"Kebetulan banget ya, yauda ayo kita makan bareng aja." ajak Aran.

"Kalian aja deh berdua, gua masih ada urusan. Makan ya Chika, duluan Ran." pamit Amanda meninggalkan Chika dan Aran berdua dilorong.

Kini Aran dapat memandang Chika dengan leluasa walaupun Chika merasa risih makanya ia hanya menunduk dan melihat ponselnya.

"Kak Chika ayo makan bareng Aa." ajak Aran, Chika hanya berdehem sambil terus menatap ponselnya.

"Yaela ngedehem doang, ayo atuh kak Chika." ajak Aran lagi.

Hening diantara keduanya setelah ajakan Aran yang kedua tidak mendapat jawaban, anak rambut Chika jatuh menghalangi wajahnya ketika Aran dengan antengnya memandang Chika.

Karena merasa terganggu dengan anak rambut Chika itu Aran berinisiatif membenarkannya, jantungnya berdegub kencang, baru kali ini ia gugup didepan wanita. Berhasil. Aran berhasil membenarkan rambut Chika.

Sedangkan Chika, ia merasa sedikit terkejut dengan perlakuan manis Aran, ia mendongak dan keduanya bertatapan. Gemuruh didalam hati Aran membuatnya semakin jatuh hati ketika menatap mata indah milik Chika yang berwarna coklat.

Berbeda dengan Chika, ia tetap melihat sosok Vion didalam diri Aran. Tatapan lekat dari Aran tak jauh berbeda dengan Vion.

Drrtt!! Drrtt!!

Friendzone (?) [VIKUY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang