8

110 12 0
                                    

H-2 seminar seni dan kreatifitas yang akan diadakan oleh Vion, panitia yang terlibat kini disibukkan dengan persiapan seminar, Chika sengaja mengizinkan mereka untuk tidak ikut pelajaran sampai hari h.

"Ini buat dekorasi ada yang kurang ga, Chik?" tanya Fiony yang sudah menyimpan tas berisi belanjaan dekorasi stage.

Chika jongkok untuk mengeluarkan barang-barang didalam tas.

"Kayaknya ga ada deh kalau kurang mah gampang nanti belanja lagi aja." Fiony mengangguk.

Dari arah luar Aran, Ervan, Ollan, Bagas, dan Robi mengangkut beberapa kursi dan meja untuk peserta dan pemateri.

"Ini sebelumnya nanti di sapu sama di pel ya biar keliatan nyaman." ucap Chika, mereka berlima pun mengangguk.

"Btw ini nanti yang duduk mau sesuai kelas atau bebas aja?" tanya Aran sambil menaruh kursi.

"Enaknya gimana Fi? Man? Menurut kalian?" tanya Chika.

"Mending menurut kelas aja ga sih? Nanti ada yang ngatur duduknya didepan atau patokan deh, misal buat kelas 10 patokannya Aran, kelas 11 patokannya Ervan dan kelas 12 patokannya Bagas." usul Amanda.

"Boleh juga berarti nanti harus ada yang stay ya buat jadi patokan kelas." jelas Chika, Aran mengangguk dan kembali mengangkat kursi lainnya dari luar.

"Tumben banget si Aran ga gangguin lo, biasanya dia gangguin lo mulu." ucap Amanda sambil memandang Aran.

"Gapapa sih biar aku fokus juga nyiapin acara." ucap Chika.

"Eh Fio semalem nyampe rumah jam berapa?" tanya Chika.

"Sekitar jam setengah 10, Chik. Kalau kamu jam berapa?" tanya Fiony balik.

"Ga tau sih soalnya pas aku bangun tadi pagi udah ada di kasur, terus kata mami kak Vion yang gendong aku." ucap Chika.

"Diliat-liat lo itu cocok sama kak Vion di bandingkan Aran, Chik. Kak Vion tuh lebih dewasa dan pastinya bakal lebih ngertiin lo ya walaupun dia super duper sibuk." ucap Amanda, Chika hanya tersenyum simpul sambil menggeleng.

"Tapi emang bener sih, apalagi semalem kalian yang dominan sama rapat, cocok banget pokoknya aku bakal dukung kalian." sambung Fiony dan diangguki oleh Amanda.

"Ngomongin apa sih asik banget kayaknya nih ibu-ibu." ucap Marsha yang baru saja datang dengan tas belanjaan.

"Nih ngomongin Chika sama kak Vion." ucap Fiony.

"Kak Vion yang demisioner itu? Kakaknya si Aran badboy?" mereka bertiga mengangguk.

"Btw dia ganteng banget ga sih, gua aja terpanah banget kayak wibawanya dapet banget gitu, umuran segitu tuh kayak masih muda banget ga sih terus kan biasanya banyak nongkrong sana-sini eh ini dia udah punya wibawa mana jadi presma lagi." ucap Marsha dengan antusias, Chika yang mendengar pujian Marsha yang berlebihan mengenai Vion agak risih.

Amanda dan Fiony kompak saling menatap Chika. "Ada yang panas nih." ucap Amanda sambil terkekeh.

"Apa sih kalian, udah yuk lanjut kerja lagi." ucap Chika langsung memindahkan dekorasi ke dekat stage.

"Chika suka sama kak Vion ya?" tanya Marsha, Fiony dan Amanda hanya menggidikkan bahunya.

"Tapi emang dua-duanya cocok sih gua liat-liat, padahal maksud gua ngomong gitu bukan berarti gua suka sama kak Vion, cuman memuji sosoknya aja lagian gua juga ada crush." jelas Marsha.

"Iya deh yang punya crush, ayo ah bantuin bu ketos keburu bantengnya keluar nanti kena amuk lagi." ucap Amanda kemudian langsung membantu Chika diikuti Fiony dan Marsha.

Friendzone (?) [VIKUY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang