15

108 18 2
                                    

Hari ini dimana Vion menikmati hari liburnya untuk lima hari kedepan dan hari ini juga ia akan pergi ke Jawa Timur menemui Mira kekasihnya.

"Mau gua temenin ga kak kesananya?" tanya Aran dari ambang pintu kamar Vion, Vion meliriknya sebentar lalu kemudian menggeleng.

"Kalau ada apa-apa kasih tau kita disini ya jangan sampai lo kenapa-kenapa di kota orang." Vion mengangguk.

Sebenarnya jadwal keberangkatannya menuju Jawa Timur nanti sore sekitar pukul 5, tapi ia sudah banyak sekali menerima ocehan dari adik bungsunya itu dari kemarin malam.

"Lo jangan lupa makan disana, makan nasi bukan ngudud mulu kerjaannya, awas lo kalau minum tanpa sepengetahuan gua." ancam Aran.

"Apa dah lagian nih ya kalau gua minum juga wajar orang gua udah umur 20 tahun kok." sanggah Vion.

Aran masuk kedalam kamar Vion dan duduk dipinggiran kasur milik Vion.

"Halah gua tau alasan lo kesana cuman nau nyari penyakit kan abis itu lo bisa minum, ngerokok, balik subuh, sama kayak kegiatan lo yang dulu." ucap Aran.

"Lo udah tau sendiri gua gimana jadi ga usah gua perjelas." Vion terkekeh.

"Napa sih lo demen banget nyari penyakit kak?" Vion menggeleng. "Ga usah geleng-geleng doang anjir ini bukan olahraga."

Vion menghentikan aktivitasnya yang sedang packing barang-barang kemudian duduk dibawah Aran.

"Dengerin gua ya Zahran Khaulah, gua kesana mau surprise-in Mira sekalian ngobrol kejelasan hubungan kita berdua, jangan ujug-ujug dia jalan sama yang lain dan gua juga jalan sama yang lain sedangkan kita masih terikat hubungan gitu loh."

"Ya gua juga tau Vion Fadrin, tapi kan pasti setelah itu lo bakal jadi Vion yang dulu."

Vion tersenyum tipis. "Ga tau sih soal itu gua ga jamin kalau Vion yang dulu ga akan balik."

"Kan pasti bakal balik ini mah." Vion menggidikkan bahunya.

"Dah dah mending lo lanjutin beresin baju-baju gua, gua mau keluar dulu nanti gua beliin martabak dah buat lo." ucap Vion.

"Dih kampret lo, sok sedih taunya mau nyuruh gua packing sialan."

"Udah sih nurut aja sama abang, nanti beneran gua beliin martabak, liquid baru sama kopi." Arab tersenyum senang.

"Beneran ya?" Vion mengangguk, dengan cepat Aran pun langsung membereskan barang-barang Vion.

"Kayak gituan aja cepet lo, yauda gua tinggal dulu." Aran mengangguk dan Vion pun bergegas keluar kamarnya.

***
Vion berada didepan rumah Chika, tanpa sepengetahuan Chika ia datang kesini hanya untuk pamit dan melihat gadisnya.

"Permisi pak." ucap Vion didekat pos satpam rumah Chika.

"Eh mas temannya non Chika ya? Masuk mas." satpam itupun membukakan pintu untuk Vion, Vion tersenyum kemudian masuk.

"Chika nya ada pak?" satpam tersebut mengangguk.

"Ada mas, baru banget beres nyiram tanaman."

"Ohh yauda saya izin masuk ya pak." satpam itu mengangguk mempersilakan Vion masuk.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi." sedikit berteriak.

Cklek!

"Eh kak Vion, masuk kak." ucap Chika yang kebetulan membukakan pintu untuk Vion.

"Tante Aya ada?" Chika menggeleng.

Friendzone (?) [VIKUY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang