20

126 11 0
                                    

Sorry yaa agak gaje wkwk
Semoga suka gaess!!!






































"Sini duduk dekat saya, saya butuh kamu." ucap Vion menggeser tubuhnya perlahan agar Chika dapat duduk disebelahnya.

"Gak kesempitan?" Vion menggeleng.

Chika pun duduk dan ntah pergerakan dari mana tangan Vion menggenggam tangannya.

"Jangan salah paham soal Vany ya, dia cuman teman kampus saya yang lagi praktek dirumah sakit ini." jelas Vion.

Ia tahu Chika sedang cemburu makanya dari tadi Chika hanya diam dan menundukkan kepalanya.

"Kok Vany? Padahal aku gapapa kakak deket sama dia, mau lebih pun ya gapapa soalnya aku kan bukan siapa-siapa kakak  ga ada hak juga aku ngelarang kakak." Vion tersenyum.

"Kamu memang bukan siapa-siapa saya tapi kamu punya saya." ucapnya, Chika sedikit kaget dengan pernyataan Vion.

"Kita ga usah pacaran cukup gini aja karena saya juga ga mau ngerusak hubungan saya sama Aran." sambung Vion, Chika menatap mata Vion.

Tak ada kebohongan disana, Chika yakin Vion ini adalah seorang lelaki yang sangat tulus tapi sayang ketulusannya dihancurkan oleh seorang wanita.

"K-kakak suka sama aku?" Vion mengangguk kecil.

"Tapi saya ga mau lebih, cukup gini ya. Saya ga tau kedepannya gimana, siapa tau yang jadi jodoh kamu itu Aran kan." Chika menundukkan kepalanya padahal ia inginnya Vion yang menjadi jodohnya.

"Saya beri kamu kebebasan untuk dekat dengan Aran, hanya Aran bukan yang lain. Yakinkan hati kamu akan berlabuh di Aran atau saya."

Benar juga. Chika harus meyakinkan hatinya, siapa tau hatinya saat ini hanya sementara saja pada Vion.

"Kakak gapapa?" Vion menggeleng pelan.

"Kita sama-sama saling meyakinkan dengan cara yang berbeda ya." Chika mengangguk.

"Yauda kamu keluar gih, saya yakin Aran udah nungguin diluar." Chika kembali mengangguk.

"Aku keluar dulu ya." dibalas anggukan oleh Vion.

Chika pun keluar dari kamar Vion dan benar saja Aran sedang duduk dibangku lorong rumah sakit sambil mendengarkan lagu.

***

Kantin rumah sakit

"Btw lo sama Zee kok bisa deket sih, Sha?" tanya Ollan yang duduk didekat Flora.

"Loh kan kita sama-sama OSIS jadi wajar kalau kita deket." jawab Zee.

"Nyamber aja lo Zidan, gua kan nanya Marsha bukan lo." ucap Ollan, Zee memutar bola matanya malas.

"Pertanyaan lo itu mau gua atau Marsha yang jawab bakal sama kok." ucap Zee tak mau kalah.

Ollan menjulurkan lidahnya meledek Zee. Ntah kenapa ia senang sekali bila memancing amarah seorang Zidan Ashafa.

"Ollan mending diem deh, Zee kamu daripada ribut mulu sama Ollan mending makan aja." ucap Marsha memberikan makanan pada Zee.

Zee mengangguk patuh dan mulai memakan makanan yang diberikan calon pacarnya itu.

"Sorry guys kita telat." ucap Aran yang baru saja datang dengan Chika.

Chika langsung duduk didekat Marsha. Sedangkan Aran duduk didekat Zee.

"Ran, temen-temennya kak Vion udah dikasih tau?" Aran mengangguk.

"Katanya mereka kesini agak sorean soalnya kan masih kuliah." Flora hanya mengangguk.

Friendzone (?) [VIKUY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang