Backsound :
Tepat pukul 8 pagi Vion sudah berada didepan rumah Indira sesuai janjinya tadi malam.
Dan ia kini sedang menunggu Indira keluar dari rumahnya. Untung saja sebelumnya Vion meminta kontak Indira pada Kevin.
Tok! Tok!
Merasa ada yang mengetuk kaca mobilnya, Vion langsung membukakan pintu untuk Indira.
"Kakak udah lama nunggu?" Vion menggeleng.
"Pake seatbelt nya, Dir." Indira mengangguk patuh.
Vion mulai melajukan mobilnya menuju tempat Indira bekerja.
Pagi ini musik menemani perjalanan keduanya menuju sebuah mall.
"Makasih ya kak udah jemput." Vion tersenyum.
"Saya pamit ya." Indira mengangguk.
Tak banyak basa-basi Vion pun mulai pergi meninggalkan halaman mall karena harus cepat-cepat ke Jakarta.
"Chika apa kabar ya, udah lama ga ketemu." gumamnya.
***
Chika baru saja selesai kelas dan ia langsung keluar menghampiri Aran yang sudah menunggunya.
"Lama ya?" tanya Chika, Aran menggeleng.
"Kantin yuk, laper aku." Chika mengangguk.
Mereka berjalan bersama menuju kantin dengan tangan yang saling menggenggam.
"Kamu mau pesen apa?" Chika terlihat berpikir sejenak.
"Samain aja sama kamu." Aran mengangguk dan mulai memesan makanan.
Keduanya saling berbagi cerita sambil menunggu makanan datang.
Eh itu demisioner kan?
Ganteng banget astaga
Omg!! kak Vion
Astagaa kayak anak kembar
Begitulah bisikan-bisikan dari murid-murid yang ada di kantin ketika melihat dua pria berpakaian rapih berjalan untuk memesan makanan.
Chika dan Aran yang mendengar bisikan itu seketika langsung menoleh ke belakang.
"Kak Vion." gumam Chika.
Sementara itu Vion dan Vito kini duduk di bangku paling pojok.
"Katanya lo ke Jakarta buat beresin kerjaan kok malah kesini." ucap Vito.
"Iya harusnya gitu tapi meeting disana gua tunda nyampe jam 2 siang, abis dari sini gua langsung pergi kesana." jelas Vion.
"Aran mana? Bukannya dia sekolah disini ya?" Vion mengangguk.
Tak sengaja matanya menangkap dua sosok yang tak asing, Chika dan Aran. Terlebih Chika yang saat ini sedang menatapnya dari kejauhan.
"Chika." gumamnya didalam hati.
Ada rasa rindu menjalar di tubuhnya ketika mata coklat itu menatapnya lekat.
"Silahkan mas pesanannya."
"Makasih bi."
Vito memberikan makanan pada Vion. "Makan dulu nih."
"Thanks." Vion mulai memakan makanannya.
Dari kejauhan, Chika terus memandang Vion dengan lekat walaupun tatapannya tak berbalas. Ingin sekali rasanya ia berlari menghampiri Vion lalu memeluknya tapi ia bukan siapa-siapa Vion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (?) [VIKUY]
Teen FictionKisah tiga manusia yang terjebak cinta segitiga. "maaf, aku ga bisa apa-apa." "pergilah, dia rumahmu yang sebenarnya."