Sabtu pagi di rumah keluarga Mahendra sudah ramai oleh Vion dan Aran yang membantu Devan menyiapkan keperluan untuk acara malam nanti.
Sebenarnya acara malam nanti itu acara anak the wars tapi karena geng itu dilindungi oleh Devan jadilah Devan membantu sedikit.
"Ran, gua nanti sore izin jemput temen dulu ya udah janji mau gua ajakin soalnya." ucap Vion.
Aran yang sedang menyiapkan alat untuk masak-masak hanya mengangguk menjawab ucapan Vion.
"Btw gua liat-liat lo makin deket sama Fio." lanjut Vion.
"Gua cuma sekedar temen pulang doang kagak lebih, hati gua mah tetap buat bu ketos." jawab Aran, Vion tersenyum tipis.
"Mira apa kabar kak? Gua jarang banget liat kalian bucin kayak dulu." lanjut Aran.
"Chat gua ga pernah di balas sama dia, terakhir gua liat story dia lagi sama cowo tapi gua ga tau dia siapa." Aran memberhentikan kegiatannya dan menatap Vion.
"Lo masih mau lanjut sama dia?" Vion tersenyum miris.
"Jujur gua sering liat story dia lagi sama cowo, terakhir gua liat mereka lagi ngedate ngerayain ultah Mira." jelas Aran.
"Gua juga bingung Mira maunya kayak gimana, tiap gua chat ga pernah di balas atau sekedar di read." lirih Vion.
Aran menepuk pundak Vion. "Lepasin kalau sekiranya nyakitin, jangan di paksa buat terus sama-sama." Vion mengangguk pelan.
"Eh ini bujangan malah pada galau, kenapa nih anak-anaknya bapak Devan?" tanya Devan yang baru saja selesai menata meja makan dan duduk didekat Aran.
"Nih mikirin si Mira katanya chat kak Vion ga dibalas beberapa hari ini sama Mira." Devan mengangguk-anggukan kepalanya kemudian berpindah duduknya jadi didekat Vion.
"Kakak ada masalah sama Mira?" Vion hanya menggeleng.
"Vion sama sekali ga ada masalah sama dia, Pih. Tapi Vion selalu liat story dia lagi sama cowo ntah itu belanja, nugas, makan atau kegiatan lainnya selalu sama cowo yang sama." jelas Vion.
"Papi ngerti kok kakak pasti capek kan? Mau lepasin dia tapi dianya sama sekali ga respon chat kakak." Vion kembali mengangguk.
"Bentar nih bapak-bapak, Aran pamit mandi dulu ya ga enak banget dari pagi lengket." pamit Aran meninggalkan Vion dan Devan dihalaman belakang rumah.
"Semisal ada waktu buat ketemu, temuin dia disana ya selesaikan masalah kalian, apalagi sekarang papi liat-liat kakak lagi dekat sama seseorang ya?" Vion mengalihkan pandangannya jadi menatap Devan.
"Papi tau darimana?" tanya Vion, Devan mengedarkan pandangannya agar tak ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua.
"Papi tau dari Marsha sama Gita." bisik Devan.
"Kamu suka kan sama ketos yang baru itu? Aran juga suka dia kan? Bersaing secara sehat ya, papi ga akan memihak pada siapapun, tapi siapapun yang menang jaga Chika baik-baik karena almarhum ayahnya nitipin dia ke papi." jelas Devan.
"Oke Pih siap, kakak akan bersaing secara sehat sama Aran tapi kalau Aran dan Chika saling sayang, saling cinta kakak bakal mundur demi kebahagiaan Aran." ucap Vion.
"Anak sulung papi udah gede aja, yauda jangan sedih-sedih lagi ya. Abis ini kamu mau jemput Chika kan? Siap-siap gih." Vion berdiri kemudian memberikan hormat pada Devan.
"Siap bos." ucapnya kemudian pergi masuk kedalam rumah.
***
Vion sudah rapih dengan pakaiannya, ia juga sempat memberitahu Chika lagi tadi bahwa dirinya akan segera menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (?) [VIKUY]
Teen FictionKisah tiga manusia yang terjebak cinta segitiga. "maaf, aku ga bisa apa-apa." "pergilah, dia rumahmu yang sebenarnya."