29

109 10 10
                                    

Sudah mau satu tahun Vion dan Chika tak bertemu tapi tetap saja pikirannya selalu dipenuhi oleh Chika.

Vion seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk-sibuknya dengan skripsi dan sidang.

"Al, ada bonyok lo noh didepan." ucap Febri.

Vion yang sedang membaca skripsinya langsung mengalihkan pandangannya pada objek yang dimaksud Febri.

"Oke, thanks ya." Febri mengangguk.

Vion menghampiri orang tua, adiknya dan seorang perempuan yang terlihat sudah cukup dewasa.

"Sayang mami kangen banget." ucap maminya sambil memeluk Vion, Vion pun membalas pelukan tersebut.

"Vion juga kangen banget sama mami."

"Sama papi ga kangen?" Vion melepas pelukan pada maminya dan beralih memeluk papinya.

"Kangen lah apalagi kalo di tf uang." candanya.

Vion melepas pelukan pada papinya dan beralih menatap adik dan pacarnya itu.

"Apa kabar Ran?"

"Baik bang, oiya mumpung sekalian lagi disini gua mau ngasih tau sesuatu ke lo." ucap Aran.

Vion menaikkan satu alisnya.

"Apa?"

"Mending kita ngobrolnya sambil makan aja yuk, udah mau sore nih pasti pada laper kan." ucap Ve.

"Bener tuh kata mami kamu, mending sambil makan." Vion mengangguk.

"Vion, semobil sama adek dan Chika ya." ucap Ve.

"Ngga ngga, aku bawa motor kesini sekalian ada perlu dulu sama dosen." ucap Vion.

"Yauda Chika sama adek duluan aja ke restoran nanti kakak, mami sama papi nyusul." ucap Ve.

"Gapapa kita duluan tante?" Ve mengangguk.

"Gapapa sayang."

Aran dan Chika pun pergi lebih dulu menuju restoran.

"Sayang kamu gapapa?" tanya Ve pada Vion. Vion tersenyum tipis.

"Gapapa mi." Devan mengelus pundak Vion.

"Jangan sedih, katanya mau lanjut kuliah sampe S3." ucap Devan menghibur Vion.

Ve dan Devan tahu bahwa Vion tidak sekuat yang orang lain lihat. Contohnya saja soal percintaan.

"Jadi ke dosen itu cuman alibi atau emang beneran hm?" tanya Ve.

Vion terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Boong doang mi, Vion mana mau satu mobil sama mereka terlebih dia yang belum Vion lupain sepenuhnya." ucap Vion.

"Udah ah jangan sedih-sedihan, kita susul adek kamu yuk." Vion mengangguk.

Mereka bertiga pun menyusul Aran dan Chika yang sudah duluan.

Vion menaikkan motor harley miliknya, ini adalah motor ketiga yang ia beli dengan uangnya sendiri.

***

Keluarga Vion dan Chika sudah berkumpul disalah satu restoran mewah di Jakarta. Kebetulan restoran ini milik Vion, ia membangun restoran ini hasil dari balapannya.

"Silahkan mi, pi, dek, chik di cobain menu barunya." ucap Vion yang datang membawakan makanan.

Ve tampak berbinar melihat menu didepannya itu, makanan kesukaannya dan Vion.

"Mami kira kakak ga akan masukin menu makanan kesukaan kakak loh." Vion senyum.

"Kakak kan suka masakan ini, apalagi kalo masakan mami tapi kakak pengen nyoba pake resep kakak sendiri, cobain deh mi pi."

Friendzone (?) [VIKUY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang