Agis, nama itu satu-satunya yang ada di sekola SMA samudra, namanya begitu terkenal di mana-mana, siapa yang tidak tau dengan Agis, bahkan adik kelas yang baru masuk pun langsung mengenal Agis jalur KEJAHILAN Agis.Yap, Cewek yang bernama Agis itu terkenal bukan karena prestasi nya yang Gumilar, tapi karena kejahilan Agis sendiri, bahkan dia pernah menjahili guru baru yang sedang berkeliling melihat-lihat sekolah, namun Agis malah menjahilinya hingga guru itu kapok dan tidak mau mengajar di sekolah ini.
Para penghuni SMA Samudra 1 pun hanya bersorak gembira karena kebetulan guru itu guru yang galak dan suka menghukum muridnya tanpa pandang bulu, bahkan hukumannya pun beda dari guru yang lain.
Tahukah kalian, jika hari ini kantin jadi rame karena kelakuan Agis yang nyerobot antrian batagor, makanan terpaforit para murid di sekolah ini karena selain rasanya yang enak harganya pun sangat murah.
"Eh Agis jangan gitu dong, Kita 'kan udah lama nungguin di sini."
"Biarin terserah gue wlee," Agis malah menjulurkan lidahnya dan mengambil pesanan nya.
Namun saat berjalan Agis malah menabrak adik kelas yang lagi membawa minuman, sehingga minuman itupun tumpah ke baju orang itu.
"Upss gak sengaja," ucapnya, lalu tanpa meminta maaf Agis langsung berjalan lagi mencari bangku yang di isi oleh sahabatnya. Sedangkan orang yang di tabrak Agis hanya mengendus kesal karena percuma melawan Agis yang ada malah dia yang guyur dengan air lagi.
Setelah menemukan sahabatnya Agis langsung duduk dan memakan batagor itu dengan nikmat tanpa ada suara sedikitpun.
"Nih bocah satu bikin emosi aja kerjaanya," ucap salah satu sahabat Agis yang bernama KARINA.
"Sebenernya bukan gue yang bikin mereka emosi," jawab Agis dengan santainya.
"Kalo bukan lo siapa lagi coba? Kuntilanak?"
"Eh iya lupa kan lo titisan kuntilanak ya," lanjut GIA salah satu teman Agis.
"Sialan lo," Agis memukul kepala Gia menggunakan sendok yang dia gunakan untuk memakan batagor.
"Asal kalian tau ya, di dunia ini gak ada cewek yang bikin emosi, yang ada itu cowok yang bikin emosi."
"Hah maksud lo?" Tanya Zely.
"Cowok itu bikin emosi emang bener, coba liat kalian, udah berapa mantan hah? Gue yakin kalian lebih dari lima mantan kan? Gue saranin gak usah pacaran-pacran lagi deh karena cowok itu cuma bisanya ngomong doang gak bisa ngebuktiin, bikin emosi aja."
"Maksud lo gak usah pacaran gimana?" Tanya Zely yang penasaran.
"Ya maksudnya gak usah pacaran itu langsung aja buat anak," jawab Agis.
"Lo pernah di pukul sama kampaknya Wiro sableng belum Gis?" Tanya Gia.
"Belom, kan gue punya jurus andalan."
"Terserah lo deh Gis, mending Lo abisin tuh makanan lima menit lagi masuk," lintah Gia.
(☞゚∀゚)☞
"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI SYURGA!"
"Waalaikumsalam, calon ahli neraka," jawab lembut wanita paruh baya.
"Eh Mamah," dengan cengengesan Agis menyalimi tangan Bundanya yang bernama Tirta.
"Kenapa pulangnya cepet?"
"Mamah mah gitu, anaknya pulang cepet di tanyain kenapa, anaknya pulang telat di tanyain kenapa, siapa sih yang nyiptain kata 'kenapa'? Kenapa coba harus ada kata itu?"
"Ya wajar dong mamah nanya gitu sayang, kan mamah khawatir sama anak bungsu mamah ini," Tirta mencubit pipi Agis.
"Iya deh iya deh, anak bungsu emang."
"Ya udah sana kamu makan dulu bareng Abang kamu."
"Sama apa mah?"
"Sama daging Burung," ucap Tirta, sontak saja membuat Agis kaget.
"MAMAH PASAK SI BURUNG? YA ALLAH MAMAH KENAPA TEGA BANGET SIH KOK TEGA SI BURUNG DI BERENANGIN DI MINYAK GORENG, KAN SEHARUSNYA BURUNG BERENANG DI AIR MAMAH!," Teriak Agis histeris.
"Ya biarin atuh, suka-suka mamah, orang mamah yang masak."
"Ih mamah mah gitu, enatar kalo si anjing marah gimana mah, Agis harus jawab apa kalo si anjing marah?" Ucap Agis dengan wajah yang dramatis.
"Eh, di mana-mana ikan itu gak ada yang bisa ngomong Agis."
Yap benar, si Burung dan di anjing adalah nama ikan kesayangan Agis dari jaman SD.
"Lebay lo Gis, cepetan makan sama gue, si burung sama si anjing masih ada di kamar lo," ucap sang Abang satu satunya Agis yang bernama Defan.
Setelah selesai makan bersama Defan, Agis langsung merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu sambil memakan cemilan.
"Makan Mulu lo, nanti gendut," ucap Defan.
"Gue bukan lo ya," Agis memutarkan bola matanya, memang benar, perut Agis itu ibarat karet terus di isi tapi gak pernah kenyang apalagi gendut, berbanding terbalik dengan Defan, sudah makan langsung nyemil satu kali saja pasti berat badannya langsung naik dan Defan tidak suka itu, dia sangat menjaga sekali tubuhnya.
"Gis lo cari pacar gih dari pada lo gini terus," ucap Defan.
"Gue lagi nungguin give away," jawab Agis santai tanpa merasa bersalah sama sekali.
"Sebleng lo."
"Gue serius nih, lebih baik lo nyari pacar biar punya kesibukan apa kek dari pada kaya gini pagi-pagi sekolah pulang sekolah langsung rebahan lagi capek gue liat Lo."
"Ya liat nya jangan sambil lari-lari, kalo liat yang gantik itu harusnya diem biar keliatan tambah cantik."
"Terserah lo deh Gis terserah lo," ucap Defan depresi, selalu saja seperti ini jika berhadapan dengan Agis, Defan jadi curiga Agis ini bukan adik kandung nya.
Saat memikirkan itu tak sengaja ternyata Tirta berjalan melewati mereka.
"Bun? Dulu Mah ngidam apa sih sampai punya anak kaya gini?" Tanya Defan.
"Dulu Mamah ngidam sate nyamuk, tapi gak di kabulin sama papah kalian jadi deh anaknya kaya Agis," setelah bicara itu Tirta pergi lagi.
"Pantesan brojolnya modelan kaya lo, langka banget."
"Ya justru itu, Lo harus jagain gue karena langka banget kan orang seimut selucu, segemes gue."
"Depresi gue lama-lama sodaraan sama lo," ucap Defan.
"Siapa juga yg mau sodaraan sama lo, geer banget."
____________________________________
Huhu Agis terlalu bar-bar buat jadi cewek ya ges.
Sampai ketemu lagi di part selanjutnya, jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
أدب المراهقينkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...