Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari lima menit yang lalu, hanya ada sebagian siswa siswi yang masih di sekolah karena harus mengikuti ekstrakurikuler yang di adakan di sekolah.Terutama Agis yang masih setia berdiri di depan gerbang, dia bukan mengikuti ekstrakurikuler tapi dia menunggu angkutan umum yang lewat, kenapa gak bareng sama Defan? Karena tuh anak udah pulang duluan sama temennya, keterlaluan banget.
"Mana sih tuh angkot, lama banget gue udah nungguin dari tadi juga," gerutu Agis.
"Gue itungin Lo angkot sampai lima kalo Lo gak muncul-muncul gue bakalan aduin---"
"Gis ngapain sih lo? Gue perhatiin dari tadi ngomel-ngomel Mulu."
"Eeeehhhgggg kenapa sih lo lagi Lo lagi, Gedeg gue lama-lama," ucap Agis.
"Gedeg bukannya makanan ya Gis? Nenek gue biasanya kalo ada tamu suka masak Gedeg."
"Gudeg, itu namanya Gudeg," ucap Agis dengan menakan nama makanannya.
"Ya biasa aja kali Gis, biarpun gue pacar lo, jangan sok jaga image lah, bar-bar juga gak papa di depan gue mah," ucap Hel degan wajah meng-pede nya.
"WHAT?! PACAR?! Wah udah gila nih orang, kek nya Lo butuh dokter THT deh," ucap Agis, dia terlihat sangat syok dengan Hel yang tiba-tiba meng klaim dirinya sebagai pacar.
"Yes bener banget gue butuh THT gis, Terus Haluin kamu Tanpa batas."
"Kenapa sih lo, ngejar-ngejar gue mulu? Ada masalah apa lo sama gue?" Tanya Agis.
"Ada gue ada masalah sama lo, dan gue mau ketemu sama orang tua Lo," ucap Hel memasang jawab datarnya.
"Ngapain? Lo punya masalah sama gue, berarti nyelesaiin nya juga harus sama gue," Agis menunjuk dirinya sendiri.
"Gak bisa, soalnya gue mau ngebahas masalah tanggal nikah kita berdua."
"Terserah lo, terserah lo bocil."
"Udah ah ayo naik, gue anterin lo pulang," ucap Hel mengajak Agis. Namun Agis hanya diam di tempat, menatap Hel dengan tatapan heran sekaligus bingung.
"Ayo, entar keburu hujan," ucap Hel.
"Gue gak mau, lagian gue juga udah nelpon si Defan, paling bentar lagi juga dia dateng," Agis melepaskan tangannya.
"Si Defan kagak bakalan dateng."
"Ya gue naik angkutan umum aja."
"Semua supir angkutan umum lagi demo neng."
"Gue bisa kok jalan kaki."
"Ya udah sana lo jalan kaki, gue sih cuma nge do'a aja semoga nanti pas di jalan Lo di ikutin lagi sama orang jahat," ucap Hel.
Agis nampaknya berfikir dua kali pulang jalan kaki melewati jalan itu, waktu itu saja dia masih bersyukur karena ada Hel yang menolongnya meskipun sedikit kesal.
"Sana, katanya mau jalan kaki," Hel membelakangi Agis.
"Gak jadi," ucap Agis ketus.
"Ya udah makannya pulang sama gue," Hel kembali menarik tangan Agis.
"Gue gak mau, kenapa sih lo maksa gue terus?"
"Ya karena gue sayang sama lo, gue gak mau lo kenapa-napa Gis, ngerti dong."
Dretttt
Agis yang merasa hp nya lah yang berbunyi langsung mengambilnya, dia melihat nama kontak yang menelponnya, ternyata itu Defan.
"Halo bang, jemput gue buruan di depan sekolah."
"......"
"Gak gue gak mau, lagian lo tau dari mana sih ada kutu kudanil di sini?" Agis menatap Hel yang senyum-senyum sendiri, Agis jadi yakin jika ini semua itu rencana Defan.
"......"
"Iya," setelah mengucapkan itu, Agis langsung memasukan lagi hp nya.
"Cepet anterin gue."
"Nah gitu kek dari tadi, pangeran siap mengantar tuan putri kemana pun tuan putri akan pergi," ucap Hel.
"Gak usah banyak drama, cepetan."
________Setelah menempuh perjalanan yang begitu lama akhirnya mereka sampai di rumah agis dengan selamat sentosa tanpa ada lecet sedikit pun.
Sedangkan Agis hanya cemberut saja selama perjalanan tadi karena lagi dan lagi ulah Hel yang membawa motornya lambat sekali bahkan tadi di jalan malah di dahului sama anak kecil yang menggunakan sepeda. Agis biasanya dari sekolah ke rumah maupun dari rumah ke sekolah hanya memakan waktu tiga puluh menit jika bareng bersama Defan, empat puluh menit jika dia menggunakan angkutan umum tapi tadi Hel bahkan mengendarai motornya lebih dari dua jam. Dia bilang gak mau ngebut karena motor yang dia pake ini gak pernah di pake kebut-kebutan.
Bukan kesal karena itu aja, Agis juga tambah kesal karena saat sampai di rumah Hel bukannya pulang justru dia malah ingin masuk dulu.
"Mah suruh pulang aja lah, aku capek mau istirahat," ucap Agis berbisik di telinga orang tuanya.
"Gak boleh gitu sayang, dia udah baik loh sama kamu masa di usir sih? Entar kalo papah tau di marahin loh," ucap nya.
Agis hanya pasrah saja, benar juga kata mamahnya jika papahnya tau Agis tidak sopan pasti akan kena Omelan yang sangat panjang x lebar x tinggi dari papahnya.
"Oh ya nak Hel, kabar orang tua kamu gimana?" Tanya mamah Agis.
"Alhamdulillah baik," Hel menganggukan kepalanya lalu menunduk 'mungkin'.
"Alhamdulillah kalo gitu, kapan-kapan kamu ajak juga ibu kamu ke sini biar Tante ada temannya, soalnya Tante tuh suka kesepian kalo di rumah."
"Wah kalo Tante kesepian, biar aku aja yang kesini setiap hari, boleh kan Tan?"
Agis membelakan matanya tak percaya, apa katanya setiap hari? Baru pertama kali ke rumah aja udah bikin dia kesal apalagi setiap hari.
"Boleh, boleh banget, kamu tiap hari aja ke sini sekalian antar jemput anak gadis tante."
"Mah apa-apa an sih? Kan ada bang Defan," Agis menepuk tangan mamahnya.
"Kalo kamu sama bang Defan yang ada berantem terus pusing mamah mikirin kalian."
"Tapi kamu gak kerepotan kan? Rumah kamu di mana emangnya? Takutnya nanti kamu malah bulak-balik lagi."
"Nggak ko Tan, kebetulan rumah aku searah jadi bisa lah."
"Oh baik lah, sebelumnya makasih loh nak."
"Masama Tan."
____________________________________
Cieeeee kek nya ada yang udah dapet lampu hijau nih ye hahaha....
Jangan lupa vote dan komen ya
By sampai ketemu di part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
Teen Fictionkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...