Agis berjalan pelan di pinggi jalanan yang sepi, yah hari ini Agis terpaksa pulang jalan kaki karena tadi pas mau pulang temannya ngabarin Agis kalo dia punya urusan penting. Sebenarnya sih bisa saja Agis menaiki angkutan umum, tapi dia malas menaiki angkutan umum."Kalo gini sih mending tadi gue bareng aja sam si Defan," dumel Agis kesal karena dia baru ingat jika jalan yang dia lewati ini sangat rawan sekali.
"Mana jalannya sepi banget lagi, kalo ada genderewo nyulik gue gimana? Kasian dong sama si Defan gak punya adik se cantik gue."
Meskipun kesal karena dirinya harus jalan kaki, apalagi di jalan sangat rawan seperti ini Agis langsung mempercepat jalannya supaya dia cepat-cepat sampai di rumah. Tanpa Agis sadari ternyata dia akan melewati salah satu cowok tinggi, putih, memakai baju serba hitam, sedang mainkan hp nya, awalnya Agis tidak curiga sama sekali degan cowok itu tapi saat Agis berjalan di hadapan orang itu, orang itu malah ikut berjalan di samping Agis.
"Ngapain lo?" Tanya Agis yang kaget saat orang itu berjalan di sampingnya.
"Lo salah jalan," ucap cowok itu sedikit berbisik.
"Ma....maksud lo? Heh asal Lo tau ya gue gak takut sama lo, muka lo aja udah kaya boneka hello Kitty----" ucapan Agis terpotong karena orang itu membekap mulut Agis sambil berjalan. Awalnya Agis memberontak tapi karena tenaga cowok ini lebih kuat jadi Agis tidak bisa melakukan apapun.
"Lo gak nyadar?"
Agis menautkan kedua alisnya seolah dia bertanya.
"Di belakang, ada orang yang ngikutin lo dari tadi."
Agis melepaskan tangan cowok itu dari mulutnya, dan menatap orang yang belum Agis kenal itu.
"Beneran?" Agis berbisik karena takut orang jahat itu mendengar pembicaraan mereka.
"Liat aja ke belakang," Agis hanya menggeleng kan kepalanya ribut.
"Terus gue harus gimana? Kalo orang itu nyulik gue, apa apain gue? Aaahhh gak mau kalo sampai terjadi apa-apa sama gue lo yang harus tanggung jawab."
"Gue gak suka modelan belalang cungkring kaya lo."
"Heh!!----"
Jari telunjuk cowok itu mendarat tepat di bibir Agis. Agis yang di perlakukan seperti itu pun cuma bisa diem karena jantungnya berdetak kencang. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Apa teman-teman nya juga seperti ini jika sama pacarnya? Oh tidak sepertinya Agis harus bertanya sama teman-teman nya nanti.
"Dari pada lo ngoceh terus mending lo pulang sana."
"Or---"
"Dia udah gak ada," ucap orang itu sambil berjongkok di pinggir jalan, mengeluarkan satu batang rokok dan pemantiknya. Namun saat dia akan menyalakan rokok itu tiba-tiba saja rokok nya di ambil oleh seseorang dan di gantikan dengan satu loli rasa coklat.
"Lo udah nolongin gue, dan gue mau nolongin lo," Agis membuang rokok itu ke sembarang tempat.
"Gue gak butuh pertolongan dari lo."
"Anggap aja sebagai balas Budi," ucap Agis.
"Gue gak butuh."
"Songong banget sih lo? Emak Lo dulunya ngidam apa sih sampe punya anak songong kek Lo?" Setelah mengucapkan itu, Agis langsung berjalan lagi meninggalkan lelaki yang sudah menolongnya.
__________"DEFANN!!!"
"Apaan sih lo? Pulang sekolah bukannya ngucapin salam malah teriak-teriak kaya toa aja," ucap Defan kesal dengan kelakuan Agis.
"Ini juga salah lo tau gak!"
"Lah salah gue di mana? Dari tadi gue duduk di sini," Defan menepuk-nepuk sofa yang sedang dia duduki.
"Lo udah ninggalin gue tadi di sekolah," Agis membanting kan tubuhnya di sebelah Devan, melipat kedua tangannya di depan dada.
"Idih, setres lo? Kan tadi pagi lo bilang sama gue kalo lo bakalan pulang sama temen-temen lo?"
"Gak jadi!" Ucap Agis ketus.
"Ya itu sih salah lo juga, kenapa nyuruh gue pulang duluan, ya gue sebagai kakak yang baik nurutin apa kata adiknya dengan senang hati, dengan lapang dada."
"Terserah lo," Agis beranjak dari tempatnya berjalan ke arah kamarnya berada.
"Nasib punya adek perempuan, lagi pms pelampiasannya ke abangnya sendiri," Defan hanya menggelengkan kepalanya.
___________"Dari mana lo?"
"Mangkal."
"Yehhh ni anak di tanya baik-baik malah jawab nya kemana-mana."
"Ya terus gue harus jawab apa? Abis dari istana presiden ngemis-ngemis sama pak Jokowi supaya ngangkat gue jadi anaknya?" Ucap Healvito Revan Abraham cowok terganteng se tongkrongan, tinggi, putih rambut yang tebal, dan tentunya kaya
"Ya kagak gitu juga kali To," ucap orang itu.
"To To, lo pikir gue Toto?"
"Hehe ampun bos."
_______________"Five little monkeys..." Agis keluar dari kamar karena tadi mamahnya sudah menyuruh Agis untuk keluar. Dia menggunakan baju putih yang over size, celana di atas lutut yang menampakan betapa bersih, putihnya tubuh Agis, dan juga rambut yang dia ikat satu.
"jumping on the bed." Agis bernyanyi sambil berjingkrak-jingkrak.
"What?" Balas Defan yang kebetulan baru keluar dari kamarnya untuk makan malam bersama keluarganya.
"one fell of...."
"and bumped his head."
" Okey," Defan tersenyum, inilah salah satu yang Defan sukai dari Agis, dia dan Agis itu se- frekwensi.
"Daddy called the doctor...."
"And doctor said."
" What the said?" Balas Defan dengan wajah yang penuh tanda tanya.
" No more monkeys."
"JUMPING ON THE BAD!!" Lanjut Agis berteriak dengan kencang.
" TELL EM!!" Balas Defan tak kalah keras dan menggelar dari suara Agis.
Prokk
"Ahahahahah"
Mereka ber tos tangan sambil tertawa bahagia, bukan sekali-kali mereka seperti ini, menyanyikan lagu random sudah hal biasa bagi mereka, namun mereka begitu sangat bahagia dengan hal seperti ini.
"Udah, waktunya makan cepet," ucap sang Ayah yang ikut bahagia melihat anak-anak nya akrab seperti ini, meskipun terkadang mereka membuat dia darah tinggi tapi semuanya terbayar saat melihat ke akraban mereka semua.
"Wokey," ucap keduanya.
____________________________________
Haiii gess.......
Kembali lagi sama saya di cerita ini hahaha...
Gimana nih ges biar makin rame yah
Hahah mungkin belum rame aja kali ya hehehJangan lupa buat vote dan komen yang banyak ya.....
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
Teen Fictionkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...