Clekk"Assalam----mualaikum," di akhir salamnya Agis memelankan suaranya karena melihat sang pemilik kamar masih terlelap di atas sofa.
"Wa'alaikumsalam," balas sang nenek dengan suara yang pelan juga.
"Loh nek kok Hel tidur di sofa?" Tanya Agis setelah menyalimi tangan nenek.
"Dia maksa nenek tidur di ranjangnya, jadi deh dia terpaksa tidur sana."
"Oh ya nek ini makanan dari mamah Agis, katanya dalam juga buat nenek, maaf belum bisa jenguk Hel paling nanti sore mereka kesini," ucap Agis menyodorkan makanan.
"Wah, makasih ya nak, padahal tadi nenek baru aja mau ke kantin rumah sakit tapi keburu kamu kesini bawa makanan lagi nenek jadi gak enak," nenek menerima makanan yang di bawa Agis.
"Nggak kok nek nggak ngerepotin."
Hacimm!!
"Hel?" Nenek mendekat ke arah Hel yang sudah terbangun dari tidurnya karena bersin.
"Udah jam berapa nek?" Tanya Hel.
"Udah jam delapan, kamu makan dulu yuk, kebetulan Agis bawa makanan."
Akhirnya sang nenek makan bekal yang di bawakan oleh Agis dan Hel di suapi oleh Agis.
___________"Eh sekarang gimana keadaan si bos? Masih di rumah sakit?" Tanya salah satu teman tawuran Hel yang sedang berkumpul untuk membicarakan masalah yang menimpa Hel, meskipun merek berbeda-beda usia dan asal sekolah tapi mereka tetap kompak dalam hal apapun termasuk saat ini mereka berkumpul karena sedang merencanakan balas dendam kepada Gabriel dan kawan-kawannya yang sudah mengeroyok Hel, membuang Hel ke Sungai dan berakhir Hel masuk rumah sakit.
"Dia udah baikan besok juga katanya udah boleh pulang."
"Syukur deh kalo gitu, jadi gimana nih kita? Acara bales dendam sama si Gabriel jadi kan?"
"Jadi lah, kita semua gak boleh kalah sama mereka, kalo bos kita masuk rumah sakit bos mereka juga harus masuk rumah sakit kalo perlu bikin bos mereka mati sekalian."
"Kalo dia mati nanti yang ada kita yang di kirim si bos nyusul dia."
"Iya bener juga, tapi sebisa mungkin jangan sampe bos tau tentang rencana kita semua."
"Asal jangan ada yang Cepu bos gak bakalan tau!!"
___________Di malam hari ruang rawat Hel kedatangan tamu, mereka orang tua Agis dan Defan, mereka datang malam karena tadi sore mereka ada acara yang tidak bisa di tunda jadi lah mereka sedikit terlambat.
"Bagaimana sekarang kondisi kamu?"
"Alhamdulillah udah baikan kok Tan," ucap Hel.
"Kejadiannya gimana sampe bisa gini?" Tanya Defan yang mulai penasaran.
"Gue di keroyok terus di buang ke sungai."
"Sama siapa? Musuh lo?" Ucap Defan.
Derttt derttt
Hel merasa hp Nye bergetar langsung mengambil dan mengangkat telpon, setelah tersambung baru saja Hel akan bicara tapi orang di sebrang sana sudah lebih dulu berteriak.
"Gue gak tau, bukan urusan gue," Hel memutuskan sambungan telponnya dan menyimpan hp nya kembali.
"Siapa?" Tanya Agis.
"Kepo lo kaya Dora."
"Dari pada lo ayam nya tok Dalang."
"Dah lah males mending usapin kepala gue lagi kaya kemaren kan enak," ucap Agis.
"Heh waktu itu gue cuma akting ya, lagian gue males banget ngelakuin itu kalo bukan bantuin lo ngusir cacing got," Agis melipatkan tangannya di depan dada.
"Ya udah kalo waktu itu lo bantuin gue buat ngusir dia, sekarang lo bantuin gue buat tidur."
"Ya udah iya tapi jangan lama-lama Lo harus cepet-cepet tidur," akhirnya Agis mengikuti permintaan Hel. Sampai Hel terlelap dalam tidurnya mungkin sangking nyamannya di elus oleh Agis.
"Maaf pak Ilham boleh bicara sebentar di luar?"
"Ah baiklah, kalian tunggu dulu di sini."
__________"Saya tak menyangka jika seorang Hel Fadgham anak yang dulu saya latih sudah besar."
"Saya juga tidak menyangka jika Agis yang Hel cintai itu anak kamu Ilham," nenek tersenyum ke arah Ilham.
"Itu masalah anak muda, saya juga tidak bisa melarang mereka jika takdir mempersatukan mereka."
"Dan saya juga minta maaf karena waktu komandan tutup usia saya tidak datang karena waktu itu saya juga sedang menjalankan tugas di luar kota," ucap Ilham.
"Tak apa, saya mengerti kondisi kamu."
"Oh ya saya minta sama kamu Ilham supaya ini jadi rahasia kita, jangan sampai Hel tau jika dulu yang melatih fisik dia itu kamu, saya sangat takut Hel jadi murung seperti dulu," ucap nenek.
"Baik saya mengerti, tapi bagaimana jika suatu saat nanti saya mengabulkan wasiat almarhum komandan?"
"Itu yang saya tidak mau, saya minta sama kamu sampai kapan pun amanat itu jangan sampai kamu laksanakan."
"Tapi itu amanat terakhir beliau kepada saya dan saya sebagai prajurit harus melaksanakan amanah yang komandan saya berikan."
"TIDAK!! Saya tau kamu sangat setia mengabdi kepada suami saya! Tapi saya tidak akan biarkan kamu menyakiti cucu saya!" Ucap nenek sambil menunjuk Ilham beberapa kali.
"Saya tetap akan melaksanakan wasiat komandan."
"Saya kira kamu beda dengan suami saya! Ternyata kamu sama saja Ilham, saya kecewa sama kamu!"
"Pergi sekarang juga, dan bawa anak kamu! Jangan sampai dia ketemu lagi dengan cucu ku!" Ucap sang nenek dengan sedikit berteriak untung saja ruang rawat Hel sangat kedap suara.
"Terimakasih karena sudah mengobrol dengan saya, saya permisi dulu."
"Maafkan nenek Hel, maafkan nenek, nenek nggak mau kamu seperti dulu lagi nenek ingin kamu bebas dan bahagia."
____________________________________
Yowww gesss.....
Hihi dah ah Author nggak bisa bikin konflik yang berat-berat soalnya yang berat cuma masalah Author seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
Teen Fictionkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...