"Gis, kemaren ka Defan keren banget eyy, kalo boleh sih deketin gue sama kakak lo ya Gis, pliss gue udah nge-chrus in dia dari jaman orok," ucap Risti di depan Agis, dia menyatukan telapak tangannya dan memasang muka yang di imut-imut kan."Gak, entar Abang gue lo bawa sesat lagi," ucap Agis.
"Nggak Gis, sumpah gue gak bakalan bikin dia sesat."
"Bener?"
"Iya bener gis suer deh," Risti menunjukan jari telunjuknya dan jari tengahnya membentuk huruf 'v'.
"Ya udah sana lo deketin Abang gue."
"Bener Gis? Lo lagi sadar kan ngomong kek gini?" Risti memegang kedua pundak Agis dan menggoyang kan ke depan dan ke belakang.
"Kalo lo bisa sih," lanjut Agis dengan sedikit nada yang sinis, bukan tak suka jika temannya jadi pacar sang Abang tapi Agis nggak mau saja.
"Aaaaaakkk, akhirnya gue dapet lampu hijau yes yes yes... Makasih gue muach lo tercantik deh heheh."
"Kalo lo bisa taklukkan Abang gue, gue bakalan sebut lo suhu," ucap Agis.
"Dah ah sana lo ke kelas duluan gue mau ngadem dulu di sana," Agis sedikit mendorong tubuh Risti, tapi bukannya marah Risti malah kegirangan.
Selepas kepergian Risti, Agis langsung berjalan ke arah pohon yang tertanam di pinggir lapangan yang sangat luas ini, dan terpapar sinar matahari langsung. Agis duduk di bawah pohon itu dan menyenderkan punggungnya di batang pohon, namun baru saja Agis menyenderkan punggungnya tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sebelah Agis.
"Ngapain lo?" Agis menegakan lagi tubuhnya.
"Ngadem emangnya kenapa? Gak boleh?" Hel menatap Agis dari sudut matanya.
"Lo kenapa di sini? Lagi galau ya?" Tanya Hel balik.
"Dih galau, apaan, gue sibuk, gak ada waktu buat galau-galau an," Agis kembali menyenderkan tubuhnya di batang pohon.
"Hemm.... Lo dengerin kata-kata gue ya," ucap Hel.
"Hem.."
"Bukan lautan, hanya kolam susu. Lupakan mantan fokus sama aku yaaaahhh," Hel kesenangan sendiri dengan ucapannya, padahal Agis hanya memasang wajah datar.
"Gaje lo," ucap Agis.
"Yah gak seru lo," wajah Hel langsung berubah jadi datar mendengar ucapan Agis barusan, biasanya para cewek-cewek langsung salting mendengar gombalan Hel tapi sepetinya Agis berbeda.
"Gis."
"Apa?" Jawab Agis.
"Kemaren gue liat lo lagi berantem sama cewek lon** di lapangan."
"Terus?"
"Terus gue liat ada si Defan yang belain lo, si Defan apanya lo sih?"
"Gue cemburu tau liat lo di belain sama si Defan," ucap Hel. Dia mengambil ranting yang ada di sekitarnya lalu di patahkan menjadi bagian kecil. Sedangkan Agis dia melirik Hel sekilas sambil tersenyum tipis.
"Ngapain cemburu orang dia Abang gue," ucap Agis sambil tertawa kecil.
Hel langsung berdiri di hadapan Agis, tak di sangka ternyata Defan itu abangnya? Oh sepertinya dunia sedang berbaik hati kepada Hel, dia kira Defan itu punya hubungan khusus dengan Agis, wanita yang dia cintai, tapi ternyata Agis itu hanya Adek kakak dengan Defan.
"Serius? Lo sama si Defan cuma Adek kakak an aja? Nggak lebih? Nggak pacaran kan? Lo gak ada rasa kan sama si Defan? Di goblok Defan gak ada rasa sama lo?"
"Apaan sih lo? Iya bener gue sama di defan itu cuma Adek kakak kandung."
"Yess!! Makasih ya Allah!!" Hel berteriak di hadapan Agis.
"Sini bangun Gis," Hel menarik kedua tangan Agis untuk berdiri.
"Apaan sih?" Agis berdiri di hadapan Hel, dia menatap Helm dengan heran. Hel hanya menatap manik Agis dengan lekat, dia tidak memperdulikan tatapan dari semua siswa siswi.
"Hel, Gis, kalo mau pacaran jangan di lapangan, di UKS aja sana biar ada AC gratisnya, kan di Hel orangnya gak modal," ucap salah satu siswa yang lewat dan melihat mereka berdua.
"Diem lo tol gue lagi cosplay jadi aktor Korea," ucap Hel sedikit emosi.
"Lepas ih, malu."
"Woy, kalo mau gerpe-gerpe Adek gue minimal jangan di lapangan an lah!" Teriak Defan dari lantai dua sekolah mereka. Yah tadi Defan niatnya cuma mau jalan aja ke kantin, tapi dia malah melihat pemandangan yang sangat mencuci mata sekali epribadeh.
"Def, gue mau ta'aruf sama adek lo, boleh ya?!" Hel menatap Defan dengan mata yang menyipit karena silau matahari.
"Ngarep!" Agis mendorong kepala Hel, sehingga dia oleng ke belakang dan berakhir terjatuh ke bawah.
Agis langsung berlari menjauh dari Hel saat Hel terjatuh ke bawah.
"GIS TUNGGUIN!!" Teriak Hel.
"Eh Hel, udah jangan kejar Adek gue dulu entar dia trauma ketemu sama lo," ucap Defan.
"Gue mau ta'aruf sama adek lo Def."
"Ta'aruf, ta'aruf, gegayaan kamu, benerin dulu tuh resleting celana kamu," ucap salah satu guru yang mendengar ucapan Hel barusan.
Hel langsung melihat kebawah dan menutup bagian celana nya yang ternyata resleting nya terbuka. Hel kali ini benar-benar malu sekarang, jadi Agis kabur tadi karena resleting celana Hel yang belum ketutup. Sungguh Hel ingin terjun ke danau Toba saat ini juga.
____________________________________
Jangan lupa Vote dan Komen ya.....
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
Teen Fictionkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...