"Nek kok si Agis tumben g kesini?" Tanya Hel."Nggak tau mungkin lagi sibuk, sekarang kamu ganti baju sana," ucap nenek menyodorkan pakaian ke hadapan Hel, dengan senang hati Hel menerimanya.
Setelah selesai mengganti baju, Hel dan nenek sudah berada di dalam mobil menuju pulang ke rumahnya, jaraknya lumbayan jauh dari rumah.
"Nek, katanya si Gabriel masuk rumah sakit ya?" Tanya Hel memecahkan keheningan.
"Nenek nggak tau, mereka juga gak hubungin nenek," ucap nenek.
"Nenek jangan bohong, tadi malem Hel belum tidur loh nek," ucap Hel sambil melirik neneknya yang tersenyum.
"Hemm iya dia masuk rumah sakit karena di keroyok---"
"Terus mereka meminta pertanggungjawaban dari Hel karena mereka kira temen Hel yang ngelakuin itu?" Tanya Hel dengan sedikit ragu, sebenarnya Hel sudah tau itu sebelum nenek di telepon tadi malam, bahkan ayahnya sendiri yang berteriak dan meminta pertanggungjawaban dari Hel.
"Kamu jangan pikirin itu ya, semuanya udah nenek urus kok," ucap nenek.
"Kalo mereka minta pertanggungjawaban mereka bakalan minta apa ya nek? Masa uang percuma dong mereka kerja buat dia, bahkan Hel aja nggak pernah nyoba uang hasil keringet mereka, apa mereka minta sembuhin si Gabriel ya? Tapi kan Hel juga bukan dokter Hel juga bukan tuhan terus mereka minta pertanggungjawaban apa ya?"
"Nenek juga nggak tau Hel."
"Ya udah lah terserah, lagian waktu Hel di rumah sakit juga mereka nggak ada niatan buat jenguk Hel, Hel juga gak minta tanggung jawab sama si Gabriel yang jelas-jelas itu perbuatan dia."
"Dari pada kamu ngomel Mulu mending kita mampir di warung itu kamu mau gak?" Tanya sang nenek sambil menunjuk warung pinggir jalan yang akan mereka lewati.
"Mau," ucap Hel degan antusias, sudah lama rasanya Hel tidak makan bersama nenek di pinggir jalan seperti ini, meskipun mereka orang berada tapi mereka tetap merakyat kok, si nenek yang suka diskon dan Hel yang suka geratisan.
"Bu pesen dua porsi berapa ya?" Tanya nenek.
"Satu porsinya tiga lima Bu."
"Yah mahal banget perasaan kemarin saya makan di sini harganya dua lima kenapa sekarang naik jadi tiga lima?"
"Pegadaian nenek di mana sih?" Dumel Hel, dia tidak akan pernah meragukan soal tawar menawar kepada neneknya ini, nggak di pasar loak nggak di warung pinggir jalan tetap saja neneknya ini selalu menawar.
"Ya sudah Bu tidak apa," ucap ibu warung itu.
Nenek mengajak Hel duduk di kursi yang kosong, sambil menunggu makanan Hel fokus dengan hp nya sedangkan sang nenek melihat-lihat sekitarnya.
"Selamat dinikmati."
________"Gis!"
"Apaan?"
"Lo kemarin kemana?"
"Ada."
"Gis jawab yang bener lah."
"Ya kemaren gue gak kemana-mana, gue ada di rumah di suruh bokap jangan keluar," ucap Agis dengan malas.
"Oh, kirain gue kemana."
"Ya udah yok kita ke kantin," ucap Hel mengajak Agis untuk ke kantin kebetulan sekarang para guru sedang mengadakan rapat bulanan.
"Gak ah males," ucap Agis.
"Ya udah gue duluan ke kantinnya," ucap Hel.
__________"Gis, nih ada makanan dari si Hel," ucap salah satu teman Agis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
Teen Fictionkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...