"Gimana?""Salah sasaran," ucap orang itu sambil menggelengkan kepalanya dan menunduk.
"Huffffp."
_____________"Hel pulang ayo," ajak Nabil kepada Hel yang masih terduduk di sebelah makam Kris, satu jam lalu semua pemakaman Kris telah selesai tapi Hel belum beranjak dari sana bersama Nabil, padahal anggota yang lain sudah bubur kembali ke rumah Kris untuk membereskan rumah Kris seperti semula lagi.
"Gak mungkin lo pergi secepat ini Kris," ucap Hel.
"Di dunia ini nggak ada yang gak mungkin Hel," ucap Nabil.
"Gue harus cari pelakunya."
"Pelaku? Maksud lo?"
"Waktu tawuran, gue liat ada seseorang yang pake penutup kepala ngedeket ke arah gue, gue gak tau yang di bawa dia itu apa karena gue udah setengah sadar, tapi si Kris malah nyerang orang itu."
"Lo liat gimana ciri-cirinya? Apa itu anggota geng musuh kita?"
"Bukan, gue juga gak tau di siapa waktu itu gue udah hampir pingsan."
"Kalo lo mau cari dia kita bantu, gue mohon sama lo jangan ambil tindakan sendiri, kalo bisa lo agak ngejauh dari keluarga lo," ucap Nabil.
"Maksud lo?" Hel menatap wajah Nabil.
"Gue yakin si Gabriel ngajak tawuran lagi karena masalah keluarga lagi, gue gak tau itu apa, tapi menurut gue lo yang jadi sasaran utama dia," ucap Nabil, dia bukan asal bicara tapi itu memang kenyataan, pernah waktu dulu Gabriel bicara di depan Hel dan anggotanya bahwa Hel telah merebut orang tua Gabriel.
Waktu itu Hel cuma diam saja karena itu masalah pribadi nya, dan saat di basecamp Hel langsung di interogasi oleh anggotanya, dengan terpaksa Hel menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutup-tutupi, dan mulai saat itu semua anggota Hel siap bertarung demi Hel.
"Bego banget sih lo Kris, rela mati demi orang pembawa sial kaya gue," Hel tersenyum di iringi dengan air matanya yang jatuh.
"Sekarang kita pulang, lo juga butuh istirahat," tanpa meminta persetujuan Hel, Nabil langsung memapah Hel ke parkiran.
____________"Makasih ya nak Nabil udah anterin Hel," ucap nenek.
"Iya nek sama-sama, itu udah jadi tugas saya sebagai anggota tertua di sana."
"Oh ya maaf tadi nenek gak bisa melayat ke sana."
"Iya nek gak papa."
"Ya sudah kalo gitu Nabil ijin pulang dulu nek, mau ikutan beresin rumah Kris."
"Oh iya iya silahkan."
Setelah kepergian Nabil, nenek berjalan mendekati Hel yang melamun di atas sofa, dia tidak menangis hanya saja air matanya yang terus keluar.
"Udah jangan nangis hemm," nenek mengusap wajah Hel.
"Sini nenek peluk."
"Kemana kamu Esa, Gisan, anak kalian lagi hancur, seharusnya sekarang yang ada di posisi nenek itu kalian, kalian orang tuanya seharusnya kalian yang menjadi sandaran bagi anak-anaknya."
"Bunda," lirih Hel, suaranya yang serah dan sangat lirih itu hampir tak terdengar oleh siapapun, tapi nenek masih mendengarnya karena nenek yang memeluk Hel, nenek yang dekat dengan Hel begitu sakit hati mendengar Hel memanggil ibunya.
__________"DEFAANNN!!"
"APAAN SI LO MONYET TERIAK-TERIAK MULU DARI TADI!"
"GUE PINJEM PENGGARIS, CEPET KE SINIIN!" Teriak Agis dari dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
Teen Fictionkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...