Bal pulang sekolah sudah berbunyi dari lima belas menit yang lalu, semua siswa dan siswi sudah berpulang kerena hari ini memang tidak ada jadwal ekstrakulikuler.
Tapi Agis masin berdiri di halte depan sekolahnya, dia sudah menunggu angkutan umum dari pulang sekolah tadi tapi sampai sekarang belum ada yang lewat juga. Kalo kalian nanya kenapa Agis gak duduk? Karena di tempat duduknya ada orang yang tertidur dia bahkan menutup wajahnya menggunakan jaket jad Agis tidak tau itu siapa, Agis juga sangat takut jika orang itu macem-macem kepadanya, tapi mau bagaimana lagi.Mau pulang jalan kaki pun Agis takut jika nanti ada yang mengikutinya lagi, tapi bagaimana Agis bisa pulang kayang? Gak mungkin Agis kayang ke rumahnya.
"Awas aja Depan gue depak lo dari kartu keluarga. Masa bodo lo anak pertama, yang penting anak bungsu pemegang tahta."
Agis culingak-celinguk berharap ada angkutan umum yang lewat, namun sepertinya tidak ada tanda-tanda akan ada angkutan umum yang lewat.
"Nungguin siapa lo?"
"Astaga, ih lo tuh ya bisa gak sih, gak ngagetin gue mulu hah?!" Ucap Agis kepada Hel yang tiba-tiba datang dari belakangnya.
"Tiduran, lo ngapain di sini bukannya pulang juga," ucap Hel.
"Oh jadi yang tiduran di sana itu lo?" Tanya Agis.
"Iya, emangnya kenapa sih lo? Kok kaya orang ketakutan gitu? Tenang aja kali gue gak bakalan macem-macem."
"Kalo dari tadi tau kalo yang tiduran di sini itu lo, udah gue bangunin kali dari tadi."
"Emang mau ngapain? Mau minta nganterin lo?"
"Nggak," Agis membalikan badannya membelakangi Hel.
"Beneran?" Hel malah berpindah posisi jadi di hadapan Agis, sedangkan Agis langsung membalikan badannya lagi.
"Iya, kalo pulang sama lo entar gue di apa-apa in lagi."
"Gis dengerin gue dulu, yang di bilang si Gabriel itu cuma fitnah Gis," Hel menarik kedua tangan Agis.
"Lo pikir gue bakalan percaya gitu aja sama omong kosong lo? Sorry gue gak sebodoh itu," Agis melangkahkan kakinya menjauh dari halte.
Hel yang melihat itupun ikut mengejar Agis dari belakang.
"Gis pulang sama gue aja, naik motor," ucap Hel. Tapi tidak di gubris oleh Agis.
"Gis," Hel terus memanggil Agis sambil berjalan, hingga tak mereka sadari jika mereka berjalan sudah mulai jauh dari halte sekolah tadi.
"Gis emang lo gak capek apa jalan terus, entar betis lo pegal-pegal."
"Ngapain sih lo ikutin gue mulu? Udah sana lo pulang," Agis berhenti sejenak dan kembali berjalan.
"Gis tunggu," akhirnya Hel berhasil memegang tangan Agis membuat Agis kembali membalikan badannya.
"Lo tunggu di sini ya, gue mau ambil motor dulu," ucap Hel.
"Nggak usah," Agis mencoba untuk melepaskan tangan nya tapi kekuatan hal lebih besar dari Agis.
"Gak mau tau pokoknya lo diem di sini gue mau ambil motor dul---"
"Nggak usah, gue bilang gak usah ya gak usah, ini rumah gue mending lo pulang sana jangan gangguin gue terus," ucap Agis sambil menunjuk gerbang rumah yang ada di depan mereka dan yang sialnya rumah itu adalah rumah Agis.
"HAH!!?"
"Lepasin tangan gue!" Agis mencoba melepaskan tangannya untungnya kali ini Agis berhasil melepaskan tangannya.
"Heh! Ngapain kamu ganggu-ganggu anak saya hah? Mau saya tembak kepala kamu hah?!" Ucap seseorang dari dalam gerbang, tangannya yang memegang sebuah pistol membuat Hel kikuk dan mengangkat tangannya.
"Gis tolongin gue," Hel meminta tolong kepada Agis, tapi Agis malah tersenyum sinis dan melipatkan tangannya di depan dada.
"Pergi gak kamu!!"
"Bentar pak, saya mau ngobrol dulu sama pacar saya, Gis ini gimana?!"
"Pacar? siapa pacar kamu? Anak saya?"
"Gis dia bapak Lo?" Tanya Hel.
"Iya kenapa lo takut? cemen lo," Agis malah mengejek Hel.
"Hehe om, turunin dulu pistolnya om, bahaya kalo kena kepala calon mati om."
"HEH!!"
"Eh iya iya, maaf, saya gak mau nyelakain anak om kok, justru saya baik tau om, saya ngajak anak om buat pulang bareng tapi dinya gak mau."
"Terus kalo dia gak mau kenapa kamu terus ikutin dia?" Tanya papah agis.
"Saya cowok sejati om, saya gak mungkin biarin cewek jalan sendirian entar kalo di colek sama pocong kan bahaya om."
"Bener juga kamu, ya sudah makasih udah nganterin anak saya, sekarang kamu pulang."
"Om kan juga pernah muda om, Ngapel bentar boleh lah om," Hel mengedipkan Matanya sebelah.
"Idih nggak ya," balas Agis.
"Kamu mau ngapel sama anak saya?" Tanyanya lagi.
"Iya boleh kan om?"
"Boleh, asal dengan satu syarat, kamu harus foto sama KTP kamu terus kirimin ke saya," ucap papah agis.
"Loh buat apa om?"
"Cepat lakukan kalo kamu mau ngapel sama anak saya!"
"Iya iya om bentar," Hel mengeluarkan dompetnya dan mengambil KTP, dia ber Selfi bersama KTP di tangannya.
"Masukin dulu nomor hp om," Hel mengerahkan hp nya, setelah itu Hel langsung mengirimkan fotonya ke nomor hp papahnya Agis.
"Bagus, kamu boleh ngapel sama anak saya, asalkan jangan macem-macem kalo macem-macem foto kamu saya peke buat pinjol," ucap papah agis.
__________"Mas, apa kita gak keterlaluan sama dia?"
"Apanya yang keterlaluan sayang? Ini juga demi kebaikan dia sendiri."
"Mas dengar sendiri kan tadi? Di hadapan kita dia bilang kalo orang tuanya udah meninggal."
"Ya itu dianya saya yang kurang ajar gak mengakui kita sebagai orang tuanya."
"Mas, aku mau nginap di rumah nenek boleh?" Tanya sang istri.
"Buat apa? Kamu mau ngabela anak itu?"
"Nggak mas aku cuma kangen aja nginep di sana, waktu itu kan kita cuma makan malem aja, belum sempat buat ngobrol-ngobrol," ucap sang istri, sebenarnya bukan itu alasan utama dia, alasan utama nya itu untuk mengunjungi anak sulungnya ah ralat anak semata wayangnya.
Dia juga seorang ibu, batin seorang ibu tidak akan pernah salah, itu kata pepatah, dan kemarin terbukti benar, dan niatnya malam ini dia akan menginap di rumah sang nenek untuk mengawasi anak semata wayangnya saat malam hari, apakah setiap malam anaknya seperti itu atau tidak. Pas awal melihat Hel seperti ini hati seorang ibu mana yang tega melihat anaknya menangis, berteriak dan merintih kesakitan tanpa mau mengadu ke siapapun, dia sengat menyesal sekali karena baru tau apa yang di alami putranya sejak hari itu.
"Bagaimana boleh kan mas?"
"Ya boleh, tapi cuma kamu saja, Gabriel tidak boleh ikut," ucap sang kepala keluarga.
"Makasih mas, aku mau berangkat dulu."
" hati-hati di jalan."
____________________________________
Hemmm sepi yah......
Ramein dong yuk......
Biar tambah semangat buat lanjutin certanya
Apa aku patok aja ya? Kalo udah 100 pembaca baru aku up gitu?
Jangan lupa buat meninggalkan jejak ya kawan..
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
Teen Fictionkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...