"Hel.""Hemm..."
"Hel."
"Hemm..."
"Hell!" Panggil Agis dengan nada sedikit keras.
"Ku naon?"
"Dih ngomong apa lo?" Tanya Agis yang masih asing dengan bahasa nya.
"Ku naon teh apa," ucap Hel mencoba menjelaskan aurtinya.
"Dih anjir otak lo sengklek apa nyangkut, gue nanya malah balik nanya."
"Lah kan emang bener naon teh apa."
"Dah lah pusing gue mikirinnya, mending anterin gue pulang," ucap Agis kepada Hel, Agis meminta Hel yang mengantarkannya karena Defan sudah pulang duluan karena gak enak badan katanya, tadinya sekalian pulang sama Agis tapi Agis lagi ngebantuin nenek memasak jadi terpaksa Defan meninggalkan Agis sendirian.
"Jug sorangan," ucap Hel.
"Lo ngomong Sunda ya?" Tanya Agis.
"Muhun."
"Ihhh gue gak ngerti!"
"Iya tuan putri, pangeran siap mengantarkan tuan putri kemana saja," ucap Hel dengan senyuman manisnya.
"Nama gue Agis A-G-I-S Agis bukan putri!"
"Beeeeegooo," ucap Hel dengan nada yang mengikuti ala-ala jaman sekarang.
"Dah ah yo gue anterin lo pulang ke alam Barkah," ucap Hel.
"Gue masih mau hidup!" Agis dengan sengaja memukul jidat Hel keras.
"Sakit ih, di mana-mana tuan putri itu lembut, baik hati nggak bar-bar kaya lo."
"Siapa juga yang mau di sebut tuan putri orang gue maunya di jadiin ratu dalam hidup lo juga," dumel Agis tapi masih terdengar oleh Hel yang notabene nya si paling bawel.
"Apa apa apa gue gak denger aduh," Hel mendekatkan telinganya ke wajah Agis.
"Apaan sih Curut! Cepetan gue mau pulang," ucap Agis.
"Ulangi dulu yang lo bilang tadi."
"Gak!"
"Cepet cantik."
"Gak mau!"
"Ayang cantik, kiw kiw ke oyo yuk," ucap Hel menggoda Agis.
Bughh
"Anjir sakit woy," Hel mengusap wajahnya yang terkena lemparan tas Agis.
"Gak waras lo! Awas gue mau pulang sendirian aja!"
"Gak bisa," Hel merentangkan tangannya untuk menghalang Agis melewati dirinya.
"Awas gue gak mau pulang sama yang otaknya nyangkut," Agis mendorong tubuh Hel tapi karena tubuh Hel yang lebih besar dari Agis Hel tidak bergerak sama sekali bahkan Hel malah memeluk erat Agis dan mencium puncak kepala Agis meskipun Agis terus memberontak memukul dada Hel.
"NEK HEL MAU KAWIN!"
"EMANG UDAH ADA CALONNYA?" Balas nenek entah dari mana, hanya suaranya saja yang kedengeran.
"CALONNYA UDAH HEL PELUK NEK, CEPETAN UDAH NGEBET PENGEN KE KAMAR!"
"WOY LO GILA YA!" Agis melepaskan pelukan Hel.
"YA UDAH TUNGGUIN NENEK TELPON DULU PENGHULU NYA!"
"JANGAN NEK, JANGAN DI DENGERIN!"
"AAAKKKKK!"
___________
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
Teen Fictionkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...