Suara bola memantul di lantai terdengar se lapangan, suara teriakan teriakan pemain silih bersahutan untuk memegang, mengoper ataupun men dribel bola basket supaya mencetak poin.Permainan ini sudah berlangsung beberapa menit dan kini waktunya bagi mereka Istirahat sejenak, semuanya ke pinggir lapangan tepat di mana para perempuan berkumpul dan mengambil minum.
"Ternyata main Lo bagus juga ya."
Merasa ada orang di belakang nya berbicara, Hel menengok dan ternyata di sana sudah ada Agis.
"Iya sih gue juga ngakuin itu hahah, tapi sayangnya gue ikutan basket kek gini belum lama," Hel menatap lurus ke depan.
"Kenapa?"
"Nanti lo ke rumah gue, kalo Lo mau tau jawabannya," ucap Hel.
"Ogah, entar gue di tinggal tawuran lagi sama lo," Agis memalingkan wajahnya.
"Nggak, hari ini gue lagi free tawuran."
"Idih sejak kapan tawuran ada free nya."
"Ada, kan gue panglima tawurannya, jadi terserah gue dong mau ngadain peraturan kaya gimana pun selagi itu gak merugikan orang lain," Hel berpindah posisi jadi duduk di pinggir Agis.
"Iya gak ngerugiin orang lain, tapi ngerugiin diri sendiri."
"Khawatir ya sama gue?" Hel menoel rambut Agis.
"Bisa diem gak?!" Agis mulai terpancing lagi emosinya karena Hel yang terus menggoda nya dan memainkan rambutnya.
"Khawatir ya sama gue?"
"Nggak, lagian ngapain khawatir in orang kaya lo sodara bukan, pac----"
"Calon suami," potong Hel.
"Ih apaan sih lo, eh nih ya gue kasih tau kalo ngehalu itu jangan tinggi tinggi entar lo jatoh langsung ke alam Barkah Lo," ucap Agis.
"Gak papa asal bareng lo aja, biar romantis kaya Romeo and Juliet."
"Baik anak anak pertemuan kita cukup sampai di sini, sampai ketemu lagi di Minggu depan," ucap sang guru yang berdiri di depan para muridnya.
"Yok pulang," Hel menarik tangan Agis.
"Gak mau, gue mau pulang ke rumah---"
"Ya iyalah pulang ke rumah, rumah kita berdua maksud nya ahahaha."
"Cieee yang udah punya rumah berdua..." Sorak ke dua kelas yang mengikuti olahraga yang di laksanakan berbarengan.
"Apaan sih kalian, udah sana pada pulang."
"Lo juga sana pulang, gue bisa pulang sendiri." Usir Agis kepada Hel.
"Sebagai lelaki sejati, dan berwibawa, nggak mungkin dong ninggalin cewek spek bidadari gini sendirian," ucap Hel.
"Okey gue bakalan balik bareng lo, tapi kita mampir dulu ke suatu tempat," ucap Agis menyetujui.
"Nah gitu dong, ini baru bini akang Hel yang cantik, emang mau kemana sih?"
"Mau nganterin gak? Kalo nggak yaudah gue pulang sendirian."
"Iya udah ayo gue anterin kemana pun yang lo mau, ke alam kubur juga ayok!" Ucap Hel.
"Kayaknya lu pasien rawat jalan RSJ ya?" Agis menempelkan punggung tangan kanannya ke dahi Hel.
"Iya gue pasien nya, dan lo dokter sekaligus obat nya."
"Najis banget ih, kenapa sih lo kalo ngegembel selalu alay, yang keran dikit dong, yang di gombalin sama lo ini anak WP jadi yang kaya gitu gituan mah basi!" Ucap Agis sambil menghempaskan tangannya ke hadapan Hel.
"Lo mau cowok spek anak wp?" Tanya Hel kepada Agis dan di angguki oleh Agis.
"Ikut gue ka KUA," Hel menaiki motornya, namun sepertinya Agis hanya diam mematung.
"Ngapain?" Agis menggeplak kepala Hel yang membelakangi nya.
"Sakit bego!" Hel memegang kepalanya yang di pukul oleh Agis.
"Turun cepetan ikut gue!"
"Ngapain sih? Kita kan mau ke KUA biar langsung halal."
"Gue mau balikin lo ke RSJ, kasian dokternya kehilangan satu pasiennya."
"Asal sekamar sama lo aja sih."
"HELLLLLL!!!!"
____________"Kenapa sih lo dari tadi marah-marah mulu?" Ucap Hel, Yap benar semenjak Agis pulang kerumahnya bersama Hel tadi dan Hel ikut mampir dulu karena ada hal penting yang harus Hel bicarakan dengan Defan. Agis terus marah-marah gak jelas intinya senggol bacok.
"Bisa diem gak sih?!" Agis menepis tangan Hel yang tak sengaja menempel di tangan Agis. Padahal itu gak sengaja aja Agis sampai marah-marah seperti itu.
"Gis lo lagi PMS ya?" Tanya Defan, biasanya jika Agis sudah dalam mode senggol bacok itu tandanya Agis lagi PMS.
"Iya kenapa?! Udah deh diem kalian berdua berisik banget tau gak!"
"Hel kita ngobrol nya di kamar gue aja biar lebih leluasa," ajak Defan, dan Hel juga langsung mengangguk.
Setelah di kamar Defan, Hel langsung merebahkan badannya di atas kasur empuk milik Defan tanpa melepas sepatunya sama sekali, menurut Defan ini adalah hal yang sangat lumrah bagi nya, karena semenjak tau Defan itu adalah kakak Agis Hel jadi sering ke rumah nya dan bermain bersama Defan.
Si pemilik rumah hanya diam berdiri menatap Hel, terlihat sekali gurat lelah di wajah Hel, tidak biasanya Hel seperti ini biasanya se berat apapun masalahnya Hel tidak pernah mengeluh apalagi se lesu ini.
"Ada apa?"
"Gak papa."
"Lo gak bisa bohong dari gue Hel."
"Akhir-akhir ini bunda gue selalu ke rumah," ucap Hel menatap langit-langit kamar Defan.
"Ya bagus dong," ucap Defan, oh ya tentang itu Defan sudah tau semuanya, Defan sudah tau seluk beluk keluarga Hel yang sebenarnya, awalnya Hel tidak percaya tapi ternyata setelah dia berkunjung ke rumah Hel, entah kebetulan atau apa hari itu keluarga Hel sedang ada di rumah nenek Hel, dan saat itu juga Defan melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana nasib Hel yang di acuhkan bahkan di marahi tanpa sebab, dan yang paling parah nya lagi ayah kandung nya Hel tega memukuli Hel, tapi Hel tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya diam memendam semua rasa dendamnya sendirian meskipun Defan tau saat itu Hel ingin sekali membalas nya.
"Mereka udah ngancurin gue secara fisik dan batin."
"Seandainya bunuh diri itu di perbolehkan," Hel tersenyum pedih.
"Ngomong apaan sih lo?! Gue tau lo capek, gue tau lo hancur gara-gara mereka Hel."
"Lo boleh nyerah, lo boleh nangis, tapi inget di dalam tanda baca aja ada tanda koma, bukan hanya titik Hel. jadi kalo lo merasa lelah sama takdir lo, lo boleh istirahat dulu, jangan langsung nyerah gitu aja," lanjut Defan, dia merasa iba dengan nasib Hel, kenapa? Kenapa takdir begitu kejam kepadanya.
____________________________________
Hayooooooo I'm cambek hahaha
AU tuh sebenernya bukan g mau up tau, tapi karena AU lagi banyak urusan, akhir akhir ini tuh AU lagi di percayain sama guru di sekolah buat naskah pagelaran buat ujian praktek nanti, doa in ya semoga naskah aku di ACC sama guru aku nanti....
Padahal tuh ya aku gak mau semua orang tau kalo aku suka nulis kek gini hahah...
Aku pengen tuh cuma temen temen aku aja yang tau tapi eh tapi waktu itu guru aku bilang buat di bikinin naskah buat pagelaran, akutuh awalnya kaget dan nolak tapi katanya waktunya udah mepet banget jadi mau gak mau aku harus mau bikin naskahnya dong hahaha padahal aku g bisa sama sekali takutnya tuh pas pagelaran ceritanya malah garing ಥ‿ಥ tapi semoga aja lancar ya sampai hari H nya nantiiiBy by cayang jangan lupa VOTE dan KOMEN yang banyak ya biar Aku semangat bikin ceritanya hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
Teen Fictionkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...