22

38 3 0
                                    


"Keterlaluan kamu!!"

"Apa yang keterlaluan nya mah? Aku benar, dia anak yang nggak tau diri, berandalan, nakal, susah di atur, bahkan dia tega nyelakain adeknya sendiri, manusia macam apa dia!!"

"Anak yang sebut kamu dia itu punya nama, CUCU KU PUNYA NAMA DAN NAMA CUCU KU DI KASIH LANGSUNG OLEH AYAHNYA! INGAT ITU GISAN! KAMU SENDIRI YANG NGASIH CUCU KU NAMA HEL FADGHAM!!"

"Iya emang bener kok, emang bener aku ngasih dia nama itu, tapi itu dulu, sekarang saya menyesal telah memberikan dia nama sebagus itu."

"Bikinnya nggak nyesel, giliran ngurusnya nyesel," ucap Hel dengan sedikit terkekeh.

"Asal anda tau tuan Gisan saya terlahir di dunia ini karena ulah anda dan istri anda! Jika kalian tidak melakukan itu saya nggak pernah ada di dunia ini, saya juga nggak bakalan bikin susah nenek!" Ucap Hel, dari tadi dia diam karena menahan emosinya tapi menyaksikan nenek nya di bentak seperti itu Hel sudah tidak bisa tinggal diam lagi meskipun itu orang tua kandung Hel sendiri, Hel tidak memperdulikan itu lagi.

"Jaga ucapan mu!!"

"Anda saja tidak bisa menjaga mulut anda, lantas bagaimana anda menyuruh saya untuk menjaga ucapan saya?"

"Makannya kalo sekolah jangan sape gerbang!"

"Sudah cukup, nenek sudah muak dengan ayah mu, sekarang kita pulang saja," nenek menarik tangan Hel, tapi saat melangkah tangan Hel di tarik paksa oleh Gisan.

"TIDAK BISA! DIA HARUS BERTANGGUNG JAWAB!!"

Plakk

"Kurang ajar kamu Gisan!" Nenek menampar keras pipi Gisan.

"Apa? Gue harus bertanggung jawab apa hah?" Tanya Hel. Sedangkan Gisan malah diam karena mungkin masih syok ibunya menampar dirinya.

"GUE NANYA SAMA LO! GUE HARUS TANGGUNG JAWAB APA HAH?!"

"Ikut saya sekarang!" Gisan menarik kasar kerah baju Hel.

"Gisan! Lepaskan cucu ku!" Teriak nenek mengikuti langkah Gisan yang menyeret Hel, untung saja sekarang masih jam pelajaran, lorong-lorong kelas masih sepi dan tidak ada yang menyaksikan kejadian ini.
___________

Gisan membawa Hel ke rumahnya lebih tepatnya bekas rumah Hel dulu. Dalam hati Hel dia sangat senang karena setelah beberapa tahun lamanya akhirnya di usia nya yang ke tujuh belas Hel menginjakan kakinya lagi di rumah ini, dengan suasana rumah yang masih sama seperti dulu hayang saja ada beberapa barang yang di ganti dengan yang baru.

Tapi harus kalian ketahui selain perasaan senang, Hel juga merasa sangat takut dengan ayahnya yang menyeret Hel masuk ke dalam rumah dan membanting kan tubuh Hel ke lantai di hadapan dua orang yang sangat Hel kenali sekali, siapa lagi jika bukan Esa dan Gabriel.

"Bersujud dan meminta maaf!" Gisan mendorong kepala Hel supaya tertunduk, tapi Hel menolak, dia menahan tangan ayahnya yang menyuruh Hel untuk menunduk, jika bersujud ke Esa mungkin Hel bisa memikirkannya karena meskipun Esa sama seperti Gisan tapi dia masih ingat jika Esa itu masih Ibunya. Jika sama Gabriel jangan harap Hel melakukan itu, meskipun dia di bunuh saat itu juga Hel tidak akan pernah bersujud di hadapan Gabriel.

"Cepat lakukan itu!" Ucap Gisan tapi masih tidak di tanggapi oleh Hel sama sekali.

"SUJUD SAYA BILANG SIALAN!!" Gisan terlihat sangat emosi sekali, bahkan dia tega menginjak punggung Hel beberapa kali.

"Hah hah hah gu--gue gak bakalan lakuin itu," ucap Hel.

Prang!!

Gisan membanting kan guci yang jadi pajangan di ruang tamu ke belakang kepala Hel, darah mengalir dengan deras dari belakang kepala Hel.

"Mau ngelawan saya sekarang hah?!" Gisan menarik rambut Hel ke belakang.

"Katanya ketua geng tawuran! Tapi sekali pukul langsung kesakitan, cih! Lemah!" Ucap Gisan.

Hel memberontak melepaskan jambakan
Gisan dari rambutnya, setelah berhasil Hel langsung berlari ke arah dapur meskipun sedikit sempoyongan karena kepalanya yang terasa sangat sakit ulah ayahnya, meskipun Hel sudah lama tidak menginjakan kakinya ke rumah ini tapi Hel yakin letak dapur nya masih sama seperti dulu.

Hel mengambil satu gelas kosong dan berlari lagi membawanya ke ruang tengah, tapi saat dia berlari tiba-tiba Gisan menghalangi nya, untung saja Hel bisa melewati Gisan, dia berlari lagi ke arah tamu dan

Prang!!!

"Aaaaakkk!!"

"Aaaaaa!"

Suara barang pecah, teriak kan ke dua orang itu saling bersahutan saat dengan kerasnya Hel melempar gelas kosong itu tepat ke belakang kepala Gabriel.

Hel tersenyum puas dan bangga tidak ada rasa penyesalan sama sekali di wajah Hel setelah melakukan itu.

"GABRIEL!" Teriak Gisan saat menyaksikan anak kesayangannya tumbang di atas kursi dengan kepala yang bercucuran darah.

Hel tersenyum sinis dia sedang menertawakan takdirnya yang begitu suram, ayah kandungnya tega melukai anaknya sendiri, sedangkan anak angkatnya terluka yang jelas bukan salah ayahnya langsung meminta maaf.

"LO LIAT! LO LIAT! MANA YANG LEMAH HAH? DIA, DIA YANG LEMAH! Hahaha!" Teriak Hel.

"Gabriel, hey bangun nak, maaf maafkan ayah nak maaf," ucap Gisan.

"Mas--"

"Esa cepat kamu bawa Gabriel ke rumah sakit sama supir, biar anak gila itu saya yang urus," ucap Gisan.

Setelah mendapat kan anggukan dari Esa Gisan langsung berjalan ke arah Hel.

__________

"Esa katakan di mana Hel?!" Teriak nenek sambil menarik-narik tangan esa yang tergesa-gesa masuk ke dalam mobil untuk membawa Gabriel ke rumah sakit, yah tadi saat Esa keluar entah kebetulan atau tidak nenek datang ke rumahnya sambil menangis dan menanyakan soal Hel.

"AKU TIDAK TAU DAN AKU TIDAK PEDULI!"

"Lepaskan tangan ku nek, aku harus mengantarkan Gabriel ke rumah sakit sekarang juga."

"Keterlaluan kamu Esa! Nenek kira waktu itu kamu bener-bener mau berubah tapi ternyata tidak sikap mu masih sama, suatu saat nanti jika kamu ingin bertemu Hel nenek nggak akan pernah mempertemukan kalian barang sebentar pun!"

"Aku tidak peduli," Esa masuk ke dalam mobil dan meninggalkan nenek.

Nenek berjalan ke arah pintu rumah Gisan, dia langsung masuk ke dalam rumah dan begitu tercengang saat melihat salah satu ruangan rumah itu porak poranda, banyak sekali pecahan beling di mana mana dan juga darah yang berceceran di mana-mana.

"Gisan di mana cucu ku?" Tanya nenek saat melihat Gisan baru keluar dari kamarnya menggunakan baju yang rapih, sepertinya dia baru saja mandi.

"Aku tidak tau," ucap Gisan santai.

"Jawab yang benar Gisan di mana cucu ku, tadi kamu yang bawa dia ke sini!"

"Kata siapa? Aku sudah menurunkan nya di jalan tadi," ucap Gisan.

"Ket----"

Brukk













____________________________________

Halo gaisss.....

Ketemu lagi nie ma aku....

Jangan lupa vote dan komen yang banyak ya.

ABHIPRAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang