Ke esokkan hari nya Agis berangkat sekolah bersama sang Abang, meskipun mereka sering berantem tapi mereka masih tau batasan, jika berantem pun hanya berantem biasa tidak sampai memutus tali persaudaraan. Defan pun begitu, dia sangat sayang kepada adiknya meskipun selalu membuat nya kesal lahir batin, Defan akan marah besar jika adiknya ada yang menyakiti.Bahkan seluruh sekolah ini tau jika ada yang berani menyakiti Agis maka harus siap berhadapan dengan Defan.
Saat di koridor, mereka berpisah karena arah ke kelas Agis itu ke sebelah kanan dan kelas Defan berada di sebelah kiri.
"Bang entar baliknya duluan aja, biasa gue mau bareng temen," ucap Agis.
"Ya terserah lo, tapi jangan pulang sore ayah hari ini pulang, dia ngajak kita makan malem di luar," Defan menunjuk hidung Agis dengan jari telunjuknya.
"Sip," Agis mengangkat jempolnya.
____________Di kelas Defan, semua murid nampak masih bersantai-santai karena bel masuk masih lama, bahkan ada juga yang pergi ke kantin sambil menunggu bel masuk.
"Def," sapa salah satu teman sebangku Defan.
"Hemm."
"Eh Def, lo tau gak kalo sekolah kita ini lagi heboh banget?"
"Apaan?" Tanya Defan yang sebenarnya malas membahas ini, tapi karena temannya yang memancing jadi kan Defan kepo.
"Gue denger-denger sekolah ini udah beralih tangan sama orang lain."
"Kok bisa sih Zen?" Tanya teman yang ada di belakang Zaenal dan Defan, nampaknya mereka juga sangat penasaran dengan kabar yang menggemparkan ini.
"Gue juga gak tau sebenarnya terjadi, gue juga gak tau pasti sekolah ini pindah tangan ke siapa soalnya dia itu menutup identitas nya," ucap Zaenal.
"Kata cewek-cewek juga sih hari ini ada siswa baru, kayaknya dia orang kaya deh soalnya kaya bawa pengawal gitu," ucap si ketua kelas yang ikut berbicara.
"Cewek cowok?" Tanya Zaenal.
"Cowok."
"Yahhh gue kira cewek, tadinya mau gue jodohin sama si Defan, kasian gue sama dia ngejomblo mulu."
Semua orang yang tadi ikut ngerumpi kini malah tertawa menertawakan Defan.
____________"Gis!!"
"Lo bawa olahraga cadangan gak?" Tanya teman Agis.
"Kebiasaan lo," ucap Agis sedikit ketus.
"Heheh ya maaf, gue kan lupa."
"Bawa, ambil aja di loker," ucap Agis, setelah itu dia kembali mengikat tali sepatunya.
"CEPETAN GANTI BAJU NYA YUN!!"
"IYA BENTAR!!"
Lapangan sekolah begitu sangat ramai sekali karena hari ini ada dua kelas yang pelajarannya olahraga dan di jam yang bersaan. Seperti kelas Agis sekarang semuanya sudah berkumpul untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu.
"Mohon perhatian nya, seperti biasa di depan harus ada pemimpin pemanasan, dan buat hari ini bapak bakalan tunjuk di salah satu dari kalian untuk ke depan," ucap guru olahraga.
"Iya deh terserah bapa, udah kepanasan sebelum pemanasan nih pak," ucap Agis sedikit berteriak.
"Kamu Agis maju ke depan," guru olahraga itu menunjuk Agis untuk baju ke depan.
"Lah kok saya sih pak? Saya kan udah pemanasan dari tadi."
"Cepetan kali Gis kita udah kepanasan nih."
"Cepetan Gis ke depan."
"Gis cepatan ah."
Ya begitulah suara teman-teman Agis yang menyuruh Agis untuk ke depan.
"GES LIAT DEH KELAS SEBELAH KAYAKNYA LAGI RIBUT NIH!!" Salah se orang siswa dari kelas sebelah Agis yang sekarang sama-sama pelajaran olahraga berteriak, otomatis semua anak-anak kelas sebelah menoleh ke kelas.
"HUUU KELAS PAYAH, MASA KAGAK ADA YANG MAU KE DEPAN AHAHAHA!!"
"Cicing maneh siah Tutut sawah," salah satu siswa kelas Agis mencoba melawan mereka.
"Heh mie galing kalo lo mau ngomong lurusin dulu tuh rambut lo baru gue dengerin ucapan lo."
"Gis udah ke depan aja demi kelas kita napa."
"Ah elah males gue, biarin aja kalo mereka berantem paling cuma babak belur aja," ucap Agis santai.
"SUDAH-SUDAH! Kalian ini kaya anak TK aja berantem terus," sang guru olahraga pun ikut memisahkan mereka semua.
"Agis cepetan ke depan," lanjutnya lagi.
"Bentar pak nungguin harga minyak goreng turun," ucap Agis.
"Masih muda kok udah punya jiwa emak-emak," ucap sang guru sambil menggelengkan kepalanya.
"Biarin lah, dari pada masih muda tapi jiwa jompo, noh kaya orang di depan," ucap Agis sambil menunjuk orang yang di depan kelas sebelah.
Sontak semua siswa kelas Agis tertawa terbahak-bahak karena pemimpin pemanasan mereka ternyata terkena encok.
"Makannya kalo mau ngomongin orang tuh ngaca dulu bozzz."
"Eh lo ngapain pegangin kepala? Butuh diapet gak?"
"Ahahah anjing, diapet buat yang masuk angin goblok."
"Bagus teman, lanjutkan ke bodohan kalian semua."
"Udah ah, mending gue ke toko bangunan," ucap Agis sambil membalikan tubuhnya.
"Mau ngapain?" Ucap semua teman sekelas Agis menatap Agis heran.
"Mau beliin kaca buat kelas sebelah," ucap Agis sambil berjalan ke luar lapangan.
"Jyaaaaaaa ahahahaha."
"HEH! AGIS KAMU MAU KEMANA?" Tanya sang guru saat menyadari Agis malah berjalan keluar lapangan.
"Mau ke KUA, mamah saya udah minta cucu," ucap Agis.
____________________________________
Haiii gais ketemu lagi sama saya di sini di cerita baru ini hahaha...
Mana nih tim Agis?
Suaranya mana?Kalo kalian sayang sama Agis VOTE dan KOMEN ya haha...
Nanti kita ketemu lagi di part selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA
Teen Fictionkunang-kunang di malam hari, sebagai "Blue Night". Malam yang sendu dan suram. Malam-malam penuh cahaya alam nan natural dan syahdu kini tergantikan cahaya lampu yang gemerlapan dan masif, yang justru disinyalir sebagai salah satu faktor penyebab ke...