13.

42 3 1
                                    


"Lucu kan, apalagi foto yang ini nak Agis, aduhhh nenek jadi gemes pengen liat Hel kecil lagi deh," ucap sang nenek saat menunjukan album-album lama Hel.

"Nek udah ih giliran Hel, Hel juga mau pacaran sama Agis," ucap Hel.

"Bentar dulu sayang."

"Iya nih ganggu aja," ucap Agis menatap Hel.

"Ya udah aku mau ke luar bentar, tapi awas aja kalo nanti Hel pulang kalian belum selesai ngobrol nya," ucap Hel.

"Hati-hati di jalannya," ucap sang nenek, pasalnya beliau tidak percaya Hel mengendarai motornya pelan-pelan.

"Nek, aku pergi dulu sama temen-temen, nitip Agis jangan sampai dia tau," bisik Hel di telinga sang nenek. Namun sang nenek hanya menatap Hel seolah melarang Hel untuk pergi, karena sudah beliau yakin jika sudah bergabung dengan teman-teman nya, Hel selalu pulang dalam keadaan babak belur.

Jika kalian tanya sang nenek sudah mengetahui kelakuan Hel di luaran sana? Jawaban ya, sang nenek sudah mengetahuinya karena Hel yang bercerita.

"Jangan lama-lama."

"Iya sebentar kok."

Setelah Hel pergi sang nenek dan Agis melanjutkan lagi mengobrol, sebenarnya hati nenek sudah tidak enak memikirkan Hel, dia takut sekali Hel pulang dalam kondisi yang babak belur lagi, meskipun sudah biasa tapi tetap saja ada rasa khawatir.
_____________

"Sorry gue telat," ucap Hel kepada teman-teman nya yang sudah berkumpul di salah satu rumah atau mereka sudah menganggap rumah itu adalah basecamp tempat berkumpul.

"Santai aja Hel, gue sama anak-anak yang lainnya udah nyusun strategi, kita tinggal berangkat aja," ucap salah satu dari mereka yang wajahnya tak kalah ganteng dari Hel.

"Semuanya udah siap?"

"Siap bos!!" Jawab mereka serempak.

"Kita berangkat sekarang juga," ucap Hel mengintruksikan pasukan perangnya. Pasukan tawuran Hel bukan pasukan sembarangan, mereka terdiri dari ratusan orang yang diketuai oleh Hel sendiri, dan ada juga tiga orang tim inti. Sebelum masuk ke geng tawuran ini mereka harus di seleksi terlebih dahulu minimal mereka harus bisa bela diri, dan bisa menggunakan senjata tajam.

Mereka semua menaiki motor sport mereka masing-masing tapi berbeda dengan Hel, dia menggunakan motor KLX yang sering dia gunakan untuk pergi ke sekolah, sebenarnya tadi di jalan Hel sempat mengumpati dirinya sendiri karena salah bawa motor. Jalan sore ini nampak begitu sepi, mereka semua mengendarai motornya beriringan di belakang Hel.

Setelah sampai di tempat tujuan mereka langsung turun dari motornya sebenarnya mereka harus berjalan lagi untuk sampai di tempat tujuan mereka yang sebenarnya tapi tak apa yang penting mereka sudah jauh dari motornya dan tentunya jauh dari pemukiman warga.

Tepat saat pasukan Hel datang, pasukan musuh juga datang, lawan kali ini berbeda dengan lawan yang sebelumnya pernah geng Hel tumbangkan juga karena geng sebelumnya sudah di kabarkan bubar karena sudah banyak memakan korban, geng ini diketuai oleh si kembar bule keturunan cina.

"Gak ada kapok-kapoknya nih bule kembar," ucap salah satu pasukan Hel yang sepertinya sudah greget sekali dengan kelakuan mereka semua.

"Kita gak bakalan kapok dan nyerah sama kalian sebelum pasukan kalian bubar semua, dan lo mati di tangan kita," ucap salah satu si kembar yang lebih pendek.

"Heh pasukan kita itu udah punya sesepuh dari jaman dulu, bukan kaya kalian baru menetas aja udah songong minta di gorok."

"Banyak bacot lo!!"

Mereka semua langsung menyerang satu sama lain tanpa menggunakan senjata, Hel yang melawan si kembar sendirian tidak merasa kewalahan sama sekali meskipun tubuh mereka berdua lebih besar. Si kembar yang mendapatkan beberapa kali pukulan itu sedikit meringis kesakitan dan emosi karena sampai saat ini mereka belum juga melukai Hel sama sekali.

"Gue gak bakalan kalah sama lo Hel," ucap salah satu si kembar, keduanya terus menghajar Hel sekuat tenaga, bahkan mereka berdua tidak memperdulikan keadaan pasukannya yang sudah tumbang setengah. Sedangkan pasukan Hel tidak ada satu pun yang tumbang mereka hanya mendapatkan luka ringan saja.

"Ketua macam apa kalian cih!! Egois!" Ucap Hel saat berhasil menumbangkan mereka berdua.

"CABUT!!" Teriak Hel.
___________

"Assalamualaikum, ne--"

"Eh lo Gis? Nenek mana?" Tanya Hel, dia begitu terkejut saat membukakan pintu Agis sudah berdiri di depannya.

"Minggir gue mau pulang," ucap Agis begitu ketus.

"Ah elah baru juga gue pulang masa udah mau pulang aja, nanti ajalah gue capek banget,"  ucap Hel.

"Gue bisa pulang sendiri, minggir lo," Agis mendorong tubuh Hel ke belakang, untung saja Hel bisa menyeimbangkan tubuhnya hingga tidak terjatuh.

"Gis, tungguin," Hel mengejar Agis yang sudah berlari keluar gerbang.

"Gis!!" Hel berhasil menarik tangan Agis, dan membalikan badan Agis menghadap ke arahnya. Hel begitu terkejut saat melihat ada butiran air mata yang mengalir di pipi putih mulus Agis.

"Lo, Lo kenapa?" Tanya Hel.

"Lo masih nanya gue kenapa? LO MIKIR GAK SIH, GUE NUNGGUIN LO DI RUMAH LO BERJAM-JAM TAPI LO PULANG DENGAN KONDISI YANG KAYA GINI!! LO UDAH BOHONGIN GUE DENGAN ALASAN MAU KUMPUL SAMA TEMEN-TEMEN LO, TAPI LO MALAH TAWURAN KAYA GINI, GUE KECEWA SAMA LO HEL!!" Agis kembali membalikan badannya lagi dan berlari, tapi untungnya Hel berhasil menarik tangan Agis dan memeluknya dengan erat. Jadi selama dia pergi Agis mengkhawatirkan dirinya, sungguh Hel merasa bersalah sekali telah membohongi Agis tadi.

"Maaf, maafin gue maafin gue Gis," entah lah Hel begitu sangat menyesali perbuatannya kali ini, seharusnya tadi Hel lebih memilih diam di rumah menemani Agis bersama sang nenek.

"Hel bawa Agis ke dalam, gak enak sama tetangga," ucap sang nenek yang ternyata sudah berada di depan gerbang.

"Kita kedalem dulu," Hel mengajak Agis untuk masuk ke dalam rumah, untungnya kali ini Agis mau di bawa ke rumahnya meskipun matanya masih ber kaca-kaca.
_________

"Nak Agis, nenek mau minta maaf karena ulah Hel kamu jadi menangis seperti ini," sang nenek mengelus rambut Agis.

"Gis gue, gue gak maksud buat bohongin lo."

"Nek aku mau pulang dulu," ucap Agis.

"Gue anterin."

"Gu----"

"Nak, mau yah? Nenek takut nanti kamu kenapa-napa di jalan, nenek jamin selama kamu sama cucu  nenek, kamu akan aman sayang," ucap sang nenek meyakinkan Agis.

"Nek----"

"Percaya nak, mau yah?"

Setelah berfikir akhirnya Agis menganggukkan kepalanya, Agis menatap Hel sebentar lalu tersenyum ke arah sang nenek.













____________________________________

Hihihi

Akhirnya aku punya waktu luang buat up gessss....
Akhir-akhir ini Author tuh sibuk banget ngerjain tugas yang banyak banget, Author aja sampe gak bisa tidur gegara ngerjain tugas hufffp..\(°o°)/

Okey selamat membaca ya, jangan lupa meninggalkan jejak

ABHIPRAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang