A .9

168 36 7
                                    


Malam ini bulan tak tampak
Lalu dimana keberadaan mu
Apakah kau juga menghilang ...

--

Ridho menyetir mobil dengan kencang bahkan ia berapa kali
melanggar peraturan lalu lintas.
dalam benaknya hanya terbayang
wajah manis adiknya sejak tadi.
Jantung Ridho berdetak kuat
Keringat menetes di keningnya
perasaan cemas tak hilang dari
hati Ridho. Panggilan dari Rumah
Sakit membuat pikiran Ridho
berpikir negatif berlebihan.

" jika terjadi sesuatu kepada Arash.
aku tidak akan memaafkan diriku".
gumam Ridho menggenggam stir
mobil kuat.

Ridho tiba di rumah sakit lalu segera
menuju ruang informasi untuk mencari nama Arash apakah ada.
Saat bertanya Ridho berharap bahwa
tidak ada nama Arash di sini namun
Realita berkata lain.

" pasien korban tenggelam berada
di ruang icu tuan " jawab sang suster
memberi tau kepada Ridho.
tanpa basa basi Ridho segera berlari
di sepanjang koridor Rumah sakit
ia bahkan lupa jika di Rumah Sakit
dilarang berlari membuat keributan.
Setelah sampai di ruang ICU Ridho
Langsung menerobos masuk sebelum
petugas datang menghentikan Ridho.

" anda siapa mas ? Pasien sedang
dalam penanganan Dokter.mohon
Jangan masuk ke dalam " tegur
Petugas menahan

Mata Ridho merah lalu segera menjawab pertanyaan petugas cepat.
" saya keluarga pasien korban tenggelam.saya kakaknya biarkan
Saya masuk"! Balas Ridho memohon.

" baiklah mas ,kalau begitu anda
harus menunggu di luar karna
dokter sedang berkerja sekarang"
Ujar petugas menenangkan Ridho.

yang Ridho lakukan adalah Menurut
Kemudian duduk dengan cemas.
Tak hentinya Ridho berdoa agar
Adiknya bisa di selematkan.

" arash , jangan tinggalin Abang"

..

Arina kini sedang berada di cafe menunggu seseorang yang sejak
tadi tak kunjung datang.bahkan
minuman yang ia pesan sudah
hampir habis karna haus.

" mana sih ?Dino lama banget"!
Kesal Arina sambil bermain hape.

Dari pintu masuk ,seseorang berpakaian Rapi tinggi besar
berjalan menuju meja yang ditempati oleh Arina.wajah tampan kulit putih
Wangi maskulin yang menguar
membuat Arina langsung mendongak
untuk melihat kala kursi didepanya
di duduki.

" sorry lama, macet tadi di jalan "
ungkap Dino menjelaskan

Vania yang awalnya hendak protes
langsung diam kala melihat wajah
Memar Dino yang terlihat di sudut bibir. " loh ! Bibir lu kenapa dino? "
kaget Arina menatap wajah Dino.

" oh ... Ini tadi ada kecelakaan kecil
di jalan.santai aja ni ga sakit kok"
Sahut Dino menenangkan Arina.

" kecelakaan maksud lo apa ?!
Jangan bilang lo habis di keroyok
sama begal "?! tanya Arina khawatir

" ha ? Begal hahahaha .. Bukan
begal ran ini sebenernya gw di serang
Sama anak gengster waktu ke sini"
cerita Dino santai kepada arina.
Arina yang mendengar langsung terkejut bahkan ia tak percaya masih
ada gengster pada jaman sekarang.

" kok bisa ? Lo udah lapor polisi belum? Atau lu ingat ga nama gangster nya apa ???"
tanya Vania bertubi tubi.

Dino senyum miring lalu menggeleng
Pelan , bahwa ia tidak tau nama gengster yang menyerangnya.
" udahlah lagian ini gak seberapa
Ayo makan dulu gw laper nih "
Ajak Dino melihat buku menu.

Vania menatap wajah Dino yang
Memar lalu ikut melihat buku menu.
setelah selesai memesan Dino langsung menatap Vania ,sedangkan
Vania yang di tatap merasa gugup.
" ada apa dino? " tanya vania

 Alone Rain  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang