....
...
....
.
.
.
.
Langit diluar begitu tenang tanpa mendung
sinar matahari memasuki jendela kaca rumah sakit ,suara monitor berbunyi setiap detik tanpa henti dengan ventilator yang selalu setia berada didalam tenggorokan pemuda tampan yang telah terbaring diranjang.
Rambut hitamnya memanjang menutup dahi
dengan hidung mancung menambah ketampanan wajahnya.pipi semakin tirus
setiap hari yang dulu berisi ,mata yang
telah lama terpejam tak pernah bangun.
membuat beberapa orang khawatir jika
mata coklatnya tak pernah terbuka." arash .. Selamat ulang tahun yang ke18 ,walaupun kita tidak saling kenal tetapi kakak sayang padamu seperti seorang kakak perempuan " suara gemetar kanumi berbisik
ditelinga arash.Wajah imut kanumi telah basah oleh air mata
menangis melihat adik iparnya masih
terbaring diranjang dengan alat bantu
kehidupan ventilator yang selama ini
menjadi penunjang hidup arash." bangunlah arash kami merindukanmu
Bangunlah dari mimpi indahmu ,lihat kami
yang ada disini untukmu .. " ujar kanumi tulus
mencium dahi arash." baiklah kakak akan keluar sebentar lagi
ada seseorang yang selama ini selalu datang
untuk menemani mu arash " seru kanumi
memberitau menatap sendu.Gadis cantik bertubuh tinggi putih mengenakan baju lengan panjang bercelana panjang rambut terurai indah berdiri didepan pintu dengan sabar.
" vania kamu terlihat cantik hari ini apa ini kado untuk arash ..." goda Kanumi jahil.
Vania tersenyum malu dengan rona merah
diwajahnya saat mendengar perkataan Kanumi. " tidak ,tapi aku hanya ingin terlihat cantik diulang tahunnya " sahutnya menunduk malu." Oh begitu , tetapi bagi kakak kamu selalu cantik bahkan tanpa berdandan " imbuh kanumi.
Vania menatap ke arah pemuda yang dianggap menyebalkan ketika dibangku sekolah lalu tersenyum manis.
" kakak jangan memujiku, jika kakak sendiri
lebih cantik dariku hingga bisa mendapatkan
Kakaknya Arash " seru vania berkata.Wajah merah kanumi terlihat lalu segera bersikap normal dihadapan vania.
" ok ,ok , kamu menang vania kalau begitu
kakak harus pergi titip Arash "
ucap kanumi ,vania mengangguk pelan.Setelah kanumi pergi ,Vania segera duduk
lalu mengeluarkan sebuah kado kecil kemudian meletakkan di atas meja sebelah arash." Selamat Ulang Tahun Arash semoga panjang
umur ,aku tidak meminta banyak darimu
hanya saja ... tolong jangan pergi ..aku akan setia menunggumu sampai kau bangun.."
Ujar vania berkata pelan menangis." Bukalah matamu,.. Aku ingin menatapmu
lagi walaupun kau mengabaikan ku .. arash .."
suara vania menangis menudukkan kepala...
" Ayah !" teriak Arash menangis melihat
Ayahnya meninggal didepan matanya.
tangan Arash berusaha menyentuh jasad
Ayahnya namun tertembus berkali kali." Bangun Ayah!! Bangun !! Aaaaah.."
teriak keras Arash menangis.ketika Arash menangis disamping Ayahnya
tiba tiba sebuah angin kencang menerpa
tubuh Arash kuat membuat arash terkejut
lalu menutup pandangan Arash." tidak ..!! Aku masih ingin melihat Ayahku !!"
angin tersebut semakin menutup penglihatan
Arash namun dihalangi oleh tangan Seseorang
yang menutup mata Arash.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone Rain
FanfictionArash pemuda biasa yang kebetulan bersekolah elit namun siapa sangka ternyata perjalanan Arash bukan Hanya dalam sekolah saja.. Teka teki mulai terlihat dengan perlahan.