31

59 8 4
                                    

.
.
.

Maria berjalan ke arah pintu membawa guci antik disebelahnya memandang dendam
ke arah orang didepan pintu.

" kenapa,kau harus hadir! "

" seharusnya kau mati !"

" kau pembunuh! aku tidak pernah memiliki anak seperti mu!"

" hari ini kau harus mati..!"

teriak maria menangis melemparkan guci
ke pintu masuk kuat,suara pecahan terdengar
nyaring.

berdiri tegap menatap Maria penuh kecewa
kedua tanganya terkepal erat menghampiri Maria. " jadi anda akan membunuh ku jika yang berdiri disini adalah Arash,"

Wajah tersadar terkejut maria membuatnya
menggeleng pelan menangis menahan
baju Ridho kencang.

" Ridho ! Dengerin mamah sayang,Arash
Bukan adik kandung mu.dia adalah hasil kecelakaan dia bukan adik kandungmu
percaya pada mama sayang,"
terisak menjelaskan pada putranya.

Ridho terdiam membisu mendegar
perkataan Maria.

" dengerin mamah ,mamah ga bohong.
Dia hasil kecelakaan maka dari itu Kamu
harus tinggalakan dia sayang,"

Ridho mundur melepaskan diri dari Maria.

" jika Arash adalah hasil kecelakaan maka
yang pantas dihukum adalah Anda,bukan
Arash..." berkata datar di akhir kalimat.

plakk

tamparan mendarat diwajah Ridho panas
Maria terkejut saat sadar telah menampar
Ridho. " Rid- ho ,maafin mamah sayang
maafin mamah Ridho.. ," menyesal.

" berhenti,jangan mendekat.tamparan ini
ga sebanding dengan apa yang anda lakukan pada Arash ,mencoba membunuhnya,!"
Emosi Ridho meledak.

" Menyebut diri sendiri mamah tapi tega ingin
membunuh darah daging sendiri ,anda
tidak layak disebut ibu,"

Hati maria tersayat perih ketika perkataan Ridho menusuk hatinya seperti pisau.
menutup mulut menangis.

" jika anda ingin bukti datanglah ke pengadilan.Akan ku bawakan bukti bahwa
Arash adalah adikku! Dan memasukan anda ke penjara.."
tegas Ridho berkata balik badan meninggalkan rumahnya.

" Ridho.. Jangan pergi! Jangan tinggalin mamah ..!" maria berlari mengejar Ridho.

Punggung lebar Ridho terus berjalan tanpa
menoleh, lalu masuk ke mobil panjero
menacap gas pergi meninggalkan halaman.

Maria berlari dengan tersandung ditangga.

"Ridho..!" jika kamu pergi ninggalin mamah
Mamah akan bunuh Arash ..!"
serak maria menangis pilu melihat
mobil Ridho pergi.

Penjaga gerbang dan tukang kebun yang
melihat segera pergi meninggalkan rumah
Maria.takut jika akan terlibat dalam
pertengkaran keluarga lalu menjadi korban.

dalam perjalanan menuju Rumah sakit
Ridho menyetir dengan kencang,menangis
setelah bertengkar dengan Mamahnya.
Niat hati ingin mengambil sesuatu dirumah
namun harus mendengar makian kasar
dari mamahnya sendiri untuk adiknya.

" papah , apa yang harus Ridho lakukan sekarang! Mamah semakin gila !" teriak Ridho
Keras dalam mobil.

berhenti dipinggir jalan untuk menepi ,menyadarkan Kepala ke atas lemah.
" papah.. Maafin Ridho harus melakukan ini
sama mamah,Ridho ga tau harus berbuat apa pah.. " adunya terisak pelan.
.
.

Ruangan besar luas yang hanya ditempati
Arash terlihat tenang seperti penghuninya
yang selalu diam tak bersuara.ketika ditanya
oleh dokter Arash hanya diam tak bergeming.
Hal ini sudah diketahui oleh Ridho , dengan
ketabahan Ridho menerima jika Adiknya
mengalami goncangan jiwa karna kejadian
yang 8 bulan berlalu.

 Alone Rain  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang