26.

59 10 2
                                    

.
.
.
.

Ruangan vvip dengan fasilitas lengkap dihuni
oleh Arash sendirian dengan beberapa
peralatan yang telah disediakan.
ruangan vvip secara khusus dipesan Ridho
untuk kesembuhan Arash agar bisa lebih tenang dalam proses pemulihan.
Namun hal tersebut tak berpengaruh kepada Arash yang hanya diam dengan pandangan hampa menatap lurus ke depan.
Kanumi yang sedang memegang semangkok bubur ayam buatanya kini tampak berkaca kaca melihat keadaan Arash.

" Arash , ayo makan lihatlah kakak membuatkan bubur ayam untuk mu "
suara kanumi lembut.

Arash hanya diam tak merespon perkataan kanumi sejak tadi bahkan melirik pun tidak.

Kanumi meletakkan bubur dengan tenang
berujar  lembut memegang tangan arash pelan. " Baiklah kakak tidak akan memaksa , arash harus makan agar lekas membaik oke.. "

namun hanya kebisuan yang Kanumi dapatkan ,karna tak kuasa kanumi bangkit
dari duduk lalu hampir menabrak Ridho.

" hati hati ..! apa kau terluka ?!"
tanya Ridho menatap kekasihnya yang telah menangis.

" tidak .. Aku baik baik saja tapi hatiku terluka melihat Arash seperti ini , tolong jaga Arash aku harus pergi "

" tunggu , biar ku antar "  cegah ridho menawarkan diri.

" tidak perlu ,aku sudah ditunggu dimobil.
Kau tenang saja .. " sahut kanumi cepat
kemudian keluar.

Setelah kanumi pergi ,Ridho berjalan ke sisi
Brankar Arash dan duduk menatap wajah
Arash yang terlihat lebih baik dari sebelumnya
Luka luka diwajah Arash sudah mulai kering
namun pandangan Ridho tertuju pada
telapak tangan Arash yang diperban.
Lalu membuka selimut arash membuat
Ridho diam sesaat meneteskan air mata.

Bagaimana kedua kaki Arash yang terluka parah hingga harus digips serta diperban.
dengan cepat Ridho menarik selimut hingga sampai pinggang Arash.

" Arash .. Maafkan abang .. Maafkan abang
karna terlambat datang menolong mu "
seru ridho berkata menatap Arash.

" ini semua salah abang hingga kamu seperti ini ,abang akan berusaha  memperbaiki kesalahan abang ,tapi tolong jangan
diam seperti ini Arash "
ujar Ridho berkata lembut.

" tolong bicaralah sedikit  Arash ,marahlah
pada abang ,benci abang,pukul abang ,lampiaskan semua nya pada abang !"
Imbuh Ridho memegang wajah Arash ke arahnya.

" Arash ..lihatlah abang !.. Kamu tidak sendiri!
Abang masih disini .. ! Abang disini tidak akan
meninggalkan mu arash.. !!"
teriak Ridho lepas kendali berlinang air mata.
dengan cepat Ridho segera memeluk Arash lembut mengucapkan kata maaf berkali kali.

" abang tidak marah arash.., maafkan abang
maafkan abang .. Abang tidak marah padamu"
ucap Ridho semakin memeluk hangat Arash.
sedangkan Arash hanya diam dengan berkaca kaca dalam pelukan Ridho.

Arina yang telah berdiri tak jauh dari brankar
Arash menudukkan kepala ikut menangis
melihat Ridho yang terlihat kecewa dengan
dirinya sendiri karna membentak Arash.

" apa yang sebenarnya yang telah dialami oleh Adikku hingga membuatnya seperti sekarang .. " lirih Arina masih menangis
memandang sedih.

Ridho merasakan pundaknya berat langsung
melepaskan pelukanya membaringkan pelan
kemudian dibantu oleh Arina cepat.
baru kali ini Arash tertidur tanpa harus
disuntik obat tidur lebih dulu.

" Arina kapan lo datang ,kenapa gw ga denger" tanya Ridho langsung menghapus air matanya cepat.

" ngapain lo hapus telat gw udah liat , wajar lo nangis karna Arash ridho ,gw akan ngejek.
baru kali ini Arash bisa tidur nyenyak tanpa
harus di suntik obat tidur " ucap arina pelan
mengusap lembut rambut Arash.

" iya arina ,gw tadi lepas kontrol sampai bentak Arash barusan " menyesalnya.

" ga ridho ,lo bentak bukan berati marah tapi
Karna keadaannya sekarang ,kita harus
menjaga arash bersama ! " ucap Arina melihat ke arah Ridho.

Ridho hanya mengangguk pelan dengan
senyum membalas perkataan Arina.
" arina kita harus mindahin Arash ke rumah sakit lain,biar mamah ga bisa ganggu arash "
usulnya.

" oke gw setuju aja kalau itu terbaik buat arash" balas Arina pendek.

" oke gw bakal urus surat pindahnya dulu,
Arina arash blm makan ,tolong suapi ".
Pesan Ridho ke arina keluar dari ruangan arash.

Arina mengangguk pelan lalu mulai
merapikan tidur Arash kemudian duduk
disamping Arash sambil memegang tangan
Kurus Arash.
..
...

Hari ini Vania sedang bersiap siap untuk
pergi ke rumah sakit untuk menjenguk
Arash dengan pakaian simple namun cantik.
Mengenakan hoodie pink ,dengan celana putih serta beberapa paperback yang telah
disiapkan jauh jauh hari.

" mamah aku pamit mau berangkat dulu
jenguk Arash " pamitnya.

" sayang kmu jangan pake motor sendiri ,pesan grab aja yaa "
pesannya pada Vania.

" iya mah udah pesan tadi ,mah grabnya udah dateng aku pergi dulu 'assalamualaikum "
seru vania segera keluar.

" walaikumusalam ,hati hati sayang"
pesannya melihat Vania sudah keluar rumah.
Lalu melanjutkan mengaji yang tengah tertunda.

...

Up











 Alone Rain  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang