A.10

182 38 30
                                    

Ekhem ...
Sorry typo

-

Malam telah berlalu siang pun begitu
tak terasa waktu berjalan selama
1 minggu yang telah dihabiskan
oleh Ridho dengan setia menjaga
Arash bahkan ia mengerjakan tugas
pun di kamar rawat vip rumah sakit.
Kini kondisi Arash sudah membaik
saat sudah melewati kritis.
sebagai wali Arash tak lupa Ridho
memberikan surat keterangan sakit
Arash kepada pihak sekolah.
Berapa hari lalu pihak wali kelas
menjenguk Arash namun hanya
sebatas di luar ruangan mengingat
kondisi Arash belum stabil.

Saat Ridho sedang merapikan rambut
Arash suara pintu terbuka ,Ridho
menoleh ke belakang untuk melihat.
Pria paruh baya beserta satu wanita
cantik dan anak laki laki berumur
8 tahun berwajah blasteran.

" paman widjaja ..  
ucap Ridho menghampiri untuk
menyambut dengan sopan.
pandangan widjaja terpaku pada
wajah tirus Arash yang terdapat
selang pernafasan membuat
perasaan menyesal widjaja semakin
besar.tangan besarnya mengusap
kepala Arash pelan.

" bagaimana keadaan Arash apakah
ada perubahan Ridho ..?"
tanya widjaja tanpa melihat Ridho

" alhamdulillah ada perubahan paman karna Arash sudah melewati
masa kritis dokter bilang mungkin
hari ini Arash akan sadar" jelas
Ridho detail tentang kondisi Arash.

" hik s.. Hiks .. putra mamah ,kenapa
kamu bisa seperti ini sayang hiks.. "
tangis Rani memeluk tangan Arash
hangat.

" maafin mamah baru datang jenguk
Arash.mamah minta maaf sayang .."
lembut Rani mencium tangan Arash

melihat Rani sangat sayang kepada Arash membuat
Ridho tersenyum samar di sudut bibir.
lihat Arash bahkan dirimu sangat
di cintai oleh banyak orang ,abang
pikir kau benar benar sendirian
ternyata kau memiliki keluarga
yang sangat menyayangimu
Batin ridho menatap ketulusan
Rani untuk adiknya.

Kelopak mata Arash perlahan bergerak pelan dengan perlahan
mata seindah bintang itu terbuka.
Arash menyusaikan cahaya yang
menusuk matanya saat melirik
ke samping tampak wajah cantik Rani
menangis mencium tanganya.

" ma ..a ..h  .. " lirih Arash karna
suaranya tidak keluar di tenggorokan.
semua orang langsung melihat ke arah Arash cepat bahkan Rafa ikut
maju untuk melihat Arash lebih dekat.

" kakak !!!! Bangun mahhh "
senang Rafa

" arash ..

" sayang ..

" arash ... " lirih Ridho langsung
memanggil dokter keluar.

" iya sayang mamah disini ,kau haus
kan .. Ini minum dulu " cepat Rani
memberikan sedotan di gelas berisi
air putih.dengan hati hati Rani
membatu Arash minum walaupun
sedikit setidaknya tenggorokan Arash
tidak kering lagi.

Dokter masuk lalu memeriksa keadaan Arash dengan pelan dan teliti. " apakah kamu bisa mendengarku nak ?"
suara dokter berbicara ke arah Arash

Arash mengangguk pelan

" apa yang kau rasakan sekarang?
apa kepalamu sakit ,pusing?"
Tanya dokter menatap Arash serius

Arash menggeleng pelan ,setelah
selesai melihat respon Arash
dokter menghela nafas.

" keadaan pasien sudah membaik
namun lebih baik lagi untuk istirahat
selama 2 hari agar kami bisa tau
kondisi pasien lebih detail"
Jelas dokter tenang berbicara
kepada Ridho.

" baik dok ,saya paham" balas Ridho
menanggapi.dokter kemudian pergi.
Widjaja dan Rafa sudah berada di
samping Arash bahkan tampak
Rani bertanya dengan lembut
ke Arash apakah ia butuh sesuatu.
Ridho hanya berdiri agak jauh
dari brankar Arash lalu berjalan
keluar dari ruang rawat arash.

 Alone Rain  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang