27.

70 10 10
                                    


Adikku yang malang kini harus terbaring
Kembali di ICU ,siapa yang ingin
membunuh adikku !

Pov Ridho

..

Vania telah berdiri didepan pintu kamar Arash
menyiapkan hati untuk bertemu dengan orang yang sayangi diam diam selama ini.
ketika tanganya memegang knop pintu
tangan seseorang menahan Vania.

" maaf ini waktunya pasien diperiksa tolong beri ruang " suara laki laki berpakaian perawat.

" oh baiklah .. " balas vania sopan minggir
untuk memberi jalan untuk perawat laki laki
memeriksa Arash.

perawat laki laki berjalan santai lalu
menatap ke seorang pemuda yang duduk
diatas brankar dengan pandangan hampa.
lalu mulai mengambil suntikan yang telah
disiapkan kemudian menyutik ke infus Arash.

" dia tidak merespon apapun disekitarnya "
pikirnya dibalik masker lalu menatap
Arash sekilas kemudian pergi.

Vania yang melihat perawat telah keluar
Segera masuk ke dalam dengan senang.
" Assalamualaikum, Arash .. " panggil
Vania meletakan paper bag berisi makanan
dimeja lalu memandang Arash rindu.

" bagaimana kabarmu ,udah lama aku ga jenguk kamu arash.kamu sekarang keliatan makin sehat aja " mulai vania bicara.

Arash masih diam tak menjawab bahkan
tidak memandang Vania sedikitpun seolah
tidak ada siapapun disana.

" kamu tau Arash setiap hari teman teman
selalu menayakan keadaan mu mereka bilang
ingin melihat mu ke sekolah "
Ujar vania bercerita senang.

vania menatap mata Arash lalu mengalihkan pandanganya ke arah lain diam diam menangis tak bersuara.

mata hitamnya melirik ke Vania pelan
ketika vania bertemu dengan mata Arash
jantung Vania berdetak kuat ,air matanya
berhenti ,memandang dalam Mata Arash.

" Arash , Arash kau melihat ku , k-kau mendengarkan k -ku . . . " vania terbata bata.

lalu Arash menatap lurus kedepan kembali.
seketika perasaan vania seperti diaduk aduk
akhirnya ia menangis bahunya bergetar.

" tidak apa apa arash ,kau ingin diam seperti ini ,hatimu pasti sakit dan kehilangan.aku mengerti Arash,cukup dengan kau baik baik
saja seperti sekarang sudah cukup "
ungkap Vania tulus menatap Arash sedih.

" kau tenang saja aku tidak akan meninggalkan mu apapaun keadaanya.
masih ada Aku bersamamu ,aku akan
mencoba menyembuhkan luka dihatimu
perlahan .. " seru vania memegang tangan Arash pelan.

tangan Arash tetap diam tak bergerak.
tiba tiba Arash bangun lalu berdiri
membuat Vania terkejut dengan cepat
menahan tubuh Arash yang lemah.

" Arash !! ada apa ! Katakan padaku .. "
ucap Vania.

arash mencoba melepaskan diri dari Vania
membuat vania terjatuh diatas brankar.
Arash langsung melangkah berjalan
kemudian terjatuh dilantai.

" arash !!! .. " panik vania menghampiri namun
ditepis Arash kasar.
yang kini berusaha menyeret kakinya
Terus memanggil nama Rafa berkali kali.

" Rafa ..! Raffa! ..  ! Jangan sentuh Rafa !
teriak arash keras.

" Arash ,tenanglah aku mohon ..hiks.. "
mencoba mendekati Arash yang semakin
tak terkendali.

" jangan bunuh Adikku ! Jangan bunuh Raffa!
berteriak menangis.

Vania yang melihat keadaan Arash semakin
Panik. " arash hiks.. Kakak ! Aku harus panggil kakak ! " seru vania berlari keluar.

 Alone Rain  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang