> Three

54 22 1
                                    

Keesokan harinya.

Saat sampai di sekolah, Yeona menundukkan pandangannya saat berjalan di samping Yeonjun, ia bahkan berniat melambatkan langkah kakinya tetapi Yeonjun menyadari itu.

"Kenapa?"

Yeona menatap sekeliling, di mana beberapa siswi yang lewat menatap kakaknya dengan tidak biasa, mungkin ada yang teriak tertahan saat Yeonjun mengibaskan rambutnya, entah apa maksudnya.

"Kakak tebar pesona terus, ga malu diliatin orang?"

Ya, lagipula siapa yang menolak pesona seorang Yeonjun? Kakak kelas dengan tampilan cool  dan menawan itu.

"Yeonjun, gue tadi beli coklat, nih buat lo satu," ucap seorang gadis yang lewat di depan Yeonjun, menyodorkan satu coklat batangan dengan senyum yang tak pudar.

Yeonjun tentu saja menerima, rejeki tidak boleh ditolak. "Makasih."

"Sama-sama. Gue duluan ya, Yeonjun, Yeona," ucap gadis itu sambil melambaikan tangannya pergi.

Dan apa tadi? Yeona tidak salah dengar jika dirinya juga disebut, kan? Biasanya 'mereka' hanya menyapa sang kakak, bukan dirinya. Ah ya, hanya beberapa yang tahu jika Yeona adalah adik Yeonjun.

"Nih." Yeonjun menyodorkan coklat tadi ke Yeona. "Kamu suka coklat kan, makan aja."

"Ga mau, kakak aja."

"Bener? Enak loh."

"Ga mau."

"Yaudah." Ia membuka coklatnya, menggigit sedikit di bagian ujung sambil melihat Yeona yang menatapnya, gadis itu sangat menyukai coklat, bagaimana bisa tidak tergiur? pikir Yeonjun.

"Ish, aku mauu!"

"Tadi katanya ga mau, gimana sih kamu. Udah kakak gigit nih."

Yeona mengambil coklatnya dari tangan Yeonjun, mematahkan bagian yang digigit tadi dan memberikan bagian itu pada Yeonjun. "Nih, sisanya buat aku."

Yang lebih tua mendengus, hal yang berasa coklat pasti tidak akan dilewatkan begitu saja oleh adiknya, tapi tidak apa-apa.

Saat ingin berbelok arah menuju kelas, Yeona menatap seseorang yang seperti memalingkan muka darinya, dari gerak-geriknya pun ia tahu siapa. Jadi ia melangkah cepat, berdiri di depan gadis itu setelah sebelumnya menitipkan coklatnya ke Yeonjun.

"Gimana? Udah ngaku ke kak Jeno, Aisha?"

Yang ditanya menggeleng, membuat Yeona mau tidak mau langsung mengambil tindakan menarik tangan Aisha paksa ke kelas Jeno, mengabaikan tatapan dari siswa lain. Dan Yeonjun? Ia hanya mengikuti adiknya dari jauh, membiarkan Yeona menyelesaikan masalahnya sendiri, ia yakin adiknya bisa.

Pas sekali Jeno berdiri di depan kelas, masih menggendong tas di punggung sepertinya baru saja datang.

"Kak."

Jeno berbalik ke arah suara, "Oh, lo yang maling—"

"Tutup mulut lo, jangan karena lo kakak kelas jadi seenaknya sendiri." Yeona menyela, meskipun tidak sopan tapi apa yang dikatakan Jeno juga tidak lebih baik.

Ia menunjuk Aisha dengan dagunya, "Cincin pacar lo ada sama dia, bukan sama gue. Lain kali cari kebenarannya dulu, jangan asal main tangan, Kak."

Jeno tentu saja terkejut mendengarnya, tidak menyangka jika Aisha yang statusnya adalah teman dekat kekasihnya, berani mencuri cincin pemberiannya.

"Gue gatau lo punya dendam apa ke gue sampe nuduh gue, Sha. Jadi, lo urus sendiri masalah lo sama Kak Jeno, gue ga mau bantuin lo, sorry." Yeona melenggang pergi begitu saja, meninggalkan Aisha dengan perasaan takut berhadapan dengan Jeno. Ya, biarkan dia menanggung kesalahannya sendiri, Yeona tidak perlu ikut campur.

Brother || CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang