> Twenty Four

28 9 0
                                    


(Yang lupa alurnya, bisa dibaca ulang chapter sebelumnya yaa... Terima kasih ♡ )





Pagi harinya...

Yeonjun sengaja datang lebih pagi ke sekolahnya, ia tidak langsung menuju kelas melainkan pergi ke kelas adiknya. Namun, saat sampai di sana baru ada dua orang siswa, ya karena ini masih pukul enam lebih sepuluh menit. Tujuan utama ia ke sini adalah untuk menemui adiknya yang sedari kemarin ia cari, telepon maupun pesan yang ia kirim sama sekali tidak ada jawaban satu pun. Yeonjun khawatir, sangat.

"Oi," Yeonjun memberhentikan salah satu siswa yang hendak keluar kelas. "Yeona udah berangkat belum?"

"Loh, gak kebalik, Bang?" jawabnya heran. "Seharusnya gue yang tanya itu ke lo, kan?" Karena satu kelas itu tahu jika Yeona adalah adiknya Yeonjun, dan selalu berangkat sekolah bersama.

"Kalo gue berangkat sama Yeona, ngapain gue tanya ke lo?"

"Terus kenapa gak berangkat bareng? Lagi musuhan yaa?"

Yeonjun menelan ludahnya saat tebakan siswa ber-name tag  Asahi itu benar. "Kepo banget, lo."

Asahi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Duduk dulu, Bang."

"Gak, makasih."

"Oh, yaudah, jadi penjaga pintu di situ juga cocok, sih," cibir Asahi karena Yeonjun berdiri di depan pintu dengan tangan yang dimasukan ke saku jaketnya, dan juga masih dengan tas di punggung.

"Ye, sialan lo."

Lama mengobrol hal random dengan Asahi, akhirnya seseorang yang ditunggu Yeonjun sedari tadi datang juga bersama dengan Ryujin di sampingnya. Yeona berjalan dengan lesu, pandangannya ke bawah, tanpa membawa tas. Bahkan ketika melewati pintu tidak sadar ada Yeonjun di situ.

Yeonjun juga tidak menegur, ia diam dan mengikuti Yeona yang sudah duduk di bangkunya. Kini ia tepat berada di samping meja. Ryujin yang peka, menjauh dari bangkunya, memberi ruang pada kakak-beradik yang sedang tidak baik-baik saja itu.

"Yeona..."

Yeona yang awalnya menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan, langsung menegakkan badannya saat mendengar suara yang sangat ia kenal memanggil namanya. Saat itu juga pandangan keduanya bertemu. Namun, ini bukan tatapan yang biasanya Yeonjun dapatkan dari sang adik.

"Kamu ada di mana semalem?" tanya Yeonjun membuka suara lebih dulu.

"Ngapain ke sini?" tanya Yeona mengabaikan pertanyaan sang kakak.

"Mau ketemu kamu."

"Aku gak mau ketemu."

Yeonjun menghela nafasnya. "Na... kamu tidur di mana tadi malem? Rumah Ryujin?"

"Gak perlu tau!"

"Serius, Na!"

"Buat apa?"

Lagi-lagi Yeonjun harus bersabar, karena penyebab utamanya adalah dirinya sendiri. Ingin marah pada adiknya pun rasanya tidak pantas, mengingat bagaimana Soobin menceritakan perkataan apa yang terlontar saat dirinya mabuk.

"Kamu udah sarapan belum?"

"....."

"Sarapan sama apa, tadi?"

"....."

"Belum, ya?"

Yeonjun menggeledah tasnya, ia mengambil kotak bekal yang tadi pagi ia siapkan. Lalu menaruh bekal serta sebotol air di hadapan Yeona.

"Kakak masakin nasi goreng buat kamu. Jangan lupa di makan ya."

Yeona tidak merespon, melirik saja tidak. Ia fokus pada jendela di sampingnya yang sepertinya lebih menarik perhatiannya dari pada kakaknya.

Brother || CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang