> Thirty

36 10 0
                                    


Hawa sejuk di pagi hari memang cocok untuk tidur lebih lama apalagi ini adalah hari libur. Yeona masih asik melanjutkan berpetualang di alam mimpinya, padahal matahari sudah memancarkan sinarnya sedikit demi sedikit. Yeona akan lanjut tidur jika saja kakaknya tidak menerobos masuk ke kamarnya dan membangunkannya. Mulai dari menarik selimutnya dan membuka tirai jendela sehingga cahaya matahari masuk lebih banyak.

"Kakak, ih! Ganggu banget!" gerutu Yeona sambil berbalik badan karena sinar matahari menyilaukan matanya.

"Udah jam berapa ini?"

Yeona menghiraukan, ia menarik lagi selimutnya sampai leher. Kantuknya masih menyerang.

"Sebentar lagi...."

"Papa mau pergi, kamu gak mau pamitan?"

"Hah?!!" Yeona reflek membuka matanya, kantuknya langsung hilang seketika mendengar ucapan Yeonjun yang tiba-tiba. Buru-buru ia melempar selimutnya dan beranjak dari kasur. Baru beberapa langkah pandangannya seperti berputar, untung saja ia berpegangan pada pintu agar tidak jatuh. Seharusnya ia duduk dulu, bukannya langsung berlari.

Yeonjun tertawa dibuatnya. "Pingsan nanti kamu."

Memilih menghiraukan kakaknya, setelah kepalanya baikan ia kembali berjalan cepat menuruni tangga. Namun, baru menginjakkan kaki di tiga anak tangga terakhir, Yeona malah melihat Taehyung dengan baju lengan pendek dan celana hitam selutut sedang duduk santai di depan televisi. Otaknya loading seketika, apa tadi ia salah dengar apa yang diucapkan Yeonjun?

"Udah bangun?" Taehyung menoleh sambil mengucapkan pertanyaan yang jelas-jelas ia sendiri tahu jawabannya.

"Papa gak jadi pergi?" tanya Yeona, masih berusaha mengumpulkan kesadarannya yang masih tertinggal.

"Pergi?" Taehyung mengerutkan keningnya bingung. "Kamu mau Papa pergi?"

"Eh, enggak! Bukan gitu, tadi kata kak Yeonjun...."

"Mau aja dibohongin," ujar Yeonjun yang duduk di tangga. "Lagian susah banget dibangunin!"

"Apa sih, lo. Gak lucu!"

"Udah berani pake lo-gue itu, Pa!" Yeonjun mengadu.

"Baru juga sekali."

"Dih, gak boleh."

"Boleh."

"Pa—"

"Nanti lagi ributnya. Masih pagi juga," ucap Taehyung menengahi.

Yeona menghembuskan nafasnya. Malu sekali dia dikira menyuruh papa pergi, apalagi keadaannya masih berantakan belum dirapikan setelah bangun tidur langsung turun ke ruang tamu. Baru seminggu sembuh saja kakaknya sudah bisa berulah.

"Aduh, sakitt!"

Saat melewati tangga yang diduduki Yeonjun, tangan Yeona sengaja menarik rambut Yeonjun lantaran kesal pagi-pagi sudah dibohongi. Dan Yeona langsung berlari ke kamarnya untuk mandi, tak lupa merapikan selimutnya yang ia lemparkan ke lantai.

Terhitung sudah seminggu sejak Yeonjun pulang dari rumah sakit. Keadaannya sudah jauh lebih baik, lukanya sudah memudar, bahkan sudah bisa berlari seperti biasanya. Dan Taehyung juga masih di sini, pekerjaannya ia kerjakan lewat laptop. Entah sampai kapan, tetapi Yeona berharap beliau akan tinggal lebih lama.

Walaupun Taehyung sudah ada di sini selama seminggu, Yeonjun masih merasa sedikit canggung duduk di kursi dekat papa-nya. Padahal saat masih kecil biasa-biasa saja, mungkin karena sudah lama tidak bertemu jadi canggung. Di rumah ini yang biasanya hanya ada ia dan adiknya, kini papa turut melengkapi. Senang? Tentu saja. Dan ia juga marah, tetapi rasa senangnya mendominasi saat melihat Yeona tampak lebih senang melihat papa pulang.

Brother || CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang