> Fifteen

29 12 0
                                    

Pagi ini, Yeona bangun ditemani dengan boneka Minion yang kemarin ia taruh di sampingnya sebelum tidur. Tidak sempat menaruhnya di pajangan karena sehabis pulang ia langsung membersihkan diri dan tidur.

Kemarin mereka baru sampai rumah pukul delapan malam, selain karena mampir untuk makan, entah mengapa jalanan juga macet. Untungnya tidak hujan dan mereka menggunakan motor, jadi bisa menyelip di antara mobil yang berhenti.

Rutinitas seperti biasanya, ia bersiap-siap selama beberapa saat, sarapan bersama Yeonjun, dan berangkat ke sekolah.

Awalnya semua berjalan normal, hingga saat Yeona memilih berjalan sendiri di koridor sekolah yang menghubungkan ke rooftop, pundaknya bertabrakan dengan seseorang. Ia mengaduh, ini bukan tanpa kesengajaan, jelas ini sengaja karena kasar. Yeona berbalik melihat siapa yang menabraknya, saat mengetahui orang tersebut, matanya menatap nyalang. Lagi-lagi Yeona berhadapan dengan manusia yang satu ini.

Niat awalnya yang ingin ke rooftop karena masih pagi dan bel masuk masih setengah jam lagi pun gagal karena gangguan kakak kelasnya ini.

"Apa? Gak terima?" Ia bersedekap dada menatap balik Yeona tepat di matanya.

"Lo kenapa, sih?! Punya masalah apa sama gue?" tanya Yeona tak terima.

"Coba lo pikir sendiri, punya otak, kan?"

"Sia-sia banget otak gue kalo suruh mikir di mana salah gue sama lo, sedangkan gue gak pernah buat masalah sama lo!" Yeona berdecak, pagi-pagi sudah berurusan hal tidak penting ini. Lalu ia melanjutkan, "Harusnya lo ngucapin makasih ke gue, karena kemarin pas lo sengaja nyenggol gue sampe jatuh pas main basket, gue nahan kak Yeonjun biar gak marahin lo!"

Masih ingat siapa yang menyebabkan Yeona terjatuh saat bermain basket beberapa waktu lalu? Yap, Aisha.

"Nah, itu peringatan kecil dari gue."

"Lo ngomong yang jelas bisa gak, sih? Jangan bertele-tele! Gue gak ngerti, gak usah basa-basi gak jelas kayak gini!" Yeona jenuh karena Aisha tidak langsung pada poinnya. Tidakkah Aisha tahu bahwa Yeona sudah pegal menggendong tasnya yang berat itu?

Aisha berdecak sebelum menjawab. "Gue udah nyuruh lo jauhin Jay! Lo pasti udah baca kertas di laci, kan? Itu gue yang nulis. Jay itu punya gue, lo jangan deket-deket sama dia. Tapi apa? Lo makin nempel sama dia, kan? Hah?"

Oh, tentang Jay ternyata...

"Gue kemarin juga liat lo jalan berdua sama Jay di Eternally Park, gandengan tangan lagi," sambung Aisha dengan nada tak suka.

Sedikit penjelasan, sebenarnya Aisha sudah lama menyukai Jay sejak sekolah menengah pertama. Ia mulai tertarik dengan adik kelasnya itu saat ia duduk satu meja dengannya saat ujian. Mengapa bisa duduk di satu meja? Karena sekolah mereka jika sedang ujian maka akan bercampur dengan kelas yang berbeda angkatan. Topik obrolan yang dibuat Aisha ditanggapi Jay dengan baik, hal itu membuat Aisha lama-kelamaan nyaman dan berakhir ia menyukai adik kelasnya itu. Bahkan, ia tak menyangka akan bertemu lagi dengan Jay di SMA ini. Niat untuk berpaling pun hilang ketika kembali melihat Jay satu sekolah lagi dengannya. Rasa sukanya kembali lagi, juga rasa untuk memilikinya.

Dan bagaimana ia bisa tahu mengenai Jay dan Yeona di Eternally Park, ia kemarin juga ada di sana berlibur dengan keluarganya, kebetulan saja ia sekilas melihat orang yang ia suka berjalan dengan Yeona. Aisha tidak mengikuti, arah jalannya saja yang sama.

Kembali lagi pada Yeona, ia memutar matanya malas menanggapi ucapan Aisha. "Oh, jadi lo ngikutin kita berdua? Berarti lo juga tau kalo gue dibeliin boneka sama Jay? Gak cuma itu sih, dia juga beliin gue gantungan kunci couple."

Ucapan untuk sekalian memanas-manasi Aisha pun muncul, sedikit saja tidak apa-apa, kan. Yeona mengambil gantungan itu dari dalam tasnya dan menunjukkan tepat di depan mata Aisha.

Brother || CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang