31

27 6 2
                                    

"Kak Yeonjuuuunnn~ bangun kak. Ayo joging!"

Yeonjun berdecak mendapat gangguan dari adiknya itu. "Ngantuk, Na."

"Ish!  Kan gak setiap hari."

Pagi ini atas permintaan Yeona—atau lebih tepatnya paksaan, ia mengganggu tidur pulas Yeonjun saat jam menunjukkan jam menunjukkan pukul lima pagi. Dengan alasan dirinya terbangun dan tidak bisa tidur lagi, jadi memaksa Yeonjun agar mau menemaninya joging.

"Dulu diajak joging ga pernah mau! Sekarang giliran Kakak mau bangun siang malah ngajak!" gerutu Yeonjun.

"Ya udah, sih, gak usah aja kalo gak ikhlas!"

Yeonjun berdecak seraya bangun dari tidurnya. "Iya-iya! Dasar tukang ngambek!"

Dan setelah argumen kecil tadi akhirnya mereka melangkahkan kaki ke luar rumah, cahaya matahari belum sepenuhnya menyinari jalanan pagi ini, udaranya masih sejuk dan segar. Yeonjun sesekali melirik adiknya yang dari tadi berjalan sejajar di sampingnya, sambil mengira-ngira apa yang membuat Yeona mengajaknya joging tiba-tiba?

"Mau sampai mana?" tanya Yeonjun, yang dari tadi tidak tahu akan menuju ke mana.

Yeona tampak berpikir, ia saja bingung akan ke mana. Hingga lima menit kemudian tidak ada jawaban, Yeonjun kembali menimpali, "Sampai rumah Beomgyu, mau?"

"Gila ya—"

"Apa?" Yeonjun menatap sinis.

Yeona mendelik, tak menghiraukan Yeonjun. Sementara itu Yeonjun yang bosan hanya berjalan, menggandeng—atau lebih tepatnya menarik tangan kiri adiknya untuk berlari. Tanpa mengetahui kemana arah tujuannya, mereka memilih beristirahat di taman pinggir jalan yang tampak sepi. Yeona segera mendudukkan dirinya di atas rumput lantaran lelah berlari dengan jarak yang cukup jauh, karena Yeonjun tidak melepaskan tangannya agar adiknya ini tidak tertinggal.

"Tunggu di sini. Kakak mau beli minum," kata Yeonjun yang diangguki Yeona. Ia harus menyebrang jalan menuju toko yang sudah buka di sana.

Sembari menunggu Yeonjun, Yeona memainkan ponselnya. Hingga tak terasa ini sudah satu jam berlalu dan Yeonjun belum juga kembali. Yeona jadi cemas, kenapa kakaknya belum kembali? Ia terus menelepon ponsel Yeonjun sembari ia berjalan mengikuti jalan yang tadi Yeonjun lewati. Status ponsel Yeonjun hanya 'memanggil' sampai tanpa sengaja ia melihat Yeonjun tengah duduk berdua dengan Sei di depan toko itu.

Bukannya menghampiri, Yeona segera pergi dari sana dengan perasaan sangat kesal. Bagaimana tidak? Ia ditinggal sendirian di taman, menunggu satu jam lamanya dan kakaknya malah asik sendiri dengan pacarnya. Ia tak berhenti menggerutu sepanjang perjalanan pulang jalan kaki. Ia ingin sekali menghantam kakaknya itu. Namun, rasa kesalnya tidak sampai di situ. Sebuah kejutan lagi saat ia membuka pintu rumah, terlihat papa sudah berpakaian rapi dengan tas yang penuh.

"Papa mau ke mana?" Yeona mendekati papanya.

"Papa ada kerjaan, Na."

"Papa mau pergi lagi?"

Taehyung tersenyum simpul, ia mengangguk pelan.

Dengan begitu saja Yeona sudah berkaca-kaca sebab dugaannya benar, Taehyung akan pergi meninggalkannya lagi. Ia menggeleng kuat, ia tak mau berpisah lagi dengan papa-nya. "Papa gak boleh pergi!!"

"Yeona..."

"Papa di sini aja, aku gak mau ditinggal lagi!" Kali ini air matanya sudah ada di pelupuk mata. Antara kesal dan sedih kini menjadi satu. "Papa gak boleh ke mana-mana!" Ia memeluk Taehyung seakan menahannya agar tetap di sini. Harapannya bukan Taehyung tinggal di sini lebih lama, tetapi ia ingin Taehyung di sini menemaninya selamanya. Dengan tidak ada peran mamanya, setidaknya ia masih punya papa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brother || CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang