> Twenty Three

26 8 0
                                    


Setelah mengantar Yeona ke rumah Ryujin, Beomgyu tidak langsung kembali ke gedung tempat acara itu, melainkan meminta Soobin kembali lagi ke rumah Yeonjun. Sekalian ia mengembalikan motor Yeonjun yang sekarang ia bawa, jadi ia kembali ke gedung dengan mobil bersama Soobin.

"Masuk dulu." Soobin mengajaknya masuk ke dalam rumah setelah Beomgyu selesai memarkirkan motor.

Begitu pintu di buka, terlihat Yeonjun masih belum sadarkan diri dan tergeletak di lantai. Padahal tadi Soobin sudah memastikan bahwa Yeonjun sudah berada di posisi yang tepat di sofa. Soobin berdecak, mengingat bagaimana jahatnya ucapan Yeonjun tadi membuat Soobin antara ikhlas dan tidak ikhlas membantu temannya itu. Niat awalnya memang ingin memindahkan Yeonjun ke kamar agar bisa istirahat dengan nyaman, beruntung Soobin dapat menekan emosinya.

"Bantu bawa Yeonjun ke kamar, Gyu."

"Kamarnya yang mana?"

"Yang mana aja. Cepetan, pegel gue."

Beomgyu mengambil posisi di sebelah kiri Yeonjun, merangkulnya sama seperti Soobin.  Mereka berhasil melewati beberapa anak tangga. Lalu menuju ke salah satu kamar, menurut Soobin itu benar kamar Yeonjun dilihat dari foto kecil yang terpajang di dinding.

Setelahnya, Soobin dan Beomgyu keluar dari rumah itu. Segera kembali ke gedung karena sudah cukup lama pergi.

"Pintunya dikunci gak?" tanya Beomgyu yang keluar terakhir dari pintu rumah.

"Lo mau ngunci Yeonjun dari luar?"

"Kalo ada maling masuk, gimana?"

"Emang siapa yang mau maling di rumah Yeonjun?"

Beomgyu memutar matanya malas, pertanyaan dibalas pertanyaan lagi. Ia hanya menutup pintu itu rapat-rapat tanpa dikunci. Lalu memasuki mobil dengan Soobin yang menyetir.

"Yeona di mana?" tanya Soobin sembari melajukan mobilnya.

"Ada lah, aman."

Soobin mendengus mendengar jawaban itu. "Serius!"

"Jawab dulu, kenapa Yeona nangis sampai kabur dari rumah?"

"Gara-gara Yeonjun. Gue yakin besok dia bakal nyesel."

"Yeonjun kenapa?"

Soobin menghembuskan nafas pelan, ia akan menceritakannya nanti agar tidak mengulang cerita saat temannya yang lain bertanya. "Nanti gue ceritain."



🍂

Sekitar pukul sembilan pagi, Yeonjun bangun dari tidurnya. Ia mendudukkan dirinya, kepalanya terasa pusing, sedikit heran mengapa adiknya tidak membangunkannya. Yeonjun berjalan keluar kamar, terlihat sepi bahkan lampu-lampu belum dimatikan.

"Yeona?" panggilnya yang tidak ada sahutan.

Ia menuju dapur untuk mengambil minum, lalu mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Ia mengambil ponselnya yang entah mengapa ada di lantai bawah meja dengan posisi terbalik.

"Yeona?!" panggilnya sekali lagi dengan lebih keras. Beberapa saat tetap tidak ada sahutan, sepi sekali. Yeonjun berpikir jika Yeona pergi saat ia masih tidur, tapi mengapa tidak bilang?

Akhirnya ia menelepon adiknya yang entah ada di mana, status panggilannya berdering, sampai nada tunggunya berhenti pun tidak dijawab. Empat kali Yeonjun kembali menghubungi, hasilnya nihil.


彡彡彡

Beberapa saat setelah tadi Yeonjun memutuskan untuk mandi, ia duduk sambil menyandarkan kepalanya di sofa, menunggu adiknya yang ia sendiri tidak tahu di mana. Tiba-tiba bel rumah berbunyi, dirinya segera membuka pintu itu.

Brother || CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang