Cukup lama Yeona dan Bahiyyih menghabiskan waktu di pesta tersebut berdua. Mereka banyak mengobrol sambil memakan Zuppa Soup yang kini ada di tangan mereka. Bahiyyih yang mempunyai banyak topik obrolan membuat mereka terasa mudah menjadi akrab.Malam semakin larut, Yeona mulai merasakan kantuk setelah mencoba beberapa makanan di sini bersama Bahiyyih. Jadi, Yeona memutuskan ke luar mencari kakaknya. Namun, ia tak menemukan Yeonjun di sana, hanya menemukan teman-teman Yeonjun. Ia berjalan mendekati mereka.
"Kak, kak Yeonjun mana?"
"Ke toilet baru aja," jawab Taehyun. "Ada apa?"
"Gue pengen pulang...."
"Gue anter, mau?" Taehyun menawarkan diri, karena ia juga sedang tidak melakukan apa-apa di sana, bosan. "Yeonjun tadi juga masih main sama anak-anak lain."
"Gak ngerepotin, Kak?"
"Enggak, santai aja. Gue juga bingung mau ngapain di sini."
"Nanti gue bilang ke Yeonjun, tenang aja." Taehyun berucap saat melihat Yeona tampak menimbang-nimbang.
"Ayo kalo gitu." Yeona mengiyakan, tidak mau mengganggu waktu kakaknya yang sedang bermain bersama teman yang lain. Karena Yeona tahu, tidak setiap hari Yeonjun bisa bermain seperti ini, atau bahkan hanya bisa di acara ini saja. Tidak apa, memberikan waktu untuk Yeonjun habiskan bersama teman.
Taehyun merampas jaket Beomgyu yang disampirkan di kursi, hal itu langsung mengundang protes dari pemiliknya yang masih asik bermain game di ponselnya.
"Heh! Punya gue itu!"
"Pinjem ben—"
"Gak bo—"
"Buat Yeona, gak boleh?"
"Eh—hah? Yeona?" Beomgyu tidak terlalu fokus mendengarkan lantaran gamenya belum selesai. "Yaudah boleh."
Yah, lagi pula Beomgyu akan dengan senang hati meminjamkan barangnya kepada Yeona. Berbeda lagi jika yang meminjam adalah orang lain, termasuk sepupunya sendiri. Pasti harus ada acara debat terlebih dahulu. Itupun mereka bisa meminjam barangnya hanya jika menang debat dari Beomgyu.
"Mau ke mana?" tanya Beomgyu.
"Anter Yeona pulang."
"Hah? Gue—kiri woi kiri, ada musuh itu—gue aja!"
"Lo masih main."
"Nggak nggak, bentar lagi gue men—duh mati!!"
"Dahlah, gue aja."
Taehyun mengendikan bahunya sambil melangkah pergi membawa jaket Beomgyu, meninggalkan sepupunya yang uring-uringan sendiri sebab kalah, padahal tadi sudah yakin akan menang tetapi belum sempat menyelesaikan ucapannya malah sudah kalah. Beomgyu yang malang.
Taehyun menyerahkan jaket itu pada Yeona. Tanpa bicara lagi pun Yeona langsung menggunakannya, udara jadi lebih dingin dari pada saat ia datang ke sini.
*****
"Mau mampir dulu, Kak?" Yeona menawari ketika ia sudah berdiri di samping motor, mereka sudah sampai di depan rumah Yeona.
"Langsung aja."
"Oh, yaudah kalo gitu. Hati-hati di jalan, Kak." Yeona tersenyum dan melambaikan tangannya, tak lupa berterima kasih sudah diantar pulang.
Taehyun mengangguk singkat, ia menunjuk rumah Yeona dengan dagunya. "Lo masuk rumah dulu, baru gue pergi."
"Jangan lupa kunci pintu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Brother || CYJ
Fiksi PenggemarSemenjak perceraian orang tuanya dan ditinggalkan, Yeonjun berusaha keras menjaga adiknya seorang diri, sebisa mungkin tak membiarkan sang adik merasa kekurangan kasih sayang darinya sebagai seorang kakak. Canda tawa serta masalah menghiasi hari-ha...