> Eleven

30 18 1
                                    


Pagi hari yang masih sedikit gelap ini memang nikmat untuk kembali melanjutkan tidur, suara kicauan burung yang terdengar samar menjadi backsound serta tiupan udara dingin, membuat gadis yang sedang tidur itu menarik selimutnya lagi sampai atas, dan mematikan gangguan alarm dari ponselnya.

Ia baru tertidur tiga jam karena semalaman tidak bisa tidur. Efek meminum dua kaleng kopi dari Jay pada malam hari kemarin menjadi alasan.

Rasa kantuknya pada pagi hari meningkat, ia hampir saja masuk ke alam mimpi lagi jika suara ketukan pintu berulang-ulang sambil memanggil namanya tidak terdengar.

"Yeona?" Yeonjun masuk ke kamar Yeona karena tidak ada sahutan.

"Na, bangun! Udah siang ini, nanti telat." Yeonjun menarik selimut Yeona dari bawah, melipat sejadinya dan itu membuat adiknya berdecak.

"Masih pagi, Kak." Yeona malah mengubah posisi tidurnya menghadap tembok. "Nanti, satu jam lagi."

"Apaan satu jam lagi?! Kamu gak sekolah?"

"Aku ngantuk banget."

"Gak ada." Yeonjun menarik paksa tangan Yeona hingga terduduk dengan mata terpejam, ia merapikan rambut adiknya yang sedikit berantakan. "Buka matanya."

Yeona membuka matanya perlahan dan langsung menatap mata Yeonjun yang juga menatapnya sambil berdiri. "Pagi, Kak."

"Pagi, Dek."

Yeona merentangkan tangannya, meminta Yeonjun membantunya berdiri dan dituruti tentunya. "Mandi, gih," ucap Yeonjun.

"Mau sarapan apa?"

"Gak usah, gak laper."

"Harus sarapan," tegas Yeonjun sebelum membuka pintu. "Kamu ada jadwal olahraga hari ini."

Yeona mengambil handuk dan pakaian dari dalam almari sambil mendengus mendengarkan Yeonjun. "Yaudahlah, terserah Kakak."

Baru setelah itu Yeonjun keluar dari kamar Yeona. Menuju dapur dan membuat menu sarapan simple yang bisa ia buat. Omong-omong dia sudah mandi sebelum membangunkan Yeona tadi.


***


"Kakak gak jemput kak Sei?"

"Kenapa emang?" Yeonjun menoleh sekilas, sambil menyalakan mesin motornya. "Kalo Kakak jemput Sei, nanti kamu gimana? Kan gak mungkin Kakak ninggalin kamu."

"Ya...." Yeona bingung menjawab apa. "Biasanya kan gitu kalo orang ada pacar," lanjutnya pelan.

"Gak juga, tuh," sangkal Yeonjun. "Kalo Kakak jemput Sei, kamu dianter Beomgyu, mau?"

"Ih! Kok kak Beomgyu terus?"

"Kakak gak percaya orang lain soalnya, kalo dia kan temen deket kakak."

"Gak mauu." Yeona menggeleng cepat.

"Taehyun gimana?" saran Yeonjun yang lain, tetap saja ditolak adiknya.

"Sama aja. Kan berangkatnya semobil sama Kak Beomgyu."

"Nah, itu kamu tau. Udah, gak usah tanya lagi, Sei udah ada yang nganter kok." Yeonjun lalu memasang helm-nya, tanda bahwa ia tidak ingin memperpanjang pertanyaan adiknya dan ingin langsung berangkat. "Ayo naik."

"Let's go!"


***

Mereka berdua berpisah arah saat sampai di belokan kelas, Yeona melanjutkan jalannya menuju kelas sendiri sementara itu Yeonjun bersama Sei yang sudah ditunggu. Membuat Yeona menjadi nyamuk saat tadi bertemu Sei di parkiran.

Brother || CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang