Sekitar pukul delapan malam, Yeonjun mendatangi rumah Beomgyu untuk menjemput adiknya. Untungnya tidak lupa. Di tangannya membawa oleh-oleh yang langsung disambut oleh Beomgyu begitu diletakkan di atas meja.
Satu martabak manis dan satu martabak asin dari Yeonjun menjadi hidangan hangat di atas meja sekarang.
"Lain kali gak usah bawa apa-apa kalo mau ke sini, Jun, tapi makasih ya," tutur Bunda sambil mengambil satu potong martabak asin.
Berbanding terbalik dengan Beomgyu yang malah berujar, "Sering-sering bawain martabak ke sini ya, Jun."
"Yeonjun udah makan? Kalo belum, itu di meja masih ada lauk," tanya Bunda.
"Udah, Bun, tadi beli di jalan." Lalu ia beralih pada adiknya di samping Bunda. "Yeona, ayo pulang."
"Udah malem, nginep aja ya?" tawar Bunda.
"Lo pulang aja, Jun. Yeona biar nginep di sini." Beomgyu ikut menyahut padahal mulutnya penuh dengan cemilan yang tadi dibelinya, berbeda dengan sepupunya yang makan dengan tenang.
"Enggak, Bun, besok masih sekolah soalnya." Yeonjun senyum ke arah Bunda. Namun, kakinya ia gunakan untuk menginjak kaki Beomgyu yang ada di dekatnya hingga tersedak.
"Yeona bawa jaket gak? Malem-malem dingin," tanya Bunda yang dijawab gelengan kepala Yeona. Bunda meraih jaket yang tergeletak di pinggiran sofa, "Pake punya Taehyun dulu ya."
"Gapapa kan, Tae?" tanyanya ke Taehyun.
Belum sempat Taehyun menjawab, Beomgyu lebih dulu menyahut ikut campur.
"Pake punya gue aja, Na. Sebentar, gue ambilin."Ia segera berlari ke kamarnya, mengambil jaket yang biasa ia gunakan, tak lupa menyemprotkan parfumnya beberapa kali. Lalu turun ke bawah menyerahkan pada Yeona.
"Pake punya gue aja, jaket punya Taehyun ga pernah dicuci sejak beli."
"Gue baru beli kemarin ye," sahut Taehyun. "Pake jaket gue aja, Na. Masih baru, jaketnya Beomgyu udah lama."
"Apa sih, lo. Malah adu jaket," kesal Beomgyu, padahal ia sendiri yang memulai. "Dah, ambil ini aja, mau sekalian dipasangin gak?"
Agar tidak semakin lama, Yeona mengambil jaket Beomgyu dan memakainya sendiri. Sementara itu tatapan Yeonjun terlihat mengintimidasi tepat di mata Beomgyu.
"Lo kalo mau modus jangan di depan kakaknya, Bego," celetuk Taehyun.
"Padahal masangin jaket doang."
"Yaudah, ayo, Na."
Setelah berpamitan pada bunda, Beomgyu ikut mengantar kakak-beradik itu sampai depan pintu.
"Makasih udah jagain adek gue, Gyu." Yeonjun menepuk pundak Beomgyu sebelum menyusul adiknya yang lebih dulu menuju motornya.
"Santai aja, Jun. Kapan-kapan main sini lagi, adek lo aja, sih."
"Mau modus ya lo?"
Beomgyu terkekeh. "Soalnya kalo ada lo, Yeona ngadu ke lo terus. Hahahaha, yaudah hati-hati di jalan, calon gue jangan sampe lecet."
"Gak ada calon-calonan," balas Yeonjun sembari melangkah menuju motornya.
Yah, Beomgyu tertolak. Lagi.
Beomgyu baru menutup pintunya setelah melambaikan tangan saat Yeonjun dan Yeona berlalu meninggalkan rumahnya.
✷✷✷
"Ngapain aja tadi di rumah Beomgyu?" tanya Yeonjun yang duduk di sofa dengan televisi menyala, menampilkan tayangan sinetron seperti biasanya. Tak berbeda dengan Yeona yang juga menonton televisi itu dengan sedikit bosan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brother || CYJ
FanfictionSemenjak perceraian orang tuanya dan ditinggalkan, Yeonjun berusaha keras menjaga adiknya seorang diri, sebisa mungkin tak membiarkan sang adik merasa kekurangan kasih sayang darinya sebagai seorang kakak. Canda tawa serta masalah menghiasi hari-ha...