Huening Kai•| Jun
•| Besok jangan lupa dateng yeHarus banget gue dateng? |•
•| Harus
•| Lo gak kangen gue apa?.... |•
•| Kangenin dong
Gak dulu, makasih |•
•| Sok cool lo buaya
Buaya ganteng |•
Yang penting pacar gue suka |••| Loh, dah ada pacar?
•| Kok gue gak tauKudet |•
•| Gue kapan?
Kapan-kapan |•
•| Fak yu
Eh |•
•| ?
Sok kul lo |•
•| Y
Gue ajak Yeona boleh? |•
•| Bolehh, ajak sekalian
Oke broo |•
•| Y
_________________________
Yeonjun terkekeh pelan, temannya ini memang ada-ada saja. Ia meletakkan ponselnya setelah me-read chat terakhir dari Kai. Bertepatan dengan itu, Yeona berjalan ke arah Yeonjun sambil membawa piring di tangannya.
Yeona menyerahkan piring itu pada Yeonjun, tak lupa senyumannya untuk sang kakak.
"Spesial buat Kak Yeonjun!"
Sebuah roti kukus yang masih hangat ada di piring itu, Yeona membuatnya sendiri dengan modal belajar dari internet. Setelah berkutat di dapur selama kurang lebih satu jam-an, mulai dari menyiapkan bahan dan alat, lalu mengaduk bahan dengan mixer sesuai urutannya sampai mengembang, menyiapkan piring kosong untuk mencampur bahan dengan pewarna makanan, mengolesi loyang dengan mentega baru setelah itu memasukan bahan yang sudah tercampur tadi ke dalam loyang, lalu mulai dikukus selama beberapa menit. Akhirnya ia berhasil membuatnya, memang belum sempurna, tapi ia bangga atas hasilnya.
Setelah agak dingin, Yeonjun memakan roti itu yang telah diiris beberapa oleh Yeona.
"Enak," komentar Yeonjun setelah menghabiskan satu potong roti. "Pinter buatnya, belajar dari siapa?"
"Dari Google." Berawal dari dirinya yang bosan, akhirnya iseng mencari resep makanan yang belum pernah ia coba, dan berakhir membuat roti kukus sederhana.
Yeona juga ikut mengambil sepotong roti buatannya sambil memindah chanel televisi yang tadinya di tonton Yeonjun. Yeonjun membiarkan Yeona mengambil alih tontonan televisinya karena ia lebih memilih memakan roti itu.
Padahal, menurut Yeonjun, tayangan di televisi yang ditonton Yeona sekarang tidak ada yang menarik, tetapi adiknya ini fokus sekali hingga lupa berkedip mungkin. Menonton tayangan yang diulang berkali-kali selama seminggu ini, bahkan Yeonjun sudah hafal alurnya. Hingga saat iklan muncul, Yeona baru mengalihkan perhatiannya.
"Apa?" tanyanya, menengok pada sang kakak yang sedang menopang kepalanya dengan tangan kiri sambil menghadapnya. Yeona balik menatap kakaknya, Yeonjun selalu memberinya tatapan lembut juga menenangkan, menjadi hal terhangat yang Yeona rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother || CYJ
FanfictionSemenjak perceraian orang tuanya dan ditinggalkan, Yeonjun berusaha keras menjaga adiknya seorang diri, sebisa mungkin tak membiarkan sang adik merasa kekurangan kasih sayang darinya sebagai seorang kakak. Canda tawa serta masalah menghiasi hari-ha...