> Twenty

23 7 0
                                    


Huening Kai

•| Jun
•| Besok jangan lupa dateng ye

Harus banget gue dateng? |•

•| Harus
•| Lo gak kangen gue apa?

.... |•

•| Kangenin dong

Gak dulu, makasih |•

•| Sok cool lo buaya

Buaya ganteng |•
Yang penting pacar gue suka |•

•| Loh, dah ada pacar?
•| Kok gue gak tau

Kudet |•

•| Gue kapan?

Kapan-kapan |•

•| Fak yu

Eh |•

•| ?

Sok kul lo |•

•| Y

Gue ajak Yeona boleh? |•

•| Bolehh, ajak sekalian

Oke broo |•

•| Y



_________________________


Yeonjun terkekeh pelan, temannya ini memang ada-ada saja. Ia meletakkan ponselnya setelah me-read chat  terakhir dari Kai. Bertepatan dengan itu, Yeona berjalan ke arah Yeonjun sambil membawa piring di tangannya.

Yeona menyerahkan piring itu pada Yeonjun, tak lupa senyumannya untuk sang kakak.

"Spesial buat Kak Yeonjun!"

Sebuah roti kukus yang masih hangat ada di piring itu, Yeona membuatnya sendiri dengan  modal belajar dari internet. Setelah berkutat di dapur selama kurang lebih satu jam-an, mulai dari menyiapkan bahan dan alat, lalu mengaduk bahan dengan mixer sesuai urutannya sampai mengembang, menyiapkan piring kosong untuk mencampur bahan dengan pewarna makanan, mengolesi loyang dengan mentega baru setelah itu memasukan bahan yang sudah tercampur tadi ke dalam loyang, lalu mulai dikukus selama beberapa menit. Akhirnya ia berhasil membuatnya, memang belum sempurna, tapi ia bangga atas hasilnya.

Setelah agak dingin, Yeonjun memakan roti itu yang telah diiris beberapa oleh Yeona.

"Enak," komentar Yeonjun setelah menghabiskan satu potong roti. "Pinter buatnya, belajar dari siapa?"

"Dari Google." Berawal dari dirinya yang bosan, akhirnya iseng mencari resep makanan yang belum pernah ia coba, dan berakhir membuat roti kukus sederhana.

Yeona juga ikut mengambil sepotong roti buatannya sambil memindah chanel televisi yang tadinya di tonton Yeonjun. Yeonjun membiarkan Yeona mengambil alih tontonan televisinya karena ia lebih memilih memakan roti itu.

Padahal, menurut Yeonjun, tayangan di televisi yang ditonton Yeona sekarang tidak ada yang menarik, tetapi adiknya ini fokus sekali hingga lupa berkedip mungkin. Menonton tayangan yang diulang berkali-kali selama seminggu ini, bahkan Yeonjun sudah hafal alurnya. Hingga saat iklan muncul, Yeona baru mengalihkan perhatiannya.

"Apa?" tanyanya, menengok pada sang kakak yang sedang menopang kepalanya dengan tangan kiri sambil menghadapnya. Yeona balik menatap kakaknya, Yeonjun selalu memberinya tatapan lembut juga menenangkan, menjadi hal terhangat yang Yeona rasakan.

Brother || CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang