> Twenty Nine

31 11 3
                                    

Keesokan harinya.

Sekitar pukul sembilan pagi, Taehyung mendapat telepon dari seseorang. Senyum tipis terukir di wajahnya. Ia kembali memasuki ruangan Yeonjun, seperti biasanya keempat temannya itu selalu datang ke sini, sudah seperti tempat nongkrong saja. Yeonjun sudah diperbolehkan pulang, keadaannya juga sudah membaik, bahkan berjalan sudah bisa.

"Yeona, Soobin, ikut saya sebentar," panggil Taehyung dari arah pintu.

Membuat orang-orang yang ada di dalam ruangan saling menatap dengan bingung. Tapi Taehyung menghiraukan tatapan mereka dan langsung pergi diikuti Yeona dan Soobin.

"Eh, Soobin sama Yeona kenapa, tuh?" Kai bersuara. Pertanyaan sama seperti yang ada di pikiran yang lain.

"Dijodohin kali."

Ucapan Taehyun barusan membuat Beomgyu menatapnya masam. Berbeda dengan teman yang lain yang malah tergelak melihat respon Beomgyu. Padahal Taehyun hanya bercanda, bagaimana jika itu benar terjadi, apa yang akan dilakukan Beomgyu?

Semuanya menatap Beomgyu, membuat yang ditatap merasa risih.

"Apaan sih lo."

"Sensi amat, Gyu. Kalo beneran dijodohin kan bagus, mereka cocok," goda Kai.

"Lo minta restu sama kakaknya aja ditolak, tapi Soobin dipilih langsung sama papa-nya," tambah Taehyun memanas-manasi.

Jika tidak ingat ini di rumah sakit, Beomgyu ingin sekali menghantam sepupu-nya itu. Ucapannya tepat sekali sampai ia merasa gerah hati.


***

Sementara itu di lain tempat, Taehyung membawa mereka ke sebuah bangunan kosong. Tempat yang dari luar sudah tampak kotor dan ditumbuhi tumbuhan liar, tetapi sinar matahari masih dapat masuk sehingga saat mereka memasuki bangunan itu tidak terlalu gelap. Mereka berjalan ke lantai dua, Taehyung yang memimpin jalannya. Entah apa tujuannya tetapi Yeona takut, ia memegang ujung kaos Soobin yang berjalan di sampingnya. Di antara banyaknya tempat, mengapa Taehyung malah mengajaknya ke sini?

Tidak lama setelahnya, seseorang memanggil nama Taehyung dari salah satu ruangan yang besar. Mereka berjalan ke sumber suara itu dan melihat tiga orang laki-laki yang terikat di tiang penyangga yang terbuat dari semen itu, Soobin dan Yeona otomatis terkejut melihatnya

"Empat orang?" tanya Taehyung memastikan, karena ia hanya menyuruh mencari tiga orang.

"Iya, Tuan. Gadis itu melawan saat kami berhasil menangkap ketiga laki-laki itu, jadi kami ikut sertakan saja."

Taehyung terkekeh pelan mendengarnya. Di ujung sana terdapat seorang gadis yang juga dalam keadaan terikat di kursi dan mulut yang dibekap kain sama dengan yang lain. Masing-masing di belakang mereka ada satu orang yang menjaga agar tidak mencoba kabur.

"Kita ngapain di sini?" tanya Soobin berbisik pada Yeona.

Yeona menggeleng cepat. "Kalo lo mau kabur, ajak gue ya."

"Soobin," panggil Taehyung. "Mereka yang buat Yeonjun babak belur atau bukan?" sambil menunjuk ketiganya.

"Iya, Om!"

Taehyung berjalan mendekati mereka, menatap satu per satu dengan tatapan mengintimidasi. Jadi mereka yang berani membuat anaknya masuk rumah sakit? kira-kira begitu batinnya. Ia menyuruh anak buahnya yang ada di belakang San melepas kain yang membekap mulutnya.

"Ada masalah apa kalian sama Yeonjun?"

"Lo siapa?!" teriak San saat penutup mulutnya dilepas. "Kenapa bawa gue ke sini?!"

Brother || CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang