> Twenty Seven

27 12 0
                                    

"Di mana?"

"Sabar lah, Junnn... bentar lagi pulang ini."

"Jam segini belum pulang?"

Beomgyu melihat jam di bagian atas layar ponselnya, menunjukkan pukul 20.40. Padahal belum ada jam 9 malam, tetapi temannya ini rewel sekali.

"Baru beli makan. Dah makan belum lo?"

"Belum."

"Mau ayam, gak? Gue anterin ke rumah lo nanti."

"Boleh deh, kalo gak ngerepotin lo."

"Santai, kek sama siapa aja. Yaudah, gue makan dulu."

"Thanks, Gyu."

Beomgyu mematikan sambungan teleponnya setelah makanannya datang, dua porsi ayam bakar lengkap dengan lalapannya. Tak lupa ia memesan makanan yang dibungkus untuk Yeonjun nanti. Mereka makan dengan lahap, Beomgyu tahu pasti Yeona lapar setelah tadi bermain di time zone, oleh karena itu ia memberhentikan motornya di rumah makan sebelum pulang.

"Mau nambah?" tanya Beomgyu setelah selesai makan.

"Udah kenyang banget," jawabnya. Yeona mengeluarkan uang dari dompetnya, dan menyerahkannya ke depan Beomgyu yang sedang menghabiskan minumnya. "Kak, ini-"

"Gak ada yang nyuruh lo bayar."

"Gantian gue yang bayar, Kak, gue juga ada uang kok."

"Simpen uang lo." Beomgyu menolak, ia lalu pergi membayar dan membawa seplastik makanan di tangannya. "Ayo pulang."

Saat hendak naik ke motor pun, gadis itu tetap menggenggam uangnya dan di arahkan ke depan Beomgyu. Hal ini membuat Beomgyu membuang nafasnya malas.

"Yaudah, ini setengahnya gue yang bayar. Terima dulu!"

Beomgyu berdecak. "Lo simpen uangnya atau gue tinggalin di sini?"

Akhirnya dengan berat hati Yeona memasukkan kembali uangnya dan naik ke motor. Padahal kan niatnya baik, ia tidak enak jika Beomgyu selalu membayarinya, tetapi dia juga tidak mau diberi ganti.

Beomgyu melewati jalan menuju rumahnya dan memberhentikan motornya di jarak yang sedikit lebih jauh dari rumah Yeonjun. Ia paham, Yeona tidak mau bertemu Yeonjun untuk alasan apapun, jadi ia memarkirkan motornya tidak tepat di depan rumah Yeonjun.

"Lo anterin ke Yeonjun, gih!"

"Dih?! Gak!" Jawaban yang sudah diduga Beomgyu sebelumnya.

Ia tertawa pelan. "Ya udah, tunggu sini bentar. Jangan ke mana-mana!"

"Bawel, buruan sanaaa!"

Ia berjalan menuju rumah Yeonjun, tanpa menunggu lama setelah memencet bel, pintu pun dibuka. Menampilkan tuan rumah yang rambutnya masih basah.

"Malem banget mandi lo," ucap Beomgyu.

"Suka-suka gue lah!"

Beomgyu berdehem pelan, memberikan bungkusan ayam bakar yang baunya tercium enak. "Nih."

"Oh, bentar." Yeonjun merogoh kantong celananya, mengambil uang yang ada di dalamnya. "Ini-"

"Siapa yang nyuruh lo bayar? Lo kira gue kurir yang nganter makanan lo?"

"Oh, gratis nih?"

"Bayar pake restu aja."

"Enak aja! Eh, Yeona mana?"

Beomgyu menunjuk ke belakang dengan dagunya. "Di sana, tadi gue suruh ngasih ayamnya ke lo tapi gak mau."

Yeonjun menghembuskan nafasnya, ia mengerti. "Dia gapapa, kan?"

Brother || CYJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang