Yeona keluar dari kamar dan menemui Yeonjun yang berada di depan televisi dengan ponsel di tangannya. Bukan ia yang menonton televisi, tetapi televisi yang menonton Yeonjun.
Niat awal Yeona adalah menanyakan perihal pesan yang masuk ke ponselnya, mungkin Yeonjun tahu. Tetapi niatnya terurung saat melihat aktivitas Yeonjun di ponselnya.
Ia berjalan perlahan ke belakang Yeonjun, mengintip apa yang membuat kakaknya ini fokus. Ekspresinya sedikit terkejut melihat Yeonjun sedang mengunjungi akun Instagram seorang gadis yang Yeona kenal. Sepertinya ini akun yang sama saat dulu Yeonjun hampir ketahuan sedang meng-stalk oleh Yeona. Ingat?
"Anj— kaget!" Yeonjun terkejut saat tiba-tiba ada tangan bertengger di bahunya, untungnya ia bisa mengontrol ucapannya yang reflek hampir mengumpat. Ia menatap datar pada sang pelaku dan berusaha menormalkan kembali detak jantungnya.
"Kayak kenal..." Yeona tak merespon Yeonjun, melainkan fokus pada hal tadi. "Ini... orang yang dulu pernah ngasih Kakak coklat, kan?" tanya Yeona, beralih duduk di samping Yeonjun.
"Apa sih." Yeonjun menjauhkan ponselnya, ia malu ketahuan lagi..
Sang adik memicingkan mata, kemudian mengambil kesimpulan cepat, "Oh, Kak Yeonjun suka ya?"
Yang ditanya tidak menjawab, melainkan menyimpan ponselnya Kembali. Fokusnya kini pada televisi yang dianggurkan.
"Kamu ngapain ke sini?" tanya Yeonjun mengalihkan topik.
"Itu tadi namanya..." Ia mengingat-ingat lagi, mengacuhkan pertanyaan sang kakak. "Siapa ya?"
"PRnya udah selesai?"
"Kasih tau namanya dong, Kak."
"Kakak lagi tanya, Na..." kata Yeonjun yang jengah. Ia bertanya apa dan dijawab apa.
"Aku juga tanya, Kakak aja yang ganti topik. Jawab aku dulu!"
"Apa?"
"Namanya siapa? Kakak pasti suka ya?"
Sebelum menjawab, Yeonjun menghembuskan nafas pelan lalu mengangguk. "Iya."
Yeona melebarkan matanya menatap Yeonjun. "WAHH! Spill namanya!"
"Jalan-jalan yuk," ajak Yeonjun tiba-tiba untuk menghindari pertanyaan beruntun adiknya.
"Ayoo!"
Yeonjun sedikit lega, sebenarnya mengalihkan perhatian adiknya itu mudah, contohnya seperti saat ini.
***
Dan di sinilah mereka sekarang, menikmati hembusan angin serta pemandangan kota di malam hari. Yeonjun mengendarai motor sportnya entah ke mana, ia saja tidak tahu tujuannya, yang penting keluar rumah karena ia bosan.
"Kamu mau ke mana?" tanya Yeonjun saat berhenti di lampu merah.
"Berhenti di alun-alun kota mau gak? Aku pengen jalan-jalan ke sana."
Yeonjun mengangguk, ia melajukan motornya saat lampu berubah hijau.
Alun-alun tetap ramai meskipun besok bukan hari libur. Mereka turun dari motor saat sudah menemukan tempat parkir. Dan Yeonjun baru menyadari adiknya keluar dengan baju lengan pendek dan tanpa jaket.
Tidak ingin mempermasalahkan, sang kakak mengajak adiknya berkeliling. Banyak penjual di sini, Yeonjun tahu Yeona menyukainya. Maksudnya, menyukai barang jualannya, bukan penjualnya. Mulai dari makanan hingga aneka aksesoris tersebar rata.
"Mau apa?" tawar Yeonjun yang berhenti di pinggir jalan.
Sedari tadi Yeona hanya melihat ke sana-kemari, hingga kedai kebab mini yang ramai pembeli menarik perhatiannya. "Beli kebab yuk."

KAMU SEDANG MEMBACA
Brother || CYJ
Hayran KurguSemenjak perceraian orang tuanya dan ditinggalkan, Yeonjun berusaha keras menjaga adiknya seorang diri, sebisa mungkin tak membiarkan sang adik merasa kekurangan kasih sayang darinya sebagai seorang kakak. Canda tawa serta masalah menghiasi hari-ha...