Vania POV
"van dari pada makanan lo cuma di aduk² mending buat gue deh" ucap dina yang mungkin dari tadi ngliatin aku cuma ngaduk² makanan nya.
Ngga tau kenapa aku ngga mood makan saat ini masih kepikiran ucapan gana tadi pas di lapangan, di tambah lagi dia mau² nya di ajak ke perpus sama si adik kelas itu tambah membuat mood ku berantakan hadeh.
"gue laper" ucapku sambil memaksakan memasukan mie nya ke dalam mulut.
"gue kira ngga di makan" bales dina sambil menyomot bakso yang di mangkok ku
"eh gis lo masih punya hutang penjelasan sama gue loh" ucapan hana seketika membuat aku menghentikan makannya, terlihat dari raut wajah agis yang gelisah dan raut wajah hana yang seperti mengintimidasi.
"iya iya gue cerita tapi gue minta kalian janji jangan bocorin ini ya" ucap agis membuat aku dan yang lainnya langsung mengangguk antusias dan berkata 'janji'
Agis pun langsung memberi tanda untuk lebih dekat dengannya.
"kalian sering liat kan kalo gana paling benci yang namanya pembullyan apa lagi sampe ngliat" kita semua hanya mengangguki pertanyaan agis.
"Jadi dulu tuh dia punya masa lalu yang membuat nya membenci akan kata bully" ucpnya lagi sambil menyeruput teh nya.
Aku bisa ngliat hana yang sudah tidak sabar mendengarkan cerita dari agis yang di buatnya setengah².
"gis to the point aja ngapasih lo gush belibet gini deh" ucap hana yang mulai geram dengan agis.
Aku dapat melihat kalo agis hanya berdecih kesal.
"sabar dong ini gue lagi cerita hanawati" ucap agis yang juga ikut geram karna hana tak mau sabar.
"jadi dulu waktu masih kelas 7 SMP kan dia bareng sama gue dan temenan sama gue" ucapnya yang di kasih jeda.
Flashback on
Agis POV
"man lo serius mau jujur sama perasaan lo ke jessica? lo kan tau dia sering membully lo memperlakukan lo dengan buruk, gatau nantinya apa yang akan terjadi kalo lo berani ngungkapinnya ke dia" tanya ku tak percaya dengan kejujuran amanda.
"ya gue yakin lah, toh lo juga taukan gue juga selama ini rela di bully sama dia biar gue bisa lebih deket sama dia, gue ngrasa kalo dia membully gue tun berarti dia memperhatikan gue kan gis" ucapnya sambil tersenyum lebar.
Sebenarnya aku ngga tau harus ngatain amanda ini bodoh apa setia, tapi dia keliatan bodoh masa di bully malah mikirnya di perhatiin si? kalo gue kan di bully brarti si pembully tidak suka sama gue bukan?.
Gue yang udah ngga tau lagi harus menggunakan cara apalagi untuk membuat amanda jangan melakukan hal konyol itu tapi malah tidak berhasil.
"dah yo temenin gue kek nya dia lagi di lapangan deh" ucapnya sambil merapikan bunga² yang akan di berikan ke jessica.
"amanda lo yakin? apa lo yakin juga dia suka sama perempuan? lo kan tau dia pacarnya dion, jangan lakuin hal bodoh ini deh ya gue mohon gue ngga mau lo di apa ²in lagi sama mereka" ucapku memohon tapi aku melihat dia menatapku dengan tatapan tajam nya.
"oke lo disini aja biar gue sendiri!" ucapnya dan pergi begitu saja.
Aku yang merasakan firasat tidak enak pun langsung menyusul amanda yang saat ini sudah berada di depan jessica dan teman²nya.
"amanda yang melakukan tapi kenapa gue yang merasa takut gini ya" batinku saat melihat amanda yang sudah berjongkok sembari menekuk satu kakinya dan lututnya menempel di bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAN'GANA (HIATUS)
Teen FictionBagaimana jika seorang kakak kandung nya sendiri yang lahir dari rahim yang sama dari seorang wanita menyimpan perasaan lebih ke adiknya?. Dan hadirnya seorang gadis dari keturunan Richard mampu membuat hidup gelapnya yang dulunya hanya di penuhi de...