Khawatir

436 25 0
                                    

Gana POV

Aku membuka mataku dan menajamkan indera penciuman ku yang saat ini seperti bau obat. Aku melihat sekeliling yang ternyata bukan tempat tidurku, aku bener² sangat membenci bau obat. Aku tau sekarang aku dimana dan untuk yang kedua kali nya aku harus terbaring tak berdaya seperti mayat hidup di tempat laknat ini. Aku mengingat sesuatu bahwa saat ini aku sedang berada di paris dan aku kembali mengingat kejadian di bandara di saat aku berhasil menghabisi 14 komplotan perampok itu.

Saat ini aku merasakan tenggorokan ku yang merasa sangat kering seperti tidak terisi apa² selama sebulan. Aku menggeser tubuhku yang saat ini masih terasa lemes besti, tetapi saat aku ingin menggerakkan tangan kanan ku untuk mengambil gelas yang berada di atas nakas aku benar² merasa linu di bagian lengan ku. Aku yang tak tahan dengan tenggorokan ku yang sudah ngorong² ini mencoba mengambil dengan tangan kiri ku, namun bukannya gelas itu berhasil aku raih justru malah terjatuh dan berubah menjadi kepingan seperti masa laluku. Alhasil aku tidak mendapat apa² dan hanya mendapat rasa sakit nan ngilu yang berada di lengan ku ini.

"ahrgg bener² pria bajingan itu membuatku tak berdaya seperti ini" ucapku geram namun terdengar lirih karna tenagaku benar² seperti di kuras.

Ceklek!!

Saat aku ingin memencet tombol merah, tiba² seorang lelaki tampan yang masih terlihat sangat muda menghampiri ku dengan mengenakan jas putih dan stetoskop yang menggantung di lehernya.

Aku terkejut tak percaya melihat lelaki itu yang saat ini sedang tersenyum hangat ke arahku. Namun dari tatapan matanya dia memperlihatkan rasa khawatirnya, dengan air mata yang saat ini sudah membasahi pipinya.

"akhirnya adik abang sudah bangun" ucap nya dengan suara berat nya.

"apa kamu haus?" tanya nya setelah melihat pecahan gelas yang aku jatuhkan itu. Aku pun langsung mengangguk cepat dan lelaki itu hanya tersenyum dan langsung mengambilkan gelas yang berisikan air putih.

Aku langsung menenggak nya tanpa sisa sedikit pun, membuat si lelaki itu menggeleng kan kepalanya.

"duh sampai habis gitu dalam hitungan detik" ucapnya.

"iya bang kering banget ni tenggorokan seperti tak terisi berapa bulan" ucap ku setelah memberikan gelas kosong itu padanya.

"haha abang tau kamu itu seneng minum air putih. Makanya baru 3 hari aja ngga minum air putih tenggorokan mu seperti tak terisi selama sebulan." jelas nya membuat ku cengo.

"kamu tertidur selama 3 hari gana, bikin orang khawatir aja" sambungnya dan aku langsung membulat mataku, sedetik kemudian aku langsung biasa saja. Karna sesungguhnya aku sangat merindukan sosok lelaki yang saat ini berdiri dengan gagahnya di depanku, dan sudah berhasil menjadi dokter termuda di dunia di saat umur nya yang masih 17 tahun. Namun sekarang lelaki itu udah menginjak umur 21 tahun yang otomatis dia sudah 5 tahun lamanya menjadi seorang dokter muda.

"bang jordan gana kangeeen tau" ucapku manja sambil memanyunkan bibirnya membuat bang jordan terkekeh.

Ya, lelaki itu atau dokter muda itu adalah bang jordan. Abang sepupu aku sekaligus anak satu-satunya dari om rian. Bang jordan adalah abang sepupu aku yang sudah benar² aku anggap sebagai abang kandung aku.

Bang jordan merentangkan tangannya kearah ku, sambil tersenyum ngeledek membuat ku sangat ingin meninju wajah tampan nya. Dia pikir setelah dia merentangkan tangan nya aku bisa langsung menubruknya gitu? dasar sepupu laknat.

Aku hanya mengepalkan tanganku ke arahnya membuat bang jordan tertawa kecil dan langsung memelukku dengan hati² karna mungkin takut akan mengenai luka di lenganku.

VAN'GANA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang