Vania POV
Saat ini aku sedang mengikuti gana. Setelah perginya gana dari kelas karna kesalahan kemarin yang aku ungkit membuatnya bolos sekolah dan dengan bodohnya aku mengikuti nya! Tapi tak apalah biar aku tau juga apa yang mau dia lakukan setelah bolos dari seko Q5 pinklah pergi ke rumah atau ketempat lainnya. Dan ternyata benar saat ini gana memarkirkan mobilnya di depan club.
"kenapa dia kesini? apa dia selama ini selalu menghabiskan waktu nya di tempat seperti ini? Tapi di liat² dari wajahnya dia tidak seperti penikmat alkohol." pikirku.
Aku langsung mengikuti gana sebelum kehilangan jejak. Tapi aku di buat heran karena gana bukannya masuk tapi malah membelokan badannya menuju belakang.
"its langkah nya penuh teka teki seperti hidupnya." gerutuku.
Dan ternyata dia lewat pintu belakang 'akalnya bener² cerdas' pikirku.
Saat ini gana sedang duduk bersama bartender club ini! Setelah aku amati ternyata bartender itu seorang pria namun berpenampilan layaknya wanita. Aku melihat gana seperti sangat dengan bartender itu 'mungkin karna dia sudah langganan di sini' pikirku! Dan ku lihat gana sedang berbicara serius dengan pria itu dari tatapan matanya dia terlihat begitu serius! Tapi sayangnya aku tidak bisa mendengar apa yang di bicarakan gana dengan pria itu karna dentuman musik di club ini begitu keras. Aku berjalan menunduk dan langsung menuju ke belakang sofa yang sedang di duduki gana. Saat ini aku dapat mendengar apa yang di bicarakan gana dengan pria itu! Namun tiba² hatiku merasa teriris dan seperti di pincang² setelah mendengan setiap tutur kata yang keluar dari mulut gana.
"se brengsek itu? padahal dia selalu menyebut dion dengan sebutan lelaki brengsek. Namun ternyata dirinya yang jauh lebih brengsek!" batinku sambil menahan air matanya yang ingin keluar.
Aku langsung menundukkan kepalanya karna kepala gana menengok ke belakang. Aku langsung mengusap dadaku merasa aman karna gana tidak menyadari kehadiranku.
Ku dengar dia berpamitan dengan bartender itu. Setelah dia pergi aku langsung berdiri dan membuang nafasnya jauh².
Aku tidak mau berfikir buruk dulu tentang gana dan berasumsi sendiri jadi saat ini aku sedang menemui bartender itu untuk menanyakan hal tentang gana.
"permisi mas" ucapku kepada bartender itu yang sedang meracik minuman.
"eh iya kenapa beb?" tanyanya sambil meletakan minuman yang ia pegang.
"gila suaranya lembut banget gana yang cewe aja kalah" batinku.
Aku langsung menelan ludah ku dengan kasar setelah mendengar suara lembut darinya. Dan aku langsung tersenyum kearah bartender itu.
"mau minum apa beb" tanyanya lagi dan aku langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Bukannya aku ngga pernah minum² bahkan sering karna sepupuku juga punya club meskipun ngga terlalu besar seperti club ini. Dan juga aku kalo minum²an yang beralkohol memilih yang kadar alkohol nya tidak terlalu tinggi! Karna niat ku kesini hanya untuk mengikuti gana dan menguping setiap pembicaraan nya jadi aku langsung menolaknya. Kalo aku minum yang ada malah ketagihan lagi dan gagal dengan misiku.
"ngga mas gue kesini mau nanya aja boleh?" tanyaku sedikit ragu karna takut langsung di tolak mentah²an.
"ya tentu boleh dong beb, sok atuh kalo mau nanya" ucapnya membuatku lega.
"Tadi gue liat disini ada orang kok sekarang ngga ada, kira² kemana ya?" tanyaku pura² sambil celingak-celinguk seperti sedang mencari orang.
"oh itu gana beb dia sekarang udah pulang tu baru aja keluar belum lama si beb" jawabnya sambil menunjuk pintu belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAN'GANA (HIATUS)
Teen FictionBagaimana jika seorang kakak kandung nya sendiri yang lahir dari rahim yang sama dari seorang wanita menyimpan perasaan lebih ke adiknya?. Dan hadirnya seorang gadis dari keturunan Richard mampu membuat hidup gelapnya yang dulunya hanya di penuhi de...