Jam menunjukkan pukul 6.30 namun gadis yang saat ini masih berada di pulau kapuk tidak memperdulikan teriakan seseorang dari luar karna kamarnya ia kunci, dia tidak mikir apa gimana? kalo hari ini sekolah."DEMI APA INI BUKAN ANAK GUE!" teriak seorang wanita setengah paruh baya.
"gana bangun hei! gue coret dah lo kalo bikin darah gue naik turun teros." sambungnya dengan menggedor² pintu kamar milik gana.
Elina yang merasa cape karna pagi harinya harus membuang tenaga untuk membangun kan gana akhirnya memutuskan untuk turun kebawah dan menyerah.
10 menit kemudian akhirnya gana menggeliat dan melirik sekilas kearah jam dinding seketika gana langsung melompat dari tempat tidur nya menuju kamar mandi.
"aduh kenapa bisa sampe kesiangan begini" gumannya.
Gadis itu bener² bolot padahal semalem dia tidur cepat tetapi kenapa masih bisa kesiangan? ya itulah yang namanya kebiasaan.
Di sekolah
"van kok pujaan hati lo belum keliatan batang hidungnya dari tadi? ini udah jam 7 kurang loh" ucap agis namun vania hanya acuh.
Bukannya acuh tidak peduli namun vania sudah merasa lelah karna menunggu gana dari tadi. Sampe² pesan nya pun tidak di balas padahal centang dua abu² menandakan pesan itu masuk.
Dan vania juga udah menceritakan momennya kemarin bersama gana yang membuat nya terbayang ² sehari semalam, mungkin setiap detiknya.
"pak ikhwan datang! rapikan seragam kalian dan duduk dengan posisi nya yang teratur." teriak ketua kelas membuat seisi kelas langsung bergaduh karna akan hadirnya guru killer yang super galak itu. Semua siswa/i langsung memposisikan dirinya di tempat mereka masing.
Vania saat ini merasa gelisah memikirkan gana yang saat ini belum datang juga. Di tambah di jam pertama nya adalah pak ikhwan yang terkenal guru paling galak tanpa ampun.
"mati mati mati" ucap gana frustasi.
"pasti si ikhwanudin itu bakal nghukum gue tanpa ampun! gue harus cari cara" ucap gana sambil berfikir.
"ahay!" teriak gana tiba²
Kalo gana sudah begitu berarti dia mendapatkan ide cemerlang nya, bukan gana namanya kalo tidak punya cara untuk melindungi dirinya. Bukannya gana tidak mau bertanggung jawab atas kesalahannya! hanya saja gana tidak ingin membuat papah nya kecewa.
Saat ini gana langsung menuju ke ruang kepsek dimana di sana terdapat pak kepala sekolah yang notabennya adalah om gana. Mungkin ide gana tadi dia ingin meminta bantuan om nya.
Tok! tok! tok!
"permisi" ucap gana setelah mengetok pintu nya.
Ya walaupun pintu ruang kepsek tidak pernah di tutup selama jam pelajaran namun gana tidak pernah semena² untuk memasukinya sebelum mendapat izin dari si pemilik ruangan.
"masuk" terdengar suara pria dari dalam ruangan membuat gana langsung melangkahkan kakinya.
"pak rian yang terhormat saya mohon maaf karna telah mengganggu waktunya."ucap gana membuat rian tertawa kecil melihat tingkah keponakan nya.
"saya tau pasti hadirmu kemari hanya ingin meminta bantuan saya bukan?" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas² di depannya.
"om tolongin gana lah, gana udah beberapa kali bolos sekolah dan itu membuat papah marah" ucap gana dengan memelas kan raut wajahnya.
"yah om tolongin gana... gana janji ini yang pertama dan terakhir untuk gana terlambat." sambungnya dengan tangan memohon.
Rian melihat gana yang sedang memohon padanya membuat nya tidak tega. Bagaimana pun juga rian tidak ingin keponakan nya kembali mendapat amukan dari kakaknya, karna dia tau gimana mengerikannya ketika kakaknya sedang marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAN'GANA (HIATUS)
Teen FictionBagaimana jika seorang kakak kandung nya sendiri yang lahir dari rahim yang sama dari seorang wanita menyimpan perasaan lebih ke adiknya?. Dan hadirnya seorang gadis dari keturunan Richard mampu membuat hidup gelapnya yang dulunya hanya di penuhi de...