Saat ini di depan sebuah ruangan tertempel pengumuman di papan mading yang saat ini sedang di krubungi banyak siswa dan siswi SMA perwira. Begitupun dengan tujuh gadis yang saat ini sedang mencoba menerobos kerumunan itu, tepat di depan mading seorang gadis berambut mullet sedang berdiri dan di belakang terdapat seorang gadis jangkung yang sedang berdiri.
"gan lo munduran napa si sesek gila berasa di duduki jerapah anjir" ocehan gadis di depannya sambil mendorong tubuh gadis jangkung di belakang dengan sikutnya.
"jan salahin gue elah tubuh lo nya aja yang terlalu pelit" jawabnya sambil membenarkan tasnya yang melorot.
"alah bacot lo, its gana! mundur anjirrr sialan lo setan" ucapanya sedikit keras membuat gana langsung merentangkan tangannya yang panjang dan membuat anak² yang lainnya langsung memundurkan langkahnya.
"gimana aman kan?" tanya gana dan langsung di balas anggukan antusias oleh gadis di depannya sambil mengacungkan ibu jarinya.
"jadi lo sekalian cariin nama gue ya" sambungnya dan hanya di jawab deheman olehnya.
"WOI! gana agis percuma lo buang² keringet di sono orang nama lo dimari nih" tiba² teriakan lantang dari seseorang membuat gana dan agis membalikkan badannya dan langsung menuju pemilik suara yang sedang berdiri di mading satunya lagi.
"hah hah gila gila gila ini gila banget tu orang kok keringet nya pada bau² banget ya" ucap agis sesampainya di depan mading.
"keringet lo juga bau tuuyull" sahut gana sambil mengeplak kepala agis namun tidak terlalu keras. Dan agis pun mau membalasnya namun tidak sampai karna tubuh gana terlalu tinggi untuknya.
"hana mana nama gue jan ngibul lo" sambungnya lagi sambil mencari namanya di papan mading.
"katarak mata lo ini nama lo ini jamal" jawabnya sambil mendorong kepala gana pas ke depan namanya, untungnya posisinya gana lagi membungkuk kan badannya makanya dengan mudah hana mendorong kepala gana.
Gana pun langsung menyipitkan matanya pas melihat nama yang tidak asing berada di bawah namanya " vania larissa riquelme richard?" lirih gana.
"eh minggir jamal gantian ngapa! udah badan kek jerapah nghalangin papan mading lagi" ucap agis dengan jengkel karna sedari tadi gana berdiri di depan papan mading dan menghalangi agis untuk mencari namanya. Gana pun langsung memundurkan badannya membiarkan agis menikmati papan mading itu.
"akhirnya kitaa sekelass lagi choooyyyyy di tambah lagi ada naomi my wife" teriak agis membuat gana dan yang lainnya menutup telinga.
"vania juga sekelas sama kita kah?" tanya gana langsung mendapat anggukan serentak dari temen²nya.
"hai" tiba² datanglah lima gadis yang saat ini sedang menjadi bahan ghibah agis dan yang lainnya tapi tidak dengan gana karna gana tidak suka mengghibah.
"haiii" jawabnya bersamaan.
"kalian sekelas lagi kah?" tanya naomi.
"iyadong beby, malah sekarang kita satu kelas" jawab agis membuat vania menatap gana sekilas yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"kita?" tanya vania.
"iyaa kita semua vaniaa. Dan lo sekelas sama si kulkas itu" jawab dila sambil melirik gana namun tak di gubris olehnya.
vania pun hanya ber oh ria.
"yaudah yo gaess kita masuk dan mencari tempat duduk yang nyaman aman dan higienis" ucap anggi dengan nada alaynya.
"najis imut lo begitu?" tanya marsya sambil memasang muka jijiknya.
Gana pun langsung masuk tak memperdulikan mereka namun tersenyum sekilas kearah vania yang juga ikut tersenyum. Gana langsung menuju meja andalannya yaitu meja paling pojok dan langsung di ikuti oleh agis.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAN'GANA (HIATUS)
Teen FictionBagaimana jika seorang kakak kandung nya sendiri yang lahir dari rahim yang sama dari seorang wanita menyimpan perasaan lebih ke adiknya?. Dan hadirnya seorang gadis dari keturunan Richard mampu membuat hidup gelapnya yang dulunya hanya di penuhi de...