2. Cowok Sialan.

45 32 9
                                    

Jangan lupa vote ya! Btw, aku update 2 part sekaligus ya, soalnya beberapa hari kedepan mau fokus buat ujian, takut ga sempat buat update hehehe. Happy reading, guys!

•••

Livi akhirnya sampai di SMA Lentera Bangsa dan segera memarkirkan motornya di parkiran yang sudah disediakan sekolah. Livi mulai mencari kelas yang ia tuju. Hampir semua kelas sudah ditutup pintunya karena mungkin pelajaran sedang berlangsung.

Sudah setengah jam lebih, Livi mencari kelas yang dituju tapi tidak ketemu. Sebenarnya, Livi sudah mengetahui dimana letak kelasnya. Namun maklum saja, Livi memang sulit untuk mengingat suatu tempat.

Livi berhenti melangkah karena lumayan melelahkan berjalan hampir mengelilingi sekolah. Livi berniat menanyakan pada guru tapi bukannya berhasil menemukan kelasnya, pastinya guru-guru akan tau jika Livi terlambat dan akan menghukumnya. Entah hukumannya adalah menyapu halaman, membersihkan gudang sekolah, atau mengepel kamar mandi, Livi tidak tahu. Membayangkannya saja sudah membuat Livi merinding.

Saat hendak melanjutkan langkah mencari kelasnya, tiba tiba pundaknya ditepuk dua kali oleh sebuah telapak tangan besar.

Livi tidak menoleh dan malah berteriak, "BELINDA, LO APA-APAAN SIH GAUSAH GANGGUIN GUE! GUE EMOSI TAU NGGAK?! NYARI KELAS GA KETEMU MULU HERAN, BANGSAT!"

"Dasar adik kelas belagu. Teriak-teriak, ngomong kasar, terlambat. Hari pertama masuk kelas 10 aja udah mau bikin onar. Sama sekali ga mencerminkan kalo lo cewek."

Livi sempat kaget bercampur marah mendengar suara berat dibelakangnya. Livi dengan cepat menoleh. Ternyata memang bukan Belinda yang menepuk pundaknya tadi, melainkan adalah seorang laki-laki bertubuh tegap, tinggi, dada bidang, rambut berkilau dan tatapan datarnya. Laki-laki tersebut memakai hoodie berwarna abu-abu.

•••

Bima Satriawansa. Seorang laki-laki berumur 19 tahun yang merupakan Ketua Osis di SMA Lentera Bangsa. Bima sekarang menduduki kelas 11. Dia cukup digemari cewek-cewek di sekolah ini karena pesonanya. Bagaimana tidak? Dia cowok pintar, bertalenta, berbadan tinggi, tampan, dan juga sikap cuek dan ekspresi datarnya yang selalu berhasil membuatnya cukup digemari dikalangan cewek cewek. Berbeda dengan kalangan cowok yang selalu menatap sinis jika Bima lewat dihadapan mereka. Mungkin iri dengan pesona Bima. Namun dibalik pesonanya, Bima sangat ahli mengeluarkan kata-kata pedas yang kadang bisa bikin orang kena mental.

 Namun dibalik pesonanya, Bima sangat ahli mengeluarkan kata-kata pedas yang kadang bisa bikin orang kena mental

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Livi sempat terpaku melihat ketampanan Bima. Tanpa ia sadari, perasaan marahnya tadi perlahan hilang ketika melihat Bima yang begitu tampan, hingga tak sadar mulutnya menganga lebar. Sementara yang ditatap hanya tetap pada ekspresi datarnya, walau sempat sedikit mengernyitkan dahi melihat Livi yang mulutnya sampai menganga.

Tanpa bicara lagi, Bima menarik tangan Livi entah akan dibawa kemana. Livi yang sudah terlanjur terpesona hanya bisa menurut dan mengikuti langkah Bima.

•••

Sampailah didepan kamar mandi sekolah. Otak Livi yang memang rusak mulai membuat imajinasi dikepalanya.

"Lo harus dihukum. Di kamar mandi ini lo harus-" ucapan Bima terpotong karena tiba tiba Livi juga ikut berbicara.

"Iya sayang, aku tau kok harus apa, tapi emangnya kamu bawa pengaman?" ucap Livi dengan senyum penuh arti. Jari telunjuknya tiba-tiba bergerak menyusuri rahang Bima.

"Terlambat masuk kelas, teriak-teriak gajelas, ngomong kasar, otak jorok, mana pake liptint warnanya merah banget, rambut sok-sokkan diwarnain coklat. Kayak tante tante. Sangat menjijikkan. Cewek kayak lo gapantes sekolah di SMA Lentera Bangsa." ucap Bima sambil menepis kasar telunjuk Livi yang sempat menyentuh rahangnya.

"HAH L-LO! WAH, ANJING!!"

Livi yang geram langsung berniat menendang alat vital Bima, tapi dengan sigap Bima melangkah mundur. Itu membuat Livi terjatuh duduk karena berakhir terpeleset lantai keramik di depan kamar mandi sekolah. Livi diam saja, ia menahan sakit dan malu. Livi belum kunjung berdiri, tapi Bima tetap tidak ada pergerakan menolongnya.

"Bersihkan kamar mandi. Sampai bersih. Walaupun sebentar lagi bel istirahat, tetap bersihkan kamar mandi. Tidak diizinkan berhenti. Hukuman yang cukup untuk cewek belagu kayak lo."

Livi menatap Bima penuh dendam, ia berniat akan meluapkan amarahnya habis habisan ke Bima. Tapi dari sisi lain, muncul sosok hantu yang sangat menyeramkan.

"JANGAN SAKITI LIVI!"

Sosok hantu itu benar benar menyeramkan. Berbaju putih panjang yang dipenuhi bercak darah, tangan yang kulitnya terlihat mengelupas, kuku hitam panjang, dan wajah hancur penuh darah. Matanya melotot dan salah satu matanya keluar. Rambut panjang hitam yang kusut menambah seram sosok itu.

Livi mengamati sosok itu dan tau bahwa sebenarnya itu adalah Belinda yang menampakkan wujud aslinya.

"Woi, Belinda! Lo bodoh apa gimana? Bima pasti gabakal bisa liat lo," ucap Livi dalam hati yang bisa didengar Belinda karena bangsa jin bisa mendengarnya walaupun kita hanya berbicara dalam hati.

Mendengar ucapan Livi, Belinda mematung dan merutuki dirinya yang benar-benar bodoh. Namun alangkah terkejutnya Belinda dan Livi ketika Bima tiba-tiba berbicara.

"Heh, cewek Belanda. Gue pasti ga takut sama lo. Daripada capek-capek nakutin gue, mending tolongin temen manusia lo yang belagu itu," ucap Bima sambil melirik matanya ke arah Livi.

Selanjutnya entah darimana tiba-tiba ada seorang laki-laki berdiri disamping Bima. Ia terlihat tertawa mengejek sambil menatap Livi dan Belinda bergantian. Jujur, sosok itu cukup tampan. Tidak kalah tampan dengan Bima. Sosok itu memakai baju seragam, layaknya seperti manusia. Tapi Livi langsung mengetahui jika itu bukan manusia, karena wajahnya pucat dan kerah kirinya terdapat sedikit noda darah. Bima beranjak pergi entah kemana disusul oleh sosok laki-laki berwajah pucat tadi.

Livi yang masih bingung hanya bisa memandang Bima dan sosok laki-laki itu, dengan penuh pertanyaan di kepalanya.

Bima bisa melihat Belinda? Bima indigo? Apakah sosok laki-laki tadi adalah teman Bima? Kenapa dia bisa mengikuti Bima?

"Livi, kamu gapapa?" ucap Belinda yang tiba-tiba menghampiri Livi dengan sosok yang sudah berubah menjadi Belinda yang cantik sama seperti biasanya.

"Minggir, kemana aja lo?! Dari pagi ga keliatan!"

Amarah Livi mulai muncul kembali.

"M-maaf, Livi"

Livi menatap malas ke arah Belinda. Livi segera berdiri dan mengambil alat pel untuk membersihkan kamar mandi, daripada dia dapat hukuman yang lebih berat lagi. Livi membersihkan kamar mandi dengan penuh kekesalan dihatinya. Ingin rasanya ia mencabik-cabik muka Bima.

•••

Karena terlalu sibuk membersihkan kamar mandi, Livi sampai tak sadar jika Bima sudah berada disampingnya.

"Hukuman selesai."

Livi sedikit terkejut, ia melirik kearah Bima.

"Berarti gue boleh ke kantin dong sekarang?"

"Gak. Waktu istirahat udah habis. Istirahat tadi kan lo masih bersihin kamar mandi. Sekarang balik ke kelas. Kelas lo yang itu, tadi gue tau dari Bu Retno, wali kelas lo," ucap Bima sambil menunjuk ke salah satu pintu kelas.

Setelah mengatakan itu, Bima melangkah pergi.

"Ah! Waktu istirahat berharga gue! Cowok sialan. Awas, lo!"

"Jangan macem-macem sama Bima."

Livi terkejut saat mendengar suara laki-laki dibelakangnya. Livi pun berbalik. Kini di depannya ada sosok laki-laki berwajah pucat dengan baju seragamnya. Bukankah itu sosok yang bersama Bima?

•••

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang