Jangan lupa tinggalin vote! Happy reading!
•••
Nathan POV
"Tidak, kita pasti akan bertemu di kehidupan selanjutnya, Nathan. Tolong katakan pada Bima untuk menjaga Livi. Aku juga titip Livi kepadamu, tolong jaga ya. Terimakasih.. sudah menemaniku dan mencintaiku apa adanya."
Omongan Belinda tadi bener-bener bikin gue linglung. Baru aja kemarin, Belinda jadi pacar gue, tapi sekarang mau pergi. Habis Belinda ngomong gitu tiba-tiba ngilang, katanya sih mau kerumah Livi. Gue takut, kalo tadi itu pertemuan gue yang terakhir sama Belinda.
Gue jalan balik ke kontrakan Bima. Langkah gue lurus, tapi pikiran gue kemana-mana. Jauh sebelum gue kenal Belinda, gue cuma punya satu temen. Bima. Tapi setelah kenal Belinda, hari-hari gue berwarna banget. Walaupun belum ada seminggu kenal sama Belinda, gue udah nyaman banget.
Tinggal beberapa meter lagi, gue bakalan sampe kontrakan Bima. Waktu sampe ke kontrakan, gue liat si Bima lagi ngopi di teras kontrakannya.
"Dari mana aja lo, Than? Katanya sebentar, kok lama gak pulang-pulang?"
Gue menghela napas panjang.
"Kira-kira, gimana perasaan lo kalo temen terdekat lo hilang untuk selamanya?"
Bima yang lagi nyeruput kopinya langsung tersedak.
"LO MAU TINGGALIN GUE, HAH?!"
Gue tersenyum tipis.bBima kayaknya juga takut kehilangan gue.
"Kagak. Itu si Belinda," tanpa ba-bi-bu gue cerita sama Bima tentang Belinda yang mau pergi.
Bima ngedengerin gue serius banget sampe gue akhirnya selesai cerita.
"Gimana lagi, tugasnya udah selesai. Dia bisa ketemu nyokapnya dimana?"
"Gue gatau, Bim."
Gue bener-bener lesu, sama sekali gaada semangat. Jujur, gue takut banget kehilangan Belinda. Gue sayang Belinda.
Bima ngeliatin gue, ekspresinya keliatan kalo prihatin sama gue. Gue bener-bener bingung harus gimana. Gue butuh sendiri.
"Bim, gue mau sendiri dulu."
"Hah? Tapi yakin lo gapapa?"
"Gapapa, gue sekarang malah khawatir sama Livi. Gue aja sampe lesu kek gini apalagi Livi."
Bima keliatan kaget. "ANJIR, OH IYA! LIVI GIMANA ANJING?!"
"Telpon aja kali, Bim."
"Gapunya nomornya Livi."
"Lo punya kontaknya Geby? Coba tanya sama dia, pasti punya nomor Livi. Dia kan temennya Livi."
Bima mengangguk anggukan kepalanya setelah menanggapi omongan gue. Gue langsung beranjak pergi, gue lagi pengen sendiri. Bima yang tahu pun ngebiarin gue pergi.
"Belinda, gue harap lo ga pergi."
•••
Belinda POV
Aku sedang berada di ayunan depan rumah Livi. Tempat dimana aku pertama kalinya bertemu Livi. Ayunan ini juga pernah dinaiki Nathan. Aku sedang mengingat waktu dimana tadi pagi aku bertemu dengan mama.
Flashback On
Aku sedang jalan-jalan pagi dengan Nathan. Kami bertukar candaan sepanjang jalan. Tiba-tiba Nathan mengatakan padaku bahwa Nathan harus menemani Bima yang akan pergi sekolah. Mendengar kata pergi sekolah, aku pun langsung teringat Livi. Karena Nathan harus menemani Bima dan aku harus menemani Livi juga, kami berdua berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah
Teen FictionHanya menceritakan seorang perempuan yang dipertemukan oleh seorang laki-laki. Livi dan Bima. Keduanya mempunyai kelebihan yang sama, yang tidak dimiliki oleh semua orang. Indigo, mampu melihat 'mereka' yang tak kasat mata. Livi, mempunyai keluarga...