21. Misterius.

32 19 4
                                    

Follow dulu sebelum bacaaa, awas kalo ga follow. Yaaa, kalo ga follow, minimal vote dong bestie. Happy reading!

•••

"Jangan dateng lagi, pergi."

Laki-laki itu berjalan 1 langkah mendekat ke arah Livi. "Livi? Lo kenapa?"

"Pergi."

"Lo marah sama gue? Gue-"

"Pergi, Bima!"

Ya, laki-laki itu adalah Bima. Bima menaikkan satu alisnya, ia heran dengan sikap Livi. "Apa dia marah sama gue? Harusnya gue yang marah sama dia," batin Bima.

"Yaudah kalo lo marah gue minta maaf deh."

"Pergi! Gausah ganggu gue, lo bukan Bima yang asli," sentak Livi seraya telunjuknya menunjuk ke arah pintu kamarnya. Mendengar ucapan Livi, Bima membulatkan matanya.

"Lo buta, Vi? Jelas-jelas ini gue."

"Bukan!"

"Iya!"

"Bukan!"

"Iya!"

"Cukup!" ucap Livi sambil mengacak rambutnya frustasi. Livi sangat sebal mendengar hantu didepannya yang sangat menjengkelkan. Hantu? Ya, Livi menganggap ini bukan Bima yang asli melainkan jin lain yang menyerupai Bima. Livi mengira jika Bima benar-benar kecelakaan dan meninggal seperti yang dikatakan teman-temannya.

"Lo itu jin yang cuma niruin Bima! Lo kalo mau niruin sih bodoamat, tapi jangan bikin gue sebel anjing!"

Bima yang mendengar itu sampai membuka mulutnya. Bima sangat terkejut dan tidak menyangka jika Livi berkata seperti itu. Namun beberapa saat kemudian, Bima tertawa terbahak-bahak karena ucapan Livi yang terdengar sangat bodoh menurut Bima.

"Hahahahaha! Apa? Jin? Bwahahahaha! Lo gue cuekin bentar aja udah gila kayak gini! Hahahaha!"

Livi yang mendengar itu menjadi sangat sebal. Ingin rasanya Livi memukul hantu didepannya ini. Sempat terlintas pikiran bahwa selama ini, tidak ada hantu yang berhasil Livi sentuh. Namun Livi mengenyahkan pikirannya. Livi tetap berniat memukul hantu Bima itu walaupun pasti akan tembus dan tidak mengenainya.

Bugh!

"Arghhh! Lo ngapain bangsat?!"

Livi terkejut ketika pukulan di perut Bima ternyata tidak tembus dan mengenai Bima. Bima sampai mengeluh kesakitan karena perutnya mendapat pukulan mendadak dengan sangat keras.

"Eh, Bima! Aduh! S-sakit banget, ya?" tanya Livi tampak khawatir.

"Iya anjing. Lo kenapa sih mukul gue?!"

"M-maaf."

"Ah gila, perut gue!" teriak Bima sambil memegang perutnya.

"Eh, aduh! Tambah sakit ya? Lo tiduran dulu di kasur gue aja deh."

Bima pun segera menidurkan badannya di kasur Livi. Bima yang terlihat kesakitan itu pun membuat Livi panik. Pukulan yang Livi berikan tidak tanggung-tanggung, karena Livi mengira pukulannya akan tembus dan tidak perlu khawatir untuk mengeluarkan pukulan kerasnya. Namun dugaannya salah, pukulan tersebut mengenai perut Bima dan kini Bima kesakitan. Livi bingung harus berbuat apa.

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang